Sandrina dan clay makan bersama di cafe dekat sekolah mereka.
Beberapa kali sandrina memergoki clay yang sedang bolak balik membuka room chat nya dengan Safira.
" Clay...." Panggil sandrina.
" Hmmm..." Sahut clay singkat
" Lo suka sama Safira ya " tanya sandrina
Clay mendongak menatap mata sandrina tak menyangka pertanyaan itu akan keluar dari mulut nya " emmm gu- "
" Gue tau kok " potong sandrina cepat.
" Mata Lo menunjukkan bahwa Safira memang gadis yang Lo sukai, tapi kenapa Lo bilang kalian cuman pacar bohongan, Lo nyakitin sahabat gue clay " sandrina menjeda ucapan nya.
" dan bodoh nya gue gak sadar kalo Safira juga suka sama Lo, gue orang yang selalu ngelindungin dia, gak pengen liat dia sedih, ternyata jadi sumber sakit nya saat ini " lirih sandrina
" Jangan nyalahin diri Lo san, ini salah gue, gue egois karena pengen milikin Lo, tapi di satu sisi gue gak mau kehilangan Safira " ungkap clay
" Lo cuman terjebak dengan obsesi lo clay, yang bertahun-tahun suka sama gue tapi gak bisa milikin gue, jadi saat ada kesempatan Lo mengikuti obsesi lo, hingga tanpa sadar orang yang sebenarnya ada di hati Lo bukan gue tapi Safira " sandrina menatap sekitar nya kemudian melanjutkan ucapan nya.
" gue pun salah disini gue nerima Lo bukan karena suka, tapi karena gue mau ngelupain Rey dan nyata nya mau seberusaha apapun Rey tetap bertahta di hati gue clay " sesal sandrina
" Jadi Lo mau kita putus " tanya clay
Sandrina menggangguk cepat " gak ada alasan untuk hubungan kita tetap berlanjut " ucap sandrina
" Iya san gue tau "
" Oke urusan kita udah selesai, gue harap Lo bisa lebih bijak lagi dalam memilih, karena bisa jadi pilihan itu malah nyakitin diri Lo sendiri " ucap sandrina sebelum pergi.
****
Sandrina mengetuk pintu rumah Safira berkali-kali.
Ia benar-benar menyesal, bagaimana bisa, hanya karena ingin mengobati rasa sakit hati nya tanpa sadar ia telah menyakiti sahabat nya sendiri.
Sandrina selalu berfikir bahwa Safira masih menutup hati nya karena luka masa lalu nya.
Ternyata ia salah, saat Emil mengatakan semua nya sandrina sadar Safira hanya berusaha baik-baik saja padahal hati nya terluka.
Saat ketukan kelima, akhirnya pintu rumah Safira terbuka, menampakan sosok gadis yang terlihat kacau.
Dengan mata sembab dan rambut yang dibiarkan berantakan.
" San.....tumben kesini kenapa ? " Tanya Safira masih dengan mata yang sedikit terpejam karena baru bangun tidur.
" Lo nangis sampai ketiduran ? " Tanya sandrina balik tanpa menjawab pertanyaan Safira.
" Hehe " kekeh Safira menutupi kecanggungan diantara keduanya " Lo kaya gak tau gue aja san " Safira menggandeng sandrina agar masuk ke dalam rumah.
Tak bisa di pungkiri rasa canggung masih melingkupi kedua nya.
" Sesekali jujur sama dunia Ra, gak perlu berpura-pura seakan gak ada apa-apa padahal hati Lo terluka " ucap sandrina setelah kedua nya menduduki kursi ruang tamu.
Mata Safira memanas ketika mendengar ucapan sandrina, dia benar-benar merindukan sahabat nya ini, hanya Bersama sandrina ia bisa meluapkan isi hati nya,namun sejak sandrina yang menjadi sumber sakit nya Safira tidak punya siapa-siapa lagi untuk mengadu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang kita
Teen FictionTentang Safira Ratu Sofya gadis manis keturunan Aceh yang memiliki trauma di masa lalu hingga membuat nya terlihat cuek dan terkesan tak peduli pada sekitar, pertengkaran , pengkhianatan, rasa sakit semua sudah tak asing lagi dalam hidup nya. " L...