sisi Emil

1.1K 157 24
                                    


Saski dan aqella menghampiri Safira yang duduk sendirian di taman sekolah.

" Hai Ra....gimana kabar Lo " tanya aqella

Safira menatap kedua nya, terperangah melihat saski dan aqella yang tiba-tiba menghampiri nya.

" Em hai, kenapa ya, tumben kalian nyapa gue " ucap Safira langsung

" Emmm...." Aqella berpikir, menyusun kata-kata agar Safira mau berteman lagi dengan mereka.

" gue sama saski mau minta maaf karena kemaren-kemaren malah jauhin Lo " sesal aqella.

" Iya Ra, gue sebenarnya pengen banget sesalu ada di samping Lo saat lagi kesusahan, cuman Lo tau sendiri kan seberapa nekat nya Selena sama Jesica " ucap saski

" Gue ngerti kok, gak pa-pa gue udah terbiasa di tinggalin, dan yang paling penting gue gak mau orang yang gue sayang terluka hanya karena belain gue " ungkap Safira

Saski dan aqella diam, ikut prihatin melihat nasib Safira yang menyedihkan.

" Mau ikut ke kantin gak? Daripada Lo sedih disini " tawar aqella

" Iya Ra, kita gak mau liat Lo berlarut-larut dalam kesedihan " sambung saski

Safira tersenyum menatap kedua sahabatnya " gue gak berlarut-larut sas,qell...gue cuman mau ada jeda aja dalam hidup gue, karena kesedihan selalu muncul bersamaan, kalian duluan aja ke kantin, gue mau ke musholla " ucap Safira

" Yaudah kalo gitu kita duluan ya " ucap saski dan aqella.

****

Emil yang sedari tadi mencari-cari Safira berhenti di depan musholla sekolah, ketika melihat dari kaca luar bahwa gadis itu tengah menangis sembari mengadahkan kedua tangan nya.

Deg..... Jantung Emil berdebar, ada perasaan sesak yang tiba-tiba muncul, perbedaan di antara kedua nya membuat Emil takut kehilangan Safira.

Ia menggenggam kalung salib yang menggantung di leher nya, kemudian tatapan nya beralih pada Safira yang kini tengah berzikir dengan tasbih di tangan nya.

Emil tau mereka tidak akan bersatu tapi di luar kendali nya cinta untuk Safira tidak bisa Emil hilang kan.

Setelah menyelesaikan sholat nya, Emil melihat Safira mengambil buku tebal yang ia ketahui bernama Al-Qur'an.

Terlihat jelas bahwa perbedaan diantara mereka sangat kentara, menurut cerita yang Emil ketahui di agama Safira membaca Alqur'an mampu memenangkan hati sedang kan di agama Emil doa yang berupa nyanyian dan pujian untuk tuhan lah yang menenangkan nya.

" Mil, Lo udah lama disini " ucap Safira pada Emil yang tengah melamun.

" Eh...iya Ra, udah selesai doa nya " tanya Emil

" Udah kok " sahut Safira sembari tersenyum.

Emil memperhatikan raut wajah Safira yang tengah memasang sepatu nya, benar ya kata orang-orang sehabis sholat perempuan akan terlihat lebih cantik pikir nya.

Emil berjalan di belakang Safira, mengikuti gadis itu menuju kelas.

Saat di depan kelas Safira tiba-tiba berhenti.

Dup... Dahi Emil mengenai punggung Safira " kenapa berhenti mendadak sih Queen " gerutu Emil.

Clay duduk tak jauh dari tempat mereka berdiri, menatap Safira yang sedang mengusap dahi Emil.

" Gue kaget ada clay, maaf ya " bisik Safira pelan sembari mengusap kening Emil.

Duar.....suara pintu kelas yang tertutup dengan sangat kencang membuat Emil dan Safira terkejut.

Tentang kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang