"Apa ada jadwal lagi untuk hari ini?" tanya Dafina kepada managernya.
"Hari ini sampai besok tidak ada jadwal palingan cuma satu endors minya wangi." Managernya memberi jawaban.
"Itu gampang, sekarang paman bisa pulang ke rumah dan besok gak usah bekerja karena libur," ucap Dafina kepada managernya.
"Baik, Dek, kalau begitu saya pamit pergi."
"Iya."
Dafina melangkah kan kaki ke dalam mobil. Seminggu ini begitu penat yang dimana jadwalnya sangat padat. Akhirnya setelah banyak kerja dirinya bisa mengistirahatkan tubuhnya sampai besok dan lusa kembali bekerja. Namun sebuah panggilan di telponnya membuat dirinya harus mengangkatnya.
"Halo Tante, ada apa ya?" Tanya Dafina saat sambungan berhasil.
"Devano masuk rumah sakit hiks."
Ucapan Tante Iis membuat Dafina terkejut. Devano masuk rumah sakit. Apa yang di alami kekasihnya. Ya Allah tolong sembuhkan Devano.
"Dimana, Tan? Devano kenapa bisa sakit? Dia sakit apa?" Tanya Dafina bertubi-tubi karena dirinya sudah sangat panik saat mendengar cowok itu jatuh sakit.
"Tante kirim alamatnya ya, Nak. Nanti Tante jelasin di rumah sakit."
"Baik Tante."
Setelah sambungan telepon putus, sebuah pesan masuk yang dimana merupakan alamat rumah sakit tempat Devano di rawat. Dafina meminta sopirnya untuk ke rumah sakit tersebut, ia mau menjenguk kekasihnya.
________________
Sesampai di rumah sakit, Dafina langsung berlari ke ruangan Devano yang telah di kirimkan oleh Tante Iis Dahlia kepada dirinya.
"Devano," panggil Dafina saat sudah membuka pintu ruangannya.
Dafina langsung berlari dan memeluk kekasihnya itu. Ia menangis dan memukul-mukul dada Devano.
"Hiks bagaimana bisa kamu sakit, Kak Devano?"
"Karna gue manusia," jawab Devano dengan nada tidak berdosa.
"Gak lucu tau, Kak." Dafina mencubit pinggang Devano saking gemesnya dengan jawaban yang diberikan cowok itu.
"Kenapa kakak bisa sakit? Apa yang terjadi, Kak?" Dafina menatap khawatir pria yang sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit.
"Gue bisa sakit karena gue manusia. Seharusnya lo bersyukur karna gue sakit yang berarti lo pacaran sama manusia."
"KAK DEVANO!!! GAK LUCU ISHH! LAGI SAKIT BERCANDA TERUS, HUH!"
Devano ketawa melihat ekspresi yang di tunjukkan oleh kekasihnya itu. Devano menggeser tempat tidurnya dan menepuk-nepuk tempat yang kosong di sebelahnya. Dafina yang mengerti langsung naik ke atas tempat tidur dan berbaring sambil memeluk pria itu.
"Jangan terlalu khawatirin sayang, gue cuma DBD aja kok." Devano mencium keningnya.
"Tapi gue gak mau kakak sakit. Kakak harus sembuh! Titik!"
"Ya sayang kakak bakal sembuh dan selalu bersama dengan lo."
"Janji?"
"Janji."
"Duh duh anak remaja pacaran gak tau tempat ya," goda Kak Salsa-Kakak Devano.
Bukannya melepaskan pelukannya dari Devano malah membuat Dafina menambah pelukannya.
"Kamu langsung ke sini setelah shooting?" Tanya Kak Luthfi-suami Kak Salsa
"Iya, Kak."
"Lebih baik kamu pulang dulu, besok ke sini lagi. Jangan sampai Devano sembuh malah kamu gantian yang sakit. Atau malah kalian berdua sakit secara bersamaan," ujar Kak Luthfi terhadap Dafina karena dirinya melihat Dafina masih memakai make up, biasanya gadis itu kalau bersama Devano tidak memakai make up.
"Benar yang dibilang suami gue, Daf. Sana pulang dulu, Devano gak bakal kemana-mana." Kali ini Kak Salsa angkat bicara.
"Baiklah, Dafina pulang dulu. Hati-hati ya, Kak. Hati-hati juga kalian semua," pamit Dafina sebelum pergi dari sana.
________________
"Istirahat Kak, istirahat, bukannya malah genit," kesal Dafina.
"Genit gimana sih, Fin?"
"Itu buktinya dari tadi bukannya istirahat malah foto-foto terus di posting ke Insta Story," gerutu Dafina kesal.
"Gue bosan makanya upload foto sekalian biar akun gue gak jadi akun mati." Devano menggaruk tengkuknya.
"Makanya cepat sembuh. Udah sekarang jangan main hp terus, istirahat!" Geram Dafina. "Mana ponselnya?" tanya Dafina.
"Ponsel siapa?"
"Ponsel kakak."
"Buat apa?" Tanya Devano menatap ponselnya."
"Buat gue sita, baru gue balikin nanti malam saat gue balik," jawab Dafina sembari mengambil ponsel Devano di tangan pria itu.
"Ta–"
"Tidak ada tapi-tapian! Istirahat sekarang!" Perintah Dafina tak terbantahkan.
"Iya bawel iya."
Dafina kembali mendudukkan bokongnya di sofa