part 21

636 80 0
                                    

Lisa kembali melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi. Setengah jam lagi Jungkook akan menjemputnya dan mereka akan pergi bersama. Dan hal itu membuat Lisa gugup.

Lisa masih tidak mengerti kenapa ia bisa nerima ajakan dari Jungkook.

Akhir-akhir ini Lisa merasa ada yang berbeda dengan dirinya. Ia bisa merasakan kembali kebahagiaan dan rasa nyaman ketika bertemu dengan Jungkook. Lisa memang sadar jika ia sudah sepenuhnya jatuh lagi pada pemuda bermarga Jeon itu. Tapi entah kenapa Lisa merasa kalau rasa ini salah. Karena ia tidak seharusnya merasakan hal ini kepada Jungkook.

Ia merasa keputusannya menjauhi Jungkook adalah keputusan yang tepat. Hal itu ia lakukan agar karir pemuda itu tidak hancur. Lalu, bila saat ini ia kembali menaruh rasa pada pemuda itu bukankah itu berarti ia sudah mengkhianati dirinya sendiri?

Dan rasa ini memang sepenuhnya adalah salah Lisa. Karena ia mengizinkan Jungkook untuk kembali ke dalam hidupnya. Menginginkan Jungkook untuk menjadi temannya walau ia tahu rasa yang hilang itu pasti akan segera kembali.

Ting! Ting! Ting!

Suara bel pintu terdengar menggema ke seluruh ruangan. Dan bunyi itu juga yang berhasil menyadarkan Lisa dari lamunannya.

Lisa berjalan menuju pintu tanpa melihat doorbell-nya. Karena Lisa tahu siapa tamunya yang membunyikan bel di pagi hari.

Lisa membuka pintu apartemennya dengan helaan napas yang panjang ketika melihat buket bunga matahari yang kembali ia terima.

[foto; © pinterest]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[foto; © pinterest]

"Lagi?" tanya Lisa kepada kurir yang memang sudah berkunjung ke apartemennya selama seminggu.

Kurir itu pun hanya mengangguk. "Lama-lama rumah mu akan berubah menjadi kebun bunga matahari."

Lisa tak menanggapi guyonan dari kurir itu. Ia sudah malas menerima buket bunga matahari yang ia terima selama seminggu ini. Bahkan ia sudah tidak lagi penasaran dengan pengirimnya. Lisa hanya ingin orang itu untuk berhenti mengirimkannya bunga matahari, bukannya Lisa tidak menyukai bunga matahari tapi jika terus-menerus seperti ini maka ucapan kurir itu akan sepenuhnya terjadi.

Kurir itu menyerahkan buket bunga matahari kepada Lisa bersamaan dengan secarik kertas yang harus Lisa tanda tangani sebagai tanda bukti terima.

Lisa menerima buket bunga itu dengan malas, lalu menandatangani kertas tersebut. Inilah kegiatannya di pagi hari yang sudah menjadi rutinitasnya dalam seminggu ini.

Dan setelahnya ia kembali masuk ke dalam apartemennya. Lalu, berjalan ke arah dapur untuk membuka salah satu lacinya. Lisa melihat ke dalam lacinya tapi sepertinya ia sudah tidak mempunyai vas lagi. Alhasil ia mengambil gelas besar miliknya untuk menjadi tempat bunga matahari yang pagi ini ia terima.

ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang