Acara tahlilan di adakan di rumah Safira, dari tadi malam tidak ada sesuap nasi pun yang masuk ke dalam perut gadis itu.
Safira membenci diri nya sendiri, kenapa hari terakhir berbicara pada orang tua nya, hanya pertengkaran yang terjadi, Safira menyesal telah menolak perintah ayah nya untuk kuliah di luar negeri.
Melihat kedua orang tua nya terbaring dengan kain kafan, hati nya hancur, lebih menyakitkan daripada di benci ayah nya, tangis Safira tertahan, dada nya sesak, kenapa tuhan begitu suka mempermainkan takdir nya.
Safira meneliti sekelilingnya hari ini begitu banyak orang-orang di rumah nya, bahkan teman di sekolah nya pun banyak yang hadir saat tau berita duka tengah menghampiri nya.
" Ra makan dulu ya, nanti Lo sakit " ucap Emil
" Iya Ra, jangan nyiksa diri Lo sendiri, makan ya, gue gak mau Lo sakit " bujuk sandrina
Saski dan aqella pun membujuk Safira untuk makan, setelah tau berita duka itu, mereka tidak tega jika harus menjauhi Safira.
" Kalian gak tau gimana hancur nya gue, bahkan untuk sekedar makan pun gue gak sanggup " tangis Safira pecah " gue selalu ingat papa ketika makan, dulu gue selalu maksa buat bisa makan sama papa, tapi kali ini gue rela makan nya jauh dari papa, asal kembalikan papa sama Mama, gue gak bisa tanpa mereka " lirih nya
Clay dan beberapa anak angkasa menatap iba ketika melihat Safira yang begitu hancur.
" Lo tega clay nyakitin gadis serapuh Safira, gue udah bilang masalah dia banyak jangan pernah ngecewain dia " ucap Albi
" Dan yang perlu Lo tau, gue udah kenal Safira satu tahun lalu, dari sakira " lanjut Albi tercekat " mereka sahabatan di SMA Garuda, Safira emang gak ada pas penguburan sakira karena dia langsung di pindahin papa nya keluar negeri, tapi saat sakira di temukan tidak bernyawa Safira sama terluka nya seperti ini " ucap Albi tanpa ia sadari Emil yang berdiri tidak jauh dari mereka mendengar ucapan nya.
" Iya clay wajar kalau Safira trauma, karena satu persatu orang yang dia sayang pergi, termasuk Lo " lanjut Jordan
Clay mendengar kan ucapan teman-teman nya, ia tau bahwa sikap nya sangat kelewatan, clay menatap Safira yang berada di pelukan sandrina, demi apapun clay tidak suka melihat Safira menangis.
****
Acara pemakaman kedua orang tua nya sudah selesai, satu persatu teman dan kerabat nya mengucapkan bela sungkawa.
Saat semua orang sudah pergi, Safira menatap dua gundukan tanah itu, ia masih belum percaya bahwa orang tua nya pergi secepat ini.
Safira menunduk menggenggam erat tanah kuburan itu, airmata nya menetes.
" Tuhan kenapa kau ambil mereka dari ku, tidak cukup kah rasa sakit ku selama ini " lirih nya pelan.
Safira meremas dada nya yang terasa sesak, kini dunia nya benar-benar hancur.
Bayangan seseorang yang berdiri di samping nya, membuat Safira mendongak dan terkejut melihat siapa yang datang.
" Turut berduka cita Ra " ucap Keisha.
Keisha berdiri di samping nya bersama beberapa anggota Mathius.
" Maaf karena gue pernah bikin Lo terluka " lirih Keisha " gue gak sepenuhnya benci sama Lo, gue cuman gak terima aja waktu Lo mutusin gue secara sepihak, oke memang salah gue jadiin Lo bahan taruhan, bahkan Lo hampir di perkosa sama om-om gara-gara gue tapi di sisi itu semua gue akhirnya gak bisa lupain Lo Ra, entah karena rasa bersalah atau rasa suka gue udah terlanjur dalam buat Lo " lanjut Keisha
Safira terkesiap mendengar pengakuan Keisha, meski Keisha masih menyukai nya menurut Safira semua nya sudah terlambat, luka yang ditorehkan laki-laki ini begitu dalam hingga sampai meninggal pun Safira belum berbaikan dengan kedua orang tua nya.
Namun Safira juga tidak ingin menyimpan dendam.
