Muncul lagi

1.3K 132 2
                                    

    Pagi-pagi sekali Emil sudah ada di depan pagar rumah Safira, kemarin mereka sudah janjian untuk berangkat sekolah bareng.

    Pagi-pagi sekali Emil sudah ada di depan pagar rumah Safira, kemarin mereka sudah janjian untuk berangkat sekolah bareng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Safira yang baru keluar rumah menatap Emil begitu lekat, mau bagaimana pun Emil selalu terlihat tampan pikir nya.

" Pagi-pagi udah senyum-senyum aja " goda Emil  " cepet banget siap-siap nya Lo gak mandi ya " tuduh Emil bercanda.

" Enak aja, gue mandi ko mil nih " Safira menyodor kan tubuh nya membuat aroma sampo yang berbau vanilla tercium jelas di hidung Emil.

" Wangi gak? " tanya nya

" Ee'emh wangi  "  Emil mengangguk sembari tersipu karena kini Safira begitu dekat dengan nya.

Menyadari hal itu Safira menjauhkan tubuh nya merasa salah tingkah dengan apa yang di lakukan nya.

" Ayo naik " Emil menggenggam tangan nya, membuat jantung Safira berdetak lebih cepat. " Naik cantik..." Ucap Emil lembut.

Membuat Safira dengan sigap naik ke motor nya dengan pipi yang memerah, setelah Safira naik Emil melajukan motornya menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit.
 
                            ****
Kali ini Safira yang menghampiri sandrina di kelas nya, ia melihat sandrina yang sedang asik berbincang dengan Rey

" San ntar pulang sekolah temenin gue beli buku Yo "

" Duh maaf Ra, udah ke buru janji tadi sama Rey mau nonton " ucap nya

" Kalo gue sama aqella  harus bimbel Ra " jawab saski tak enak

" Gimana kalo  kita temenin Safira beli buku aja dulu, baru nonton " ucap Rey memberi usul

" Gak deh, gue gak mau ganggu kalian, nanti minta temenin Emil aja " ucap Safira

" Ya udah nanti pulang nya hati-hati ya, kalo udah sampai rumah langsung kabarin gue " ucap Sandrina

                            *****

Sandrina berkali-kali menelpon Safira namun nomor nya tetap saja tidak aktif, Tante intan menanyakan Safira pada nya yang arti nya Safira belum juga pulang ke rumah padahal hari sudah mulai gelap.

Tok....tok.... terdengar suara pintu rumah nya di ketuk, sandrina berjalan membuka pintu dia pikir Safira yang datang ternyata teman-teman nya.

" Gimana udah ada kabar dari ratu " tanya Emil khawatir

Sandrina menggeleng " gue khawatir banget sama dia mil, gue pikir dia pulang bareng Lo karena sebelum pulang sekolah kata nya minta di temenin Lo buat beli buku " ucap sandrina frustasi ia takut terjadi sesuatu pada sahabat nya itu

" Lebay banget sih san, dia kan bukan anak kecil, lagian hilang nya belum 1 kali 24 jam kan " ucap jefan, membuat Rasya menginjak kaki nya

" Lo... ya orang lagi khawatir malah ngomong gitu " ujar Rasya

" lo gak tau Jef, seberat apa masalah safira " ucap sandrina sendu tubuh nya melemas air mata nya bercucuran ia benar-benar tidak ingin merasakan rasa hal sama seperti 1 tahun lalu.

Emil menenangkan sandrina yang dari tadi tidak berhenti menangis, sampai Rey datang pun sandrina masih menangis. Saski dan aqella tidak bisa ikut mencari Safira karena memang ada kesibukan.

" Kita harus ke rumah Safira, Bunda Intan pasti lagi sedih banget " ucap Sandrina sembari berdiri dari duduk nya

" Naik mobil aja ya Beb, kaya nya bentar lagi hujan, udah malem juga takut nya kamu kedinginan " ucap Rey perhatian, sandrina mengangguk

" Gue ikut san " ucap Emil

" Gue juga " ucap Rasya menimpali

Mereka pergi ke rumah Safira, hanya jefan yang tidak ikut dan memilih untuk pulang.

Sesampai nya di rumah Safira, sandrina berlari ke dalam menghampiri Tante intan yang kini tengah menangis

" Bunda hikss ..." Sandrina memeluk Tante intan

" Ratu belum pulang juga san, bunda  khawatir banget sama dia "

" Mama tenang ya " ucap Sam, kakak laki-laki nya Safira " Sam bakalan cari ratu sampai ketemu " ujar Sam menyakinkan mama nya

" San.., Kaka titip bunda ya, bawa istirahat, kamu juga jangan nangis lagi ratu pasti baik-baik aja ko " ucap Sam berusaha menenangkan

Sementara di tempat lain Safira tengah meringis karna kaki nya berdarah ada dua orang laki-laki yang sudah berumur menarik tubuh nya ke dalam mobil ketika di gerbang sekolah tadi, ia membuka mata nya perlahan, gelap.....satu kata yang menggambarkan suasana saat ini.

Safira memeluk tubuh nya sendiri karena kedinginan, ia melihat handphone nya yang tergeletak tak jauh dari tempat nya di ikat.

Sudah tak asing lagi ia tau siapa yang melakukan ini, yang jadi pertanyaan nya bagaimana orang itu tau tempat sekolah baru nya.

Kepala Safira tiba-tiba pusing hal yang terjadi 1 tahun silam berkelabat di pikiran nya, ia merasa sesak, tangis nya pecah, darah , teriakan semua nya menggema di pendengaran nya.

Terdengar langkah kaki dari arah pintu. Jeglek pintu terbuka memunculkan sosok laki-laki yang berpakaian serba hitam, karena gelap Safira tidak bisa melihat jelas wajah laki-laki itu, yang jelas dari perawakan nya dia bukan orang yang ada di pikiran nya.

                             ****

Karena Tante intan sudah tidur sandrina keluar kamar, berniat menelpon ka Sam kalo saja ada kabar tentang Safira, ia melihat Rey dan Rasya yang tertidur di sofa mereka memang sengaja tidak ikut mencari Safira agar menjaga sandrina dan Tante intan.

Karena mendengar suara mobil di depan sandrina bergegas keluar namun langkah nya terhenti ketika sampai di teras rumah, ia melihat tubuh Safira yang tergeletak di lantai dengan seragam sekolah yang berdarah.

" Safira " teriak sandrina.

membuat Rey dan Rasya bangun, mereka bergegas keluar melihat sandrina yang memangku Safira

" San Safira kenapa " ucap Rasya kaget

" Gak tau Cha, tadi gue denger suara mobil dan langsung keluar, terus liat Safira udah kaya gini " sandrina menangis

Rey dan Rasya mengangkat Safira ke dalam, Rey melihat baju seragam Safira yang berlumur darah namun tidak ada luka parah di tubuh nya hanya kaki yang sedikit lecet. Aneh pikir nya.


Tentang kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang