Membaik

1.2K 158 59
                                    

Bagaimana rasa nya di hancurkan berkali-kali oleh keadaan, sakit bukan, itulah yang Safira rasakan, namun ia sadar bahwa hidup nya harus terus berlanjut.

Hari ini Safira benar-benar berubah dari dandanan nya dan cara nya tersenyum, sekarang gadis ini lebih ramah, lebih ceria dan berbaur pada teman-teman nya.

" Pagi bi, pagi farel " sapa Safira ketika ingin memasuki kelas, tak lupa ia menunjukkan senyum nya kemudian bergegas memasuki kelas.

" Wah demi apa bi, gue di sapa sama Safira, ya ampun mana senyum nya manis banget lagi " ucap farel berlebihan.

" Ternyata mantan habis putus jadi cantik banget itu bukan mitos ya, bukti nya Safira tambah cantik habis putus sama clay " ucap Jordan yang di angguki oleh teman-temannya.

Albi menatap punggung Safira sembari tersenyum tipis, Albi akui Safira benar-benar perempuan yang sangat kuat.

Mendengar tentang Safira dari sakira, Albi tau banyak hal tentang nya.

Dia adalah anak perempuan yang tidak mendapat kasih sayang cukup dari ayah nya.

Dia anak perempuan yang sering mendapat pelatihan mental dari ibu nya, meski ibu nya sangat menyayangi nya.

Dia anak perempuan yang memeluk dirinya sendiri saat masalah Perlahan memaksanya menjadi dewasa, dan kini Safira harus kehilangan segalanya, kedua orang tuanya, Kaka nya yang masih belum sadarkan diri, sahabat nya, bahkan clay orang yang Albi tau membuat Safira sedikit bahagia.

" Ngapain ngumpul depan kelas gue " ucap clay yang baru datang membuyarkan lamunan Albi.

" Clay Lo pasti bakal nyesel ninggalin Safira, dia makin cantik sumpah " ucap farel heboh

" Gue gak ninggalin dia rel, emang dari awal gue sama dia cuman sebatas teman yang saling membantu " sahut clay.

Emil yang tak sengaja lewat menghentikan langkahnya ketika mendengar ucapan clay.

" Tapi tanpa sadar Lo udah ngasih harapan lebih, buat cewe yang cuman Lo anggap sebatas teman " sindir Emil telak, membuat ekspresi clay yang tenang berubah drastis.

Tatapan tajam Emil menusuk mata clay " makasih karena lepasin ratu,  gue jadi punya kesempatan buat bikin dia berpaling sama gue. Gue harap Lo gak nyesel " pungkas Emil.

Clay diam mencerna setiap kata yang Emil ucapakan, kenapa perasaan tidak rela makin meningkat pikir nya.

Dengan pikiran yang masih berkecamuk clay meninggalkan teman-teman nya dan memasuki kelas, saat melewati meja Safira, clay menatap gadis itu yang terlihat lebih ceria hari ini, rambut nya di biarkan tergerai pita biru menghiasi rambut panjang nya. cantik, clay mengakui itu.

Safira menoleh ke samping tatapan nya bertemu dengan clay. Ia tersenyum, memaafkan adalah jalan terbaik bagi Safira agar cepat melupakan clay.

Clay terenyuh ketika melihat senyum itu, ada perasaan bersalah sekaligus lega, ketika melihat Safira tersenyum pada nya.

                             ****

" Clay kok bengong sih " sentak sandrina

" Eh kenapa san " ucap clay gelagapan

" Kamu ngelamunin apa sih? Dari tadi makanan nya cuman di aduk doang" gerutu sandrina

" Gak kok, ini gue makan " ucap clay sembari menyuap makanan nya.

Sandrina mengangguk, meski ia tau pikiran clay mengarah kemana-mana.

" Habis makan langsung pulang aja clay "

" Iya san " sahut clay cepat membuat mood sandrina berantakan, mereka ada janji nonton film bersama, ia sengaja meminta clay untuk langsung pulang  agar clay bertanya kenapa? Namun clay malah meng-iyakan dengan cepat.

