Dafina mendapatkan kabar bahwa dirinya akan menjadi model dari produk pakaian terkenal yang berasal dari Indonesia yang bernama Modeura.
Managernya melangkah mendekati Dafina, "Nona, sepertinya besok kita harus menemui direktur dari Modeura."
"Baik kalau begitu besok kita akan bertemu direktur dari perusahaan tersebut."
________________
Sesampainya di gedung perusahaan Modeura, Dafina dan manager-nya pergi ke ruangan Direktur dari perusahaan ini. Saat mereka berdua sudah sampai di ruangan sang direktur yang berada di lantai delapan, mereka mengetuk pintu terlebih dahulu.
Tok Tok Tok
"Masuk."
Setelah mendapatkan perintah untuk masuk, mereka berdua melangkah kan kaki memasuki ruangan tersebut.
Terlihat seorang pria yang sedang duduk membelakangi mereka.
"Silahkan duduk."
"Baik, Pak, terima kasih. Ayo Nona silahkan duduk."
"Iya, Paman."
Pancaran mata yang menandakan bahwa dirinya masih tidak percaya saat pria yang tadi membelakangi mereka memutar balik kan badannya ke depan.
Pria itu menghela nafasnya sebelum mengatakan sesuatu.
"Bagaimana kabar kalian berdua? Apa kalian sehat?"
"Tentu saja, kami berdua sehat, Pak. Bagaimana kabar bapak sendiri?"
"Saya baik-baik saja. Ah ya seperti yang kalian tau bahwa produk pakaian saya memilih kamu Nona Dafina sebagai model kami. Apakah kamu setuju, Nona?" Joy menatap ke arah Dafina dengan wajah datarnya.
"Ya tentu saja, saya setuju selagi menguntungkan bagi kedua belah pihak," jawab Dafina dengan menjawab pertanyaan dari pria yang di hadapannya.
"Baik kalau begitu silahkan kalian berdua menandatangani surat kontrak ini."
Joy menyerahkan sebuah map berwarna biru kepada mereka berdua untuk di tanda tangani. Setelah selesai, mereka berdua langsung berpamitan untuk pulang karena
tidak ada yang harus dibicarakan lagi. Kedua belah pihak telah menandatangani surat pernyataan kerja sama.________________
Waktu menunjukkan pukul 2 siang. Dafina bersiap-siap untuk pergi bekerja lagi. Dafina sangat beruntung karena bisa menjadi salah satu model dari Modeura yang merupakan brand pakaian terkenal yang berasal dari Indonesia. Dafina sangat bangga karena dirinya bisa bergabung di sana walaupun direktur-nya merupakan masa lalunya. Tetapi walaupun begitu ia harus profesional dalam karir-nya.
Yang paling membuatnya bersyukur lagi karena ia mendapatkan gaji yang sangat besar, bisa dibilang dua kali lipat dengan UMR-nya selama bekerja sebagai model di perusahaan atau majalah lainnya.
"Dafina, saya sudah transfer gaji kamu hari ini. Akting kamu sangat bagus, pertahankan," ucap produser kepada Dafina.
"Baik, Pak, terima kasih. Kalau begitu saya izin pamit karena masih ada pemotretan di tempat lain."
"Iya hati-hati, Nak."
Sesampainya di tempat pemotretan, Staff di sana langsung mengarahkan Dafina ke ruang ganti untuk bersiap-siap. Di sana sudah disediakan Make Up profesional, pakaian, aksesoris, dan lainnya yang akan di pakai untuk hari ini.
"Selamat sore Dafina. Selamat datang dan bekerja di Modeura," sapa Joy yang merupakan Direktur dari Modeura kepada Dafina dengan sangat ramah.
Dafina mengalihkan pemandangannya dari kaca ke arah pintu. Terlihat Joy sedang menyender di pintu sambil menatap ke arahnya.
"Sore, Pak." Dafina membalas sapaan yang diberikan oleh atasannya itu sebagai bentuk hormatnya.
"Apa dia sudah siap? Jika sudah siap, saya mau segera mulai pemotretannya," tanya Joy kepada make up artist yang sedang mendandani Dafina.
"Sudah, Pak."
"Baik kalau begitu. Dafina mari kita mulai pemotretan biar cepat selesai hari ini." seru Joy dengan nada memerintah.
Dafina menghela nafas dengan panjang lalu melangkah mengikuti pria itu.
________________
Selama pemotretan tadi, Dafina hanya bisa menghela nafasnya berulang kali karena sang atasan-Joy-ingin semuanya kelihatan sempurna dan tidak ada kesalahan dalam pengambilan foto. Dafina baru mengetahui fakta dari mantannya itu bahwa dia sangat perfeksionis dalam urusan pekerjaan.
Hari ini ia hanya ingin mengistirahatkan dirinya karena sangat lelah dari pagi ia bekerja terus.
"Bagaimana hari mu, Kak? Bagaimana pekerjaan hari ini sayang?" tanya Fani-Mamanya-saat melihat putrinya baru memasuki rumah.
"Tidak buruk, Ma. Pekerjaan kakak sangat lancar namun badan kakak pegal dan butuh istirahat yang cukup."
Fani merasa sangat iba saat melihat raut wajah anak pertamanya yang kelihatan sangat lelah.
"Ya sudah sekarang kakak istirahat sana. Jangan lupa sebelum istirahat, ganti pakaian, bersihkan muka, dan sikat gigi," seru Fani.
"Ok Bos. Sekarang kakak ke kamar ya, Bos," ucap Dafina seraya berjalan menghampiri Mamanya lalu mencium pipi Mamanya.
"Selamat malam, Mama sayanggg."
________________
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR ME ✓
Novela Juvenil"Takdir itu di kejar bukan takdir yang mengejar kita." Setiap orang mempunyai cita-cita, keinginan, dan keharapan bukan? Tetapi apakah salah jika memiliki keinginan dan cita-cita yang luar biasa? Bisa dibilang susah di raih. Apakah menginginkan sepe...