P.O.V AUTHOR
Matahari sudah mulai menampakkan dirinya. Namun seorang Dafina masih saja belum bangun dari tidurnya. Gadis itu sudah di bangunkan berulang kali oleh Mama dan adiknya tapi hasilnya nihil.
"Maaf nak Devano, Dafinanya belum bangun juga. Padahal tante sudah bangunin berulang kali," ucap Fani kepada Devano.
"Tidak apa-apa, Tan. Hm boleh Devano yang bangunin sendiri?" Devano meminta izin kepada Mamanya Dafina untuk membangunkan anaknya.
"Tentu silahkan."
Setelah mendapatkan izinnya, Devano langsung bergegas ke kamar Dafina yang sekarang sudah menjadi kekasihnya selama sebulan ini. Devano masuk ke kamar kekasihnya itu dan terlihat Dafina sedang meringkuk di atas kasurnya dengan boneka yang di peluknya.
Devano terkekeh geli saat melihat gadis yang di hadapannya masih dalam posisi seperti itu. Devano merangkak naik ke atas kasur dan langsung membangunkannya. Devano menghela nafasnya berulang kali, benar yang dibilang Tante Fani kalau putrinya ini susah di bangunkan. Namun Devano tidak menyerah begitu saja.
"Dafina, ayo bangun! Ini sudah jam 10 pagi. Kita ada shooting lalu kamu ada les bahasa Inggris. Ayo bangun!"
Sudah ke sepuluh kali Devano membangunkan Dafina dan sudah kesepuluh kali dirinya tidak membuahkan hasil. Devano menggelengkan kepalanya. Ia menarik selimut yang di pakai oleh Dafina dan mendudukan gadis itu.
"Jangan ganggu aku, Ma," racau Dafina dengan mata yang masih terpenjam.
Devano tersenyum saat mendengar Dafina memanggil dirinya Mama, berarti Dafina mengira yang membangunkannya adalah Mamanya.
"Bangun, Fani, ayo bangun. Mandi udah siang." Devano terkekeh sebentar saja menyebut Dafina dengan panggilan Fani bukan Fina. Maafin Devano, Tante.
Devano menggendong Dafina ke kamar mandi dan menaruh tubuh kekasihnya itu ke dalam bathtub lalu langsung menyalakan pengatur air di sana. Dan itu berhasil membuat Dafina bangun dengan kesal.
"Mandi ya, Fani. Gue tunggu di depan." Devano pergi ke luar, membiarkan kekasihnya mandi sendiri.
"ISHHH DEVANO GUE BUKAN FANI ! FANI MAH MAMA GUE!" teriak Dafina kesal di kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR ME ✓
Teen Fiction"Takdir itu di kejar bukan takdir yang mengejar kita." Setiap orang mempunyai cita-cita, keinginan, dan keharapan bukan? Tetapi apakah salah jika memiliki keinginan dan cita-cita yang luar biasa? Bisa dibilang susah di raih. Apakah menginginkan sepe...