" Iya sha gue udah maafin Lo kok " jawab Safira
" Gak bisa balikan lagi gitu? " Tanya Keisha membuat Safira tercengang " haha gak Ra, gue cuman becanda kok, gue tau Lo udah jadian sama ketua geng Angkasa kan " ucap Keisha
Safira hanya diam enggan menjawab.
" Jangan berlarut-larut dalam kesedihan ya Ra " ucap Keisha sembari mengusap puncak kepala nya.
Dulu Safira sangat menyukai hal ini, ketika Keisha mengusap lembut rambut nya, Namun sekarang rasa nya hambar, semua nya berubah sesuai dengan harapan Safira satu tahun lalu yaitu menghilangkan perasaan nya untuk Keisha.
" Yaudah gue pamit ya, kalo perlu apa-apa bilang Ra, biar gue bisa Nebus semua kesalahan gue " ucap Keisha yang hanya di angguki oleh Safira.
Safira menelpon Emil untuk menjemputnya.
" Ma,pa Safira pulang dulu " ucap nya pelan, kemudian menjauh dari pemakaman itu.
Sambil menunggu Emil, Safira membuka handphone yang sejak kemarin tidak ia sentuh.
Notifikasi Instagram berbondong-bondong masuk ketika data seluler nya Safira nyalakan.
Ia heran mengapa banyak sekali orang yang menandai nya, ketika di buka ternyata komentar dari posting an yang berada di feed Instagram clay.
Yang menampilkan foto nya bersama sandrina yang sedang makan malam dengan caption you are the only one yang arti nya kamu satu-satunya.
Rasa nya sesak namun Safira tidak boleh menangis lagi kali ini, air mata nya sudah terlalu banyak keluar.
Safira tau dia yang salah disini, dari awal pindah ke sekolah Cakra Pratiwi Safira tau dari gelagat nya clay memang menyukai sandrina, namun dengan berani nya Safira malah mencintai laki-laki itu.
" Queen " Emil menepuk pundak Safira " kok malah bengong sih di kuburan lagi kalo kesambet gimana? " Ledek Emil
" Gak ada setan yang doyan masuk ke tubuh gue mil, penuh luka " ucap Safira
Emil menatap Safira, mata nya masih bengkak karena menangis semalaman.
" Gue akan sembuhin luka Lo " janji Emil dalam hati nya.
Emil membukakan pintu mobil untuk Safira kemudian mereka meninggalkan pemakaman.
" Mil ke rumah sakit dulu ya Jenguk ka sam " pinta Safira
" Siap Queen " sahut Emil
****
Pukul 12 malam Safira baru pulang ke rumah nya.
Safira membuka pintu dan menatap seisi rumah nya, kosong satu kata yang menggambarkan semua kehidupan Safira.
" Semua nya benar-benar akan terasa sunyi, gak ada lagi papa yang baca koran di ruang tamu, yang langsung natap tajam ketika Safira pulang sekolah, gak ada lagi mama yang selalu membuat kan makanan kesukaan Safira " guman nya
Safira menatap foto keluarga mereka yang terpampang besar di ruang tamu.
" Ma,pa Safira kangen " bulir bening menetes dari mata nya " mama tau hati anak perempuan mama lagi-lagi terluka, Safira jatuh cinta pada orang yang mencintai sahabat Safira sendiri " lirih nya sembari meremas dada nya yang terasa sesak.
" Non udah pulang " ucap bi yem yang datang dari arah dapur
" Bi hiks......" Safira langsung memeluk bi yem " sakit banget bi" pekik nya masih dengan airmata yang mengucur.
Bi yem ikut menangis melihat keadaan Safira, dari kecil Safira selalu di jadikan ratu di rumah nya, hingga papa nya kecelakaan dan semua nya berubah, bi yem tau seberapa hancur nya hati Safira, tiap malam gadis ini menangis di kamar nya karena di benci oleh papa nya.
Belum sempat berbaikan, kedua orang tua nya lebih dulu pergi meninggalkan Safira dan luka nya yang masih menganga.
" Non sekarang istirahat ya, bibi gak mau liat non Safira sakit " ucap bi yem.
Safira mengangguk kemudian bergegas ke kamar nya Untuk istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang kita
Teen FictionTentang Safira Ratu Sofya gadis manis keturunan Aceh yang memiliki trauma di masa lalu hingga membuat nya terlihat cuek dan terkesan tak peduli pada sekitar, pertengkaran , pengkhianatan, rasa sakit semua sudah tak asing lagi dalam hidup nya. " L...