17 | Di Balik Layar

197 46 3
                                    

Bagian Tujuh Belas

"Di Balik Layar"

© 2020

- Kaleidoskop -

"Produser apa aktor?"

Selamat membaca kisah Adel!

"SETAN."

Cewek berambut panjang itu langsung terbangun, ia terduduk karena syok dari bangunnya. Mimpinya sangat nyata karena itu ia langsung terbangun.

"Gila ah."

Ia mengelus dadanya yang berdebar kencang. Adel menghela nafasnya, kemudian ia mengingat mimpinya tadi.

"Mimpi sama Gahara? Eww not banget. Najis tai."

Cewek keturunan Jawa-Medan itu mengusap wajahnya, dan melihat ke arah sampingnya. Tampak Maudy yang tidur dengan nyenyak nya.

Adel mencibir, "Yailah, tidur pun selimut bisa jatuh,"

Padahal dia sendiri bos, yang jatuhin. Tidurnya Adel lasak sih, orangnya dimana selimutnya dimana.

Adel melirik jam dinding yang tergantung, "Masih jam setengah sebelas? Anjir, gue kira udah jam satu."

Cewek itu pun turun dari ranjangnya dan mencari sesuatu dalam tasnya. Kemudian ia merasa kalau yang ia cari tak ada, Adel mengobrak-abrik isi tas nya.

"Loh-loh, plastik yang isinya makanan gue semua kemana?!"

Ia pun berpikir keras, kemudian baru sadar kalau ternyata plastik putih berisi makanannya tertinggal di lobby. Adel mencibir, ia pun memakai sendal hotel dan keluar dari kamarnya.


Setelah sampai di lobby, ia pergi ke tempat dimana ia duduk tadi. Dan mengambil plastik yang untungnya gak diambil oleh orang. Kan bahaya kalau ada yang ngambil, rugiii coeg.

"Lo udah ngasih tanda di tempatnya kan?"

"Udah, aman tu coi."

Adel melirik pada suatu kumpulan remaja di dekatnya. Ia pun berusaha mengenali salah satu wajah di antara remaja tersebut. Kemudian Adel terkesiap, "Itu bukannya anak osis tahun lalu ya?"

Segera saja, Adel mendekati mereka dan menyiapkan telinganya sebaik mungkin. Ia pun duduk tidak jauh dari mereka dan menutup wajahnya dengan rambut agar tak ada yang mengetahuinya.

"Nay, Ted lu berdua udah cek ke kamar kan? Ngepastiin mereka semua udah tidur?" tanya Erick, si ketua osis tahun kemarin. Adel pun baru menyadari, kalau mereka semua panitia jurit malam yang biasa digosipin sama Fya sebelum ke Puncak.

"Cih, bau-bau ga beres nih,"

Naya dan Tedi mengangguk, "Udah gue cek kok. Aman." Sedangkan Erick pun mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian ia melirik jam tangannya.

Black ; Kaleidoskop [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang