15 | Put Your Head On My Shoulder

207 51 2
                                    

Bagian Lima Belas

"Put Your Head On My Shoulder."

© 2020

- Kaleidoskop -

"Salting cuman berlaku bagi orang-orang yang merasakan cinta. Tapi, kenapa aku salting di hadapannya?"

Selamat membaca kisah Adel !

"YA ALLAH FYA? ITU LO GAK BAWA ANAK DALAMNYA KAN?"

Koper berwarna pink ngejreng itu berdiri dengan Fya menyenderkan badannya. Para murid angkatan dua belas dan sebelas tertawa melihat tingkah Fya. Kecuali anak kelas sepuluh, takut di smekdon.

Muka babyfaced gini banyak lho penggemarnya. Apalagi fans nya itu preman semua.

Fya, si bocah cantik itu hanya terkekeh dan menepuk kopernya yang tampak gendut karena kebanyakan baju. "Tenang aja, ini cuman baju-baju gue kok."

Wajar saja warga sekolah menjulukinya bocil. Gak heran, selain wajahnya yang cantik nan babyface cewek itu juga kelakuannya di luar naluri. Kekanak-kanakan dan polos, jadi mereka menganggap Fya sebagai nation little sister nya Tunas Bangsa.

"Kita cuman nginap tiga hari Fya, bukannya pindah! Yang penting-penting aja dibawa napa!" omel Maudy sambil menoyor kepala Fya.

Sedangkan cewek itu mengaduh pelan, "Itu udah yang penting semua. Gue gak bisa hidup tanpa hair dryer dan banyak komik yang mau gue selesain."

"YA TERSERAH ELU DAH. GUE PUSINK!"

Fya menggendikkan bahunya dan menoleh pada Adel yang tampak lesu menggeret koper silvernya. "Itu tuh kawan lo. Gak punya semangat hidup,"

"Kawan gue kawan lo juga, bocil."

"Hehehehe."

"Kenapa lagi lo?" tanya Azza sambil berkacak pinggang melihat cewek itu. Wajahnya ditekuk, ia terlihat lesu dan menyedihkan.

Adel menguap dan menutup mulutnya. Ia pun mengucek matanya, "Gue pusing lihat kalian ribut di kamar. Jadi gue nonton ulang avengers dong di kamar tamu,"

Azza melebarkan matanya, "Kok gak ajak gue? Anjay marathon film surang-surang!"

"Apaan tu surang-surang?" tanya Fya bingung.

"Sendiri-sendiri." balas Maudy yang kebetulan tau dikit-dikit bahasa minang.

"Ck. Ngapain gue ajak lo? Lo aja lagi berantem. Ogah deh," sahut Adel sambil mengibas kan tangannya.

Btw, mereka bertiga sudah baikan dong. Adel juga enggak ngerti bagaimana. Padahal dia yang mengundang mereka ke rumahnya buat bantu packing sekalian menyelesaikan problema antar mereka.

Black ; Kaleidoskop [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang