tak terduga

734 117 14
                                    

Clay berjalan tergesa-gesa ketika mengetahui Safira sudah tidak berada di tempat duduk nya.

Albi dan farel yang berjalan bersama nya tertinggal jauh karena langkah clay terlalu cepat.

" Lo liat Safira gak " tanya clay pada siswi yang sekelas dengan nya

" Udah pulang duluan clay, kayak nya sih sama sopir nya " ucap siswi itu

" Oh oke " jawab clay

Clay berjalan ke parkiran untuk mengambil motor nya.

Pikiran clay mengarah pada Safira, dimana gadis itu, clay benar-benar khawatir, takut terjadi sesuatu pada Safira.

Cit........suara kampas rem nya terdengar mendecit karena berhenti mendadak.

Clay melihat Safira yang duduk di taman.

" Kok disini? " tanya clay.

" kenapa gak langsung pulang " tanya clay untuk yang kedua kali nya namun Safira tetap diam dengan wajah murung.

" Ra..." Panggil clay lembut.

Berhasil, Safira menoleh ke arah nya dengan tatapan yang sulit di artikan.

" Clay...bisa pergi gak " ucap Safira pelan namun penuh penekanan.

" Lo masih marah sama gue ? " tanya clay

" Gue udah maafin Lo clay, tapi tolong jangan ganggu gue lagi " tegas Safira

" Beri gue kesempatan kedua Ra, gue mau memperbaiki semua nya "

" Clay....saat gue pengen Lo ada di sisi gue Lo kemana.." air mata Safira menetes.

" Saat gue cuman ngerasa Lo kebahagiaan gue kenapa malah Lo hancurin " teriak Safira.

" gue cape clay...hiks...cape banget....sampai rasa nya gue mau nyerah aja hiks.... " Lirih nya pelan dengan air mata yang bercucuran.

Clay menarik Safira dalam pelukan nya membiarkan gadis itu menangis, meronta, dan memukul dada nya.

" Gue benci Lo clay meski rasa kangen gue lebih besar " ucap Safira lunglai.

Clay terkesiap mendengar pengakuan Safira.

" Gue kangen mama clay......gue kangen pelukan nya saat ada orang yang nyakitin gue, tapi sekarang mama udah gak ada, papa juga udah pergi..... Gue udah gak punya siapa-siapa lagi buat jujur tentang apa yang gue rasain " lanjut Safira sembari menangis sesegukan.

Drrrtt...drrrt...telpon Safira bergetar, namun gadis itu seakan tak peduli dan tetap menangis dalam pelukan clay.

Dengan lembut clay merenggangkan pelukan nya " angkat Ra...mungkin penting " ucap clay karena sedari tadi telpon nya berdering.

Safira menurut, kemudian mengambil hp di saku nya.

" Hallo..." Ucap Safira serak.

" Iya dengan saya sendiri " jawab nya pada suara di seberang sana.

Mata Safira membulat ketika mendengar apa yang di ucap kan orang yang baru saja menelpon nya.

" Kenapa Ra " tanya clay ketika melihat Safira lagi-lagi menangis.

" Gue harus ke rumah sakit sekarang " racau nya pada diri sendiri.

Safira bergegas pergi tanpa mempedulikan tawaran clay yang ingin mengantar nya.

                           ****

Safira berjalan gontai di Selasar rumah sakit, dengan perasaan campur aduk.

Tentang kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang