part 6

963 125 4
                                    

"Lisa, kamu kenapa, sayang?" tanya Tiffany panik ketika melihat Lisa pulang dengan keadaan pipi memar dan sudut bibir yang berdarah.

Lisa hanya terdiam dan langsung duduk di sofa ruang tengah karena merasa tubuhnya yang masih lemas. Lisa tetap memegang kepalanya yang masih terasa pening. Wajahnya juga terasa sakit sekali, malah saat ini Lisa menjadi kesusahan untuk membuka mulut. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana ganasnya sasaeng Jungkook itu.

"Ibu ambil air dingin dulu ya, luka kamu itu harus dikompres," Tiffany segera berjalan pergi meninggalkan Lisa menuju dapur.

Duk!

Suara pintu yang tertutup terdengar di seluruh penjuru ruangan. Lalu, setelahnya Lisa dapat mendengar orang yang sedang berjalan menuju sofa ruang tengah.

"Bu, Lucas mau..." ucapan Lucas terhenti ketika melihat kondisi kakaknya yang bisa dibilang kacau, rambut yang berantakan dan wajahnya yang memar.

Lucas menghampiri Lisa, lalu duduk tepat di sebelah kakaknya itu. Lucas meringis ketika melihat luka memar yang sangat tercetak jelas di wajah Lisa. Entah kenapa Lucas sangat membenci melihat kakaknya seperti itu. Orang sialan mana yang berani melakukan hal buruk ini pada Lisa? Dan Lucas jamin orang sialan itu akan menyesal seumur hidup karena telah menghajar kakaknya.

"Kamu kenapa, Kak?" Lucas menelisik ke seluruh bagian wajah Lisa. "Siapa orang yang berani mukul Kakak sampe kaya gini? Bilang ke aku."

Lisa mencoba untuk membuka mulut perlahan tapi rasanya percuma saja karena semakin Lisa gerakan mulutnya maka luka yang ada di wajahnya akan semakin terasa sakit. Bahkan Lisa hanya bisa meringis dan tidak bisa menjawab pertanyaan dari Lucas.

"Ini sayang, kompres dulu pake ini ya," ucap Tiffany yang sudah kembali dari dapur, lalu duduk disebelah Lisa.

Tiffany mengompres luka memar Lisa secara perlahan. Lalu, mulai menyuruh anak sulungnya itu untuk memegang kain basah itu agar tidak terjatuh.

"Kamu ini kenapa, Lis? Bukannya tadi pas berangkat sama Jungkook kamu masih baik-baik aja, ya?" tanya Tiffany seraya merapihkan rambut Lisa yang berantakan.

"Bu, kayanya Kak Lisa nggak bisa ngomong deh," ucap Lucas.

Tiffany memukul lengan anak bungsunya itu. "Sembarangan kamu kalo ngomong! Nggak boleh kamu ngatain Kakak kamu sendiri jadi bisu. Omongan adalah doa, Dek. Jangan sembarangan ngomong lagi kamu."

Lucas yang menerima pukulan dari Tiffany hanya bisa meringis seraya mengelus lengannya. "Ih, maksudnya karena luka memar itu jadi susah buat buka mulut. Kalo buka mulut jadi sakit, benar nggak, Kak?"

Lisa hanya mengangguk sebagai jawaban untuk pertanyaan Lucas.

"Aduh, terus gimana dong, sayang? kita ke rumah sakit sekarang, ya," ajak Tiffany.

Lisa hanya mengangguk pasrah untuk menyutujui ajakan Tiffany. Karena sejujurnya Lisa pun sudah tidak bisa menanggung rasa sakit yang ada di wajahnya dan pening di kepalanya.

Akhirnya Lisa pergi ke rumah sakit bersama dengan Lucas dan Tiffany. Lucas yang mengendarai mobil sementara Lisa dan Tiffany berada di bangku tengah. Lisa menyandarkan kepalanya pada pundak Tiffany karena rasanya kepala Lisa sudah benar-benar ingin pecah saat ini. Lisa juga ingin tidur sebentar dan semoga saja ketika tidur rasa peningnya sudah mulai berkurang.

Lisa tidak menyangka jika berpacaran dengan Jungkook tidak hanya melukai batinnya tapi juga dapat melukai fisiknya. Lisa masih tidak tahu kenapa orang itu bisa mengetahui Lisa yang jalan bersama dengan Jungkook. Padahal Lisa yakin sekali saat mereka hendak pergi tadi tidak ada orang yang mengikuti mereka. Tetapi Lisa terus saja memikirkan mobil SUV hitam yang katanya Jungkook mengikuti mereka. Apa mungkin mobil SUV hitam itu kepunyaan dari orang yang menyerang Lisa?

ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang