part 23

597 68 0
                                    

Jungkook tersenyum sendiri melihat layar ponselnya. Ia berhasil menang dari Lisa. Dan itu artinya ia bisa mengajukan tiga permintaan yang tidak bisa Lisa tolak.

Sudah banyak permintaan yang ingin ia ajukan kepada gadis itu. Dimulai dari hal kecil yang ia inginkan sampai hal-hal yang menyangkut perasaannya. Jungkook ingin kembali menulis cerita bersama dengan Lisa. Jungkook sangat menginginkan Lisa sebagai akhir hidupnya yang indah.

"Ngapain lu, Kook?" tanya Taeyong seraya duduk disebelah Jungkook.

Saat ini Jungkook sedang berada di ruang latihan BigHit entertainment. Jungkook dan seluruh anggota BTS sedang berlatih untuk penampilan mereka di acara spesial music chart.

Dua minggu lagi music chart akan mengadakan acara spesial yang diadakan outdoor, dan dimeriahkan oleh beberapa Kpop idol. Acara dimeriahkan dengan pertunjukan beberapa grup yang akan berkolaborasi, dan idol grup lainnya yang akan menampilkan lagu lawas yang pernah booming pada masanya.

"Main HP, Bang. Masa makan kuaci," jawab Jungkook.

Taehyung yang mendengar jawaban dari Jungkook hanya bisa terkekeh, lalu menepuk pundak Taeyong. "Sabar, Tae. Mungkin doi lagi sensi mau datang bulan."

"Anjir," umpat Jungkook.

Jungkook yang kesal malah mendapat tawaan dari seluruh orang yang berada di ruang latihan.

"Mau gua beliin pembalut dulu nggak?" goda Hoseok yang berada di tengah ruangan.

Seluruh tawa menjadi lebih keras saat ucapan Hoseok itu terdengar oleh semua insan yang berada di ruang latihan. Namun, sepertinya hanya Jungkook saja yang terdiam sembari menatap tidak suka ke arah Hoseok dan Taehyung.

"Woy, kasian anak mamih udah mau nangis," ucap Johnny seraya meghapus air mata yang tiba-tiba turun.

"Anjing," umpat Jin yang malah melanjutkan tawanya melihat ekspresi wajah Jungkook yang sudah tidak bisa dijelaskan lagi.

"Udahan woy, kasian," ucap Jimin yang membela Jungkook. "Sini, nak. Mau kakak beliin permen nggak biar nggak nangis?" goda Jimin.

Jungkook awalnya ingin berterimakasih pada Jimin karena sudah membelanya, tapi ternyata pemuda yang satu itu juga sama saja seperti yang lainnya, menyebalkan. Bahkan Namjoon yang biasanya membela Jungkook hanya bisa tertawa renyah seraya memegang perut.

Jungkook sebenarnya tidak masalah bila digoda seperti itu, tapi kalau dibercandai setiap hari juga Jungkook bisa lelah. Jungkook terkadang berpikir bagaimana hidupnya di kehidupan sebelumnya, hingga di kehidupannya saat ini ia malah memiliki teman seperti itu semua?

"Gua punya dosa apa sih di kehidupan masa lalu? Sampe punya temen bangsat semua kaya kalian," ucap Jungkook dengan wajah nelangsanya.

"Gua nggak ikutan ya, Kook," ucap Taeyong.

"Gua juga, ya. Malahan gua daritadi ngebela lu," ucap Jimin dengan mengangkat kedua tangannya.

"Lu yang paling parah, bego," Suga yang berada di sebelah Jimin akhirnya memilih untuk memukul kepala pemuda itu.

Jungkook bangkit dari duduknya, mengambil tasnya yang ia taruh di pojok ruangan, lalu mulai berjalan menuju pintu keluar.

"Yah, jangan marah dong, Kook," ucap Namjoon saat melihat kepergian Jungkook. "Lu semua sih, bercandanya keterlaluan," ucap pemuda itu lagi kepada teman-temannya yang lain.

"Gua nggak marah asal jam Rolex udah ada di kamar gua malem ini," ucap Jungkook yang masih berada di ambang pintu.

"Eh, anjing, pura-pura lu," Taehyung melempar botol kosong yang ada digenggamannya ke arah Jungkook.

ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang