23 | Gombalan Berujung Naas

200 39 0
                                    

Bagian Puluh Tiga

"Gombalan Berujung Naas"

- Kaleidoskop -

"Zaskia Gotik makan kendondong, Hay cantik minta nomor teleponnya dong."

Selamat membaca kisah Adel !


"ADEL! MAIN YOOK!"

Perempuan yang sedang makan roti dengan selai  blueberry di meja makan itu terdiam. Begitu juga dengan tiga orang di meja makan, ayah, Andri dan Ariel, pembantu—eh maap adik perempuannya.

"Suara siapa itu?" tanya ayahnya bingung. Pemilik nama Adam itu heran, siapa laki-laki yang berani mengajak anaknya bermain?

Setaunya, Adel itu hanya memiliki segelintir teman cowok yang berani datang ke rumah.

"Temen kamu?" tanya Adam sembari melirik Adel yang hanya dijawab dengan anggukan samar. Antara niat dan tidak.

Andri mengelus-ngelus dagunya, "Kaya kenal sama suaranya."

Ariel, bocah berambut sebahu yang menginjak umur 14 tahun itu langsung heboh. Menatap Andri penasaran, "Siapa mas?"

"Siapa ya, gua juga lupa,"

Cewek berdarah Jawa-Medan itu menarik napasnya dalam-dalam. Segera saja ia bangkit dari kursinya dan mengambil tumbler yang sudah diisi dengan Milo oleh emaknya.

Harus kabur duluan nih, kalau enggak habis dirinya ditanya-tanya.

"Adel pergi dulu, samlekom."

"Gak ada itu samlekom, salam yang baik-baik ya mbak. Ayah gak pernah ngajarin," tutur sang kepala keluarga menasehati anaknya.

Adel menghela nafas dan menuju ke tempat Adam lalu menyalami tangannya.

"ASSALAMUALAIKUM."

Kemudian cewek itu pun langsung berlari keluar rumah padahal rotinya belum habis. Tumben sekali, gadis itu meninggalkan sarapannya.

Adam melirik Andri yang kini tertawa keras. "Kenapa bang?"

"Dijemput pacarnya dia , HAHAHAHA!"

Adel yang kebetulan mendengarnya langsung melotot kesal pada Andri.

"ABANG!" protesnya sebelum pergi menghilang dari pandangan keluarganya.

"Mbak Adel udah punya pacar?" tanya Ariel kembali dengan penasaran. Sedangkan Andri mengangguk-angguk dan kembali tertawa keras.

Adam hanya tersenyum maklum melihat anak gadisnya itu, hadeh dasar anak jaman sekarang pikirnya.

"LO ITU YA GA! BISA–"

Adel yang tadinya ingin menyumpah-serapahi Gahara dengan memanggil semua kebun binatang. Terpaksa menarik semua katanya melihat ibunya bersama Gahara!

Gahara melirik Adel, "Kenapa beb? Gak jadi ngomong?"

Anna pun ikut-ikutan melihat Adel yang kini terdiam terpaku tak tau harus melakukan apa-apa.

Kalau mau marah-marah dan ngomong frontal nan gak berfilter nanti dirinya dimarahi sang emak. Dan uang jajannya juga yang berkorban.

INI NAMANYA KEDJAM.

Pada akhirnya, cewek itu hanya bisa lompat-lompat dan mengacak rambutnya kesal karena tak bisa menyalurkan emosi.

Black ; Kaleidoskop [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang