Sudah hampir tiga bulan Lisa dan Jungkook tidak pernah bertemu. Mereka hanya bisa melepas rindu dengan video call atau membalas pesan singkat.
Kesibukan keduanya yang membuat mereka menjadi tidak bertemu. Jungkook yang memang sudah sibuk dengan jadwal kegiatannya sebagai idol harus ditambah dengan jadwal barunya, yaitu bertemu dengan Sana.
Awalnya Jungkook mengira semua akan selesai dalam satu bulan tapi ternyata ia salah, karena tersebarnya rumor mengenai hubungannya dengan Sana hanya sebagai pengalihan isu membuat semuanya menjadi lebih runyam. Susah membuat publik percaya pada kebenaran hubungannya dengan Sana, dan hal itu membuat ia harus lebih banyak bersama dengan gadis itu dibandingkan dengan Lisa.
Sial! Jungkook merasa dirinya adalah lelaki bajingan yang tak bisa menepati janji. Ia sudah berjanji akan selalu bersama Lisa. Ia sudah berjanji tak akan membuat Lisa menghadapi semuanya sendiri. Ia sudah berjanji akan selalu berada di dekat Lisa. Ia sudah berjanji tak akan menyakiti Lisa. Tapi ternyata semua janjinya hanya omongan belaka. Jungkook kembali ingkar.
Jungkook tidak tahu bagaimana cara agar dapat menebus kesalahannya. Ia berharap Lisa bisa memaafkannya, walaupun pemuda seperti Jungkook memang tidak akan pernah bisa termaafkan. Tapi Jungkook hanya bisa berharap Lisa tidak pergi lagi dari dirinya.
Jungkook mengajak Lisa pergi berkencan berdua, karena hanya itu satu-satunya ide yang muncul dalam pikirannya untuk menebus kesalahannya. Tetapi bukan apartemen miliknya atau Lisa yang menjadi tempat mereka berkencan saat ini. Jungkook membawa Lisa ke sebuah padang rumput yang indah.
Hamparan rumput yang begitu luas di pinggir kota. Dan perbukitan yang berada disekitarnya membuat tempat itu menjadi sejuk. Ditambah cuaca yang indah di siang hari. Matahari tak begitu menyengat, karena awan yang menghalanginya. Langit juga tak terlalu berawan karena langit biru yang masih bisa terlihat dengan jelas.
[foto; © pinterest]
Jungkook membawa Lisa ke tempat yang indah itu agar gadis itu bisa mendengarkan penjelasannya. Jungkook berharap Lisa bisa mendengar semua ceritanya dalam tiga bulan akhir-akhir ini. Ia ingin Lisa bisa mengerti dan memaafkannya. Mungkin itu satu-satunya cara yang terlintas dalam pikiran Jungkook.
Jungkook memandang Lisa yang berada disebelahnya. Wajah gadis itu tampak riang ditambah tatapannya yang hangat memandang langit biru yang berada di atas mereka. Entah apa yang harus Jungkook syukuri, pemandangan yang indah atau gadis cantik yang selalu sabar berada disebelahnya.
Keduanya sedang duduk bersantai di tengah-tengah hamparan rumput yang luas. Sebenarnya Jungkook sudah mempersiapkan kencan mereka dengan membawa tikar untuk mereka duduk dan makanan ringan yang akan menemani mereka.
Jungkook mengenggam tangan Lisa yang sedang gadis itu gunakan sebagai penyangga beban tubuhnya. "Maaf, Hwang."
Lisa menoleh ke arah Jungkook dan mendapat tatapan Jungkook yang lesu. "Jeon, kenapa?"
Jungkook mendekati Lisa, lalu mendekap gadis itu. Jungkook menyembunyikan kepalanya dibalik ceruk leher Lisa. Menghirup wangi yang selama ini ia rindukan. Jungkook bertumpu pada pundak Lisa sebagai satu-satunya tempat ia bersandar.
Semua orang berpikir kalau Jungkook adalah pemuda yang kuat. Ia memang pemuda yang kuat, ia selalu menyelesaikan masalahnya sendiri. Tapi sekuat apapun pemuda itu, pasti ia membutuhkan tempatnya untuk bersandar.
Beban yang berada di pundak Jungkook terlalu berat, dan ia tak mampu untuk menyanggah beban itu sendiri. Ia butuh pundak bersandar untuk menurunkan bebannya sejenak.
Lisa mengelus kepala Jungkook seraya menatap pemuda itu khawatir. "Kamu kenapa?"
Jungkook menengadahkan kepalanya untuk menatap Lisa. "Maaf, karena aku nggak bisa nepatin janji aku ke kamu. Dan maaf karena udah bikin hati kamu sakit lagi."
Lisa menangkup wajah Jungkook, lalu menggeleng. "Nggak usah minta maaf. Bukan salah kamu, Jeon."
Jungkook mengelus tangan Lisa yang masih berada di wajahnya. "Kenapa kamu pilih aku, Lisa? Kenapa harus cowok bajingan kaya aku yang kamu pilih?"
"Aku terlalu beruntung mendapatkan kamu. Kamu terlalu sempurna untuk aku, Lisa. Dan kenapa aku nggak bisa jadi pendamping yang pantas buat kamu?" lanjut Jungkook.
"Kamu bukan cowok bajingan, kamu jauh dari kata itu. Kata siapa kamu nggak pantas buat aku? kamu lebih dari pantas buat aku," Lisa tersenyum lembut ke arah Jungkook. "Jangan pernah menilai diri sendiri hanya dari sudut pandang kamu, Jeon. Karena menurutku kamu adalah cowok hebat, dan aku bangga sama kamu. Terimakasih karena sudah menjadi Jeon Jungkook yang saat ini."
Jungkook membalas senyuman Lisa. Ia mencium tangan Lisa yang berada di wajahnya.
Jungkook akui ia selalu merasa jatuh pada Lisa setiap harinya. Senyuman gadis itu, sifat gadis itu, dan semua yang berada di dalam diri gadis itu selalu bisa membuat Jungkook jatuh.
Setiap harinya Jungkook merasa seperti seorang remaja yang sedang dimabuk asmara. Jungkook selalu merasa harinya berbunga karena ada Lisa yang berada disampingnya. Dan ia tak pernah salah menjatuhkan hatinya pada Lisa.
"Makasih," ucap Lisa.
Jungkook menaikan sebelah alisnya. "Makasih kenapa?"
"Udah bawa aku ke tempat yang indah ini," Lisa memandang ke sekelilingnya, tempat hijau yang indah dan asri. "Kamu tahu darimana tempat kaya gini?"
"Dari Bang Johnny," jawab Jungkook.
"Kalo gitu makasihnya buat Bang Johnny aja deh," ucap Lisa yang sudah tidak memandang ke arah Jungkook lagi.
Jungkook mencoba untuk membalikan tubuh Lisa agar menatapnya lagi, lalu menyatukan alisnya tidak suka. "Kok malah jadi ke Bang Johnny?"
"Kan dia duluan yang tahu tempat ini."
"Tapi kan aku yang ajak kamu kesini," ucap Jungkook dengan nada ketidaksukaan yang berada didalamnya.
Wajah Jungkook sudah berubah, wajah lesunya sudah berganti dengan wajah kesal menahan emosi. Nyatanya pemuda itu cemburu pada Johnny. Padahal Lisa hanya mengatakan terimakasihnya kepada Johnny.
Lisa tertawa melihat wajah Jungkook yang menurutnya sangat lucu.
Jungkook semakin kebingungan dengan sikap Lisa yang tiba-tiba tertawa. "Kenapa? Kok kamu malah ketawa."
Lisa mencoba meredakan tawanya seraya memegang perut. "Muka cemburu kamu bikin lucu."
Jungkook langsung mengalihkan wajahnya. "Nggak cemburu."
"Bohong," ucap Lisa seraya menowel perut Jungkook.
Jungkook mencoba untuk menghindar dari Lisa. Tapi semakin menghindar, Lisa malah terus menyerangnya dengan menusuk perut Jungkook dengan jari-jari kecil milik gadis itu. Dan Lisa terus tertawa seperti mengejek wajah Jungkook.
Tentu saja Jungkook tidak terima, ia harus membalas Lisa. Jungkook membalikan tubuhnya untuk menatap Lisa. Menahan tangan gadis itu, lalu mulai mengelitik Lisa dibagian leher hingga perut. Hal itu sukses membuat Lisa tertawa geli hingga jatuh tertidur.
Dan pada hari yang cerah ini, kedua insan tersebut menghabiskan waktu bersama. Dari mengobrol hal yang tidak penting hingga obrolan yang berat mengenai masa depan.
Jungkook sangat senang karena ia bisa kembali melihat tawa dari wajah Lisa. Tawa yang tanpa ia sadari sangat ia rindukan. Sungguh ia sangat takut jika suatu saat tawa itu kembali redup dan digantikan oleh tetesan air mata. Jungkook tidak ingin melihat Lisa kembali menangis. Tapi saat ini ia malah membuat suatu kesalahan. Bagaimana jika gadis itu kembali menangis? Bagaimana jika ia kembali menyakiti Lisa lagi?
***
Selamat Hari Minggu🙏 jangan lupa voment ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING
Fanfiction[completed] 𝙛𝙩. 𝙡𝙞𝙨𝙖, 𝙟𝙪𝙣𝙜𝙠𝙤𝙤𝙠; Lalisa, seorang gadis yang mengagumi BTS, boyband yang sedang terkenal saat ini. Mungkin hampir seluruh penggemar dari BTS memiliki keinginan untuk berkencan dengan salah satu anggotanya. Dan beruntungny...