Setelah mengantar sandrina clay Langsung pulang ke rumah nya.

" Tumben kesini, ngapain ? " Tanya clay pada saski yang sedang bermain bersama adik perempuan clay.

" Ya mampir lah, orang ini rumah Tante gue, lagian gue juga kangen sama Selly " ucap saski

Clay berjalan acuh enggan menanggapi ucapan saski " clay tunggu " cegat saski menghentikan langkah clay yang ingin menaiki anak tangga.

" gue mau ngomong sama Lo " ucap saski serius kemudian menarik tangan clay menuju kamar nya.

" Mau ngomong apa sih, di luar kan bisa, ngapain malah di kamar gue " protes clay

" Udah diem, takut Tante lylis denger clay " ucap saski pelan

Saat sampai di kamar clay, saski meminta laki-laki itu duduk.

Plak.....jitakan saski membuat clay meringis " sakit bego " umpat clay

" Lo kenapa sih, gue udah percaya kalo Lo bisa jagain Safira, kenapa malah Lo sakitin, gue kemaren ngerasa Lo sepupu terbaik gue, ketika gue minta tolong bantuin Safira yang ke kunci dan Lo dengan sigap bantuin dia, tapi sekarang Lo bukan sepupu gue lagi clay " ucap saski marah

" Lo pikir hubungan keluarga bisa di putus gitu aja " sindir clay

" Up to me clay " telak saski " gue gak mau sepupuan sama Lo, bisa-bisanya Lo nyakitin dia dan malah pacaran sama sahabat nya sendiri, meskipun gue baru beberapa bulan sahabatan sama Safira tapi gue sayang banget sama dia clay, gue sama aqella benar-benar ikut terluka liat Safira harus kehilangan kedua orangtuanya dan Lo " tunjuk saski.

" dengan gak tau diri nya malah menabur garam di luka Safira yang masih menganga " kecam saski, ia menatap clay yang hanya diam.

" cape ngomong sama batu " sindir saski sembari berjalan keluar kemudian membanting pintu kamar clay.

Saat menuruni tangga saski bertemu dengan Tante nya.

" Tante saski pulang dulu ya " pamit nya

" Kok cepet, padahal Tante udah masak loh, biar kamu makan malam disini " ucap ibu clay

" Saski lagi diet Tan " alibi nya

" Ya ampun terus mama kamu ngebolehin, sayang...gak usah diet ya badan kamu udah bagus ko " ucap ibu clay pada keponakan nya.

" Hehe gak tiap hari juga kok Tan, yaudah saski pulang dulu ya mmmmmuachh " setelah cipika-cipiki saski mencium tangan Tante nya kemudian bergegas pulang.

                           ****

Emil  sengaja mengajak Safira untuk ke rumah nya agar tidak merasa kesepian, Ia tersenyum ketika melihat Safira tertawa bersama adik nya.

" Mau minum gak " tawar Emil, Safira menggeleng kemudian kembali bermain.

" Nanti kalau udah besar Armando jangan nyakitin cewe ya sayang " ucap Safira, membuat Emil yang asyik main game menoleh pada nya " jangan kasar, apalagi sampai ngebentak cewe " nasehat nya.

" Iya ka, Armando janji" ucap anak laki-laki yang berumur 7 tahun ini " nanti kalo udah gede, Armando pengen punya cewe kaya ka ratu mata nya cantik banget Armando suka " ucap nya polos membuat Safira terkekeh.

" Gak bisa gitu dong, ini punya Abang, jangan di ambil ya" ucap Emil sembari menautkan tangan nya di belakang punggung Safira.

Armando cemberut. Membuat Safira merasa gemes dan menggendong Armando ke pangkuan nya kemudian mencubit gemas wajah Armando.

" lucu banget sih ngambek nya " ucap Safira.

" Ra pulang nya nanti aja ya, gue masih pengen Lo disini " ungkap Emil

Safira mengangguk cepat, ia senang berada di rumah Emil, mami dan papi Emil sangat menyayangi nya hingga bagi Safira menganggap bahwa mereka sudah seperti keluarga.

Tentang kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang