postingan

1.1K 131 9
                                    

Clay me klakson motor nya agar satpam segera membukakan pagar,
Bosan menunggu clay melihat sekelilingnya, terdengar suara orang yang sedang berbincang di sebrang sana, lebih tepat nya di teras rumah sandrina.

Menampakan dua orang yang sedang bahagia, sandrina begitu bahagia ketika Rey mengusap pelan rambut nya, mencium puncak kepala nya sebelum beranjak pulang senyum ceria pun tak pernah luntur dari wajah gadis itu bahkan ketika Rey sudah menjauh dari rumah nya.

Clay menekan dada nya yang terasa sesak, bertahun-tahun menyukai gadis itu ternyata tidak ada perubahan, sandrina tidak akan pernah melihat ke arah nya.

Gadis itu selalu mengganggap bahwa clay hanya tetangga nya.

Padahal tanpa sandrina sadari clay selalu melindungi nya dari jauh, memperhatikan segala hal yang di sukai gadis itu.

Terlalu asik memikirkan sandrina clay sampai tidak sadar bahwa pagar rumah nya telah terbuka.

" Ngelamun aja den " ucap mang Ucup

Clay hanya membalas dengan tersenyum tipis.

Sampai di ruang tamu clay merebahkan tubuh nya di sofa melepas lelah dan penat, wajah nya terasa nyeri karena bertengkar dengan Keisha tadi siang.

Membahas Keisha membuat clay mengingat perkataan Safira saat di rumah sakit, gadis itu mengatakan bahwa Keisha adalah mantan pacarnya.

jika Safira dulu sekolah di SMA Garuda itu arti nya Safira mengenal sakira lebih tepatnya adik Albi, Gadis yang mereka lindungi seperti adik nya sendiri, sakira sangat ramah,lucu dan manja hingga anak-anak ANGKASA begitu menjaga nya.

Namun nasib malang menimpa gadis itu, ia di temukan tewas di gedung tua dekat basecamp Mathius.

" Nak sudah pulang " ucap mama clay, membuyarkan lamunan nya.

" Mama belum tidur ? " Wanita paruh baya itu menggeleng kemudian duduk di samping nya.

" Jangan sering pulang malam, mama khawatir sama kamu " ucap perempuan cantik di depan nya meski sudah berumur mama nya tetap terlihat cantik.

"Pasti abis berantem lagi " ucap mama nya mengusap pelan bekas luka clay.

" sssh....sakit ma " desis clay ketika mama nya memberi obat antiseptik pada luka clay yang membiru

" Di kasi gini aja kesakitan, pas lagi berantem tonjok tonjokan emang gak ngerasa sakit " omel ibu nya.

" Hehe sakit sih ma" kekeh clay membuat ibu nya menekan kapas lebih kencang di luka clay

" Shit..." umpat clay refleks " sakit ma " adu clay ketika ibu nya menjewer kuping nya dengan kencang

" Berani ya ngomong kasar di depan mama" ucap ibu nya melotot

" Keceplosan ma "

" Yaudah sekarang kamu istirahat dulu, awas kalo berantem lagi " ancam ibu nya sebelum pergi dari tempat duduk nya.

Perhatian dari ibu nya membuat clay merupakan rasa sakit nya.

Ibu nya memang jarang ada di rumah karena sibuk dengan urusannya di butik.

Jadi perhatian kecil dari ibu nya sangat mempengaruhi mood clay.

                                ****

Sandrina berjalan sendirian ke kantin karena rey masih sibuk di ruang OSIS bersama Emil.

Rey  yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS di SMA CAKRA PRATIWI, memang sedang sibuk mempersiapkan MOS untuk murid baru tahun ajaran berikut nya.

Tentang kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang