31 | Gahara's Side Effect

185 27 3
                                    

Bagian Tiga Puluh Satu

"Gahara's Side Effect"

© 2020

- Kaleidoskop -

"Care lo itu salah tempat, dasar bucin."

Selamat membaca kisah Adel !

"PANASNYA YA ALLAH!"

Adel menoleh ke arah Faris yang kini sibuk kesana-kemari, mungkin cosplay jadi setrikaan. Laki-laki itu mendekati Giar yang sedang berpayung

"Giar! Pinjam payung lo dong!”

“Gak liat gue lagi make? Makannya bawa!”

“Gak ada adabnya ya lo!”

"Ye."

Laki-laki duduk di bangku tahun terakhir itu pun beralih menatap Adel. Mencari keuntungan dengan memeras anggotanya.

“ADEL GUA MINTA SUNBLOCK LU YA! GA BOLEH PELIT SAMA KAKAK KELAS!”

Gadis itu mendengus mendengarnya, jelas-jelas sunblock adalah barang penting miliknya. Ogah bagi-bagi.

“Gak ada. Udah habis.”

"AH ELU MAH PELIT SAMA GUA. DASAR ADEK KELAS LUCKNUT!"

"Bodo!"

"GUA KADUIN JUGA KELAKUAN LU AMA GAHARA!"

“Y.”

Oke, Faris menyerah.

"YA ALLAH KASIHANI LAH HAMBAMU INI! UDAH HARINYA PANAS, ANGGOTA PADA PELIT SEMUA!"

"SANTAI AJA NAPE BANG?!" Rian yang lagi konsen menggambar menyahut curahan hati Faris pada sang Ilahi.

"KULIT GUA RASANYA TERBAKAR!"

"KITA SEMUA JUGA KALI!"

Adel menggelengkan kepalanya memandang perdebatan cocot antara Rian dan Faris. Lalu ia membetulkan letak topinya agar menutupi wajah.

"ITU YANG LAGI BUAT WARNA MERAH 2 CEPETAN KENAPA?! LELET BANGET."

Tina yang tengah mencampurkan cat putih dengan primer merah langsung mendelik sebal.

“SABAR KENAPA BANG JAGO!”

Adel juga ikut-ikutan menyahut kesal Faris. “TAU TUH!” ia terbakar suasana panas terik matahari.

Dirinya dan Tina memang di bagian pembuatan warna, soalnya yang lain pada melipir. Takut bajunya terkena noda cat yang terkenal susah dihilangkan.

"SANTUY DONG! MARAH-MARAH AJA!"

"YANG MULAI MARAH-MARAH SIAPA?"

"TAU TUH BANG FARIS! SUASANA UDAH PANAS JANGAN IKUT-IKUTAN MARAHIN KAMI DONG!"

"MALAH MARAHIN GUA BALIK KALIAN DASAR ANGGOTA DURHAKA!"

"LU KALI YANG—”

"DIAM KALIAN SEMUA APA GUE SIRAM PAKAI CAT!"

Semuanya sontak bungkam.

Melihat Giar yang membawa segelas cat putih dengan tampang seram. Bersiap menyiramkan cat ini ke siapa saja yang berani memulai pertengkaran lagi.

Diana si adik kelas hanya menggaruk tengkuknya bingung, enggak mengerti dengan hubungan simbiosis yang katanya mutualisme di antara kakak kelasnya itu.

Black ; Kaleidoskop [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang