Tiga tahun kemudian...
Lisa sedang berada di cafe bersama dengan teman-teman kantornya. Mereka merencanakan untuk rapat dengan suasana yang berbeda. Mereka ingin menghirup udara segar di luar kantor, karena rasanya sangat pengap bila harus berada di dalam kantor.
Kali ini Lisa dan teman-temannya mendapatkan sebuah projek iklan yang besar. Projek yang mampu membuat bonus bulanan menjadi dua kali lebih besar dari biasanya.
Waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam, tapi rapat tak kunjung selesai. Mereka sama sekali belum menemukan ide yang pas untuk projek iklan kali ini.
"Kalo temanya tentang pantai gimana? Kan sekarang lagi summer tuh biar pas aja," ucap Rose sebagai departemen kreatif.
Minnie mengangguk. "Gua setuju tuh. Gimana anak produksi bisa diurus nggak?"
"Kita tanya dulu ke klien, mereka setuju nggak konsep yang kaya gitu. Kalo anak produksi sih siap-siap aja," ucap Mingyu.
Mereka memang masih membahas konsep yang akan mereka pakai untuk projek iklan kali ini, tanpa melibatkan klien. Dan ketika semua departemen setuju, maka mereka akan melakukan rapat lagi bersama dengan klien.
"Yeri, lu juga jangan lupa buat research tentang wardrobe yang lagi trend musim panas tahun ini," ucap Lisa kepada Yeri yang berada didepannya.
Namun gadis itu tidak mengindahkan ucapan Lisa. Yeri malah fokus pada televisi yang sedang menyala di dalam cafe. Televisi itu menyiarkan tentang acara penghargaan yang memang selalu dilaksanakan pada akhir tahun. Acara penghargaan bergengsi yang ditujukan untuk artis dan penyanyi di Korea Selatan.
"Yeri liat apaan sih, Lan?" bisik Lisa pada Lana yang duduk disebelahnya.
Lana melihat ke arah pandang Yeri, dan menemukan televisi yang sedang menyiarkan acara penghargaan itu.
"Tuh, lagi liat TV," Lana menujuk televisi yang berada dibelakang Lisa dengan jari telunjuknya.
Lisa membalikan tubuhnya untuk melihat televisi. Namun seketika tubuhnya mematung, ketika ia melihat pemuda itu lagi. Pemuda itu sedang diwawancarai bersama dengan keluarga kecilnya. Pemuda yang sudah ia coba lupakan selama tiga tahun. Pemuda itu adalah Jeon Jungkook.
Lisa melihat Jungkook dengan gadis kecil yang berada digendongannya. Gadis itu sangat cantik, ia mempunyai senyum Jungkook. Senyum yang membuat ketenangan bagi orang yang melihatnya. Bahkan hidung gadis kecil itu sangat bangir seperti Jungkook.
"Halo, siapa nama kamu?" tanya salah satu reporter yang sedang mewawancari mereka.
"Elisa," jawab gadis kecil itu.
Lisa membulatkan matanya terkejut. Gadis itu mempunyai nama yang mirip dengannya.
"Mengapa kalian menamakannya dengan Elisa? Apakah ada arti dibalik nama itu?" tanya reporter itu lagi.
"Elisa berarti sumpah Tuhan," jawab Jungkook, lalu mengalihkan pandangannya ke depan kamera. "Dulu aku sempat berjanji kepada seseorang untuk membahagiakannya dan tidak akan menyakitinya lagi, tapi aku malah mengingkari janji itu. Jadi kali ini aku ingin bersumpah agar bisa membahagiakan Elisa dan tidak akan pernah menyakiti Elisa. Aku juga ingin sumpah itu menjadi sumpah Tuhan untuk Elisa."
Lisa hanya bisa terdiam di tempatnya ketika mendengar jawaban dari Jungkook. Dadanya kembali sesak dan hatinya mencelos. Kenangan lama yang sudah lama terkubur kembali ia ingat lagi.
Sial! Lisa malah menangis. Mengapa ia harus kembali menangis?
Lisa buru-buru menghapus air matanya, lalu memasukan barang-barangnya ke dalam tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING
Fanfiction[completed] 𝙛𝙩. 𝙡𝙞𝙨𝙖, 𝙟𝙪𝙣𝙜𝙠𝙤𝙤𝙠; Lalisa, seorang gadis yang mengagumi BTS, boyband yang sedang terkenal saat ini. Mungkin hampir seluruh penggemar dari BTS memiliki keinginan untuk berkencan dengan salah satu anggotanya. Dan beruntungny...