[ Mohon baca bab sebelum-sebelumnya biar nggak lupa sama alurnya ]
Bagian Dua Puluh Sembilan
"Kaleidoskop"
© 2020
- Kaleidoskop -
"Lo tau? lo itu kaya Kaleidoskop itu tuh, teropong yang bisa ganti-ganti warna."
- Kaleidoskop -
Selamat membaca kisah Adel !
"LO udah ngelihat hasil try out?”
“Ngapain? Gak penting juga.”
“Waow, enteng bener cocot lu.”
Gahara mendelik ke arah Adel. “Kenapa? Salah?” Sementara gadis itu hanya menggendikkan bahunya tak terlalu peduli.
"Ya gak ada.”
“Pasti ada apa-apanya.”
“Kaga anjir.”
“Owh, iri ya? Tercium tak mampus BosQue. Pal-pale pale”
“Alay,” gerutu Adel melihat tingkah Gahara. “Gue heran aja, Pak. Kenapa lo masih bersikap santai seperti di pantai, apalagi kata Maudy lo gak ikut SN ya?"
“Hooh.”
“Edan.”
“Santai ajah dong bebz, ngapain dipikirin sich. Kebanyakan mikir ntar pusying kayak gua.”
“Loh, beban pikiran lo selama ini apa? Kayak punya masalah aja.”
Gamblang dan tepat sasaran.
Enggak heran lagi, gaya bicara Adel selama ini membuatnya mengelus dada sabar. Terkadang Gahara berusaha bersikap biasa saja dan tidak memasukannya dalam hati.
Tapi, kali ini ucapan Adel menusuk dengan tajam tepat di hatinya. Gahara tak habis pikir lagi. Memberinya pelajaran agar setiap apa yang ingin ia omongkan, disaring terlebih dahulu.
Melihat Gahara yang hanya diam saja, Adel menggendikkan bahunya.
“Ga, tadi gue ngelihat ranking try out lo di mading,” kata Adel kembali membuka pembicaraan. Sepertinya yang tadi, hanya dianggap angin belaka, syukur lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black ; Kaleidoskop [1]
Ficção Adolescente"Lo sama aja kayak kaleidoskop. Teropong lo tuh." "Sama-sama berharga maksud lo?" "Bukan anjir. Lo mana ada harganya. Maksud gue itu kalian sama-sama bisa berubah jadi apa aja." "Power Rangers dong?" • • • Ada tiga hal yang tak disukai oleh Adel; 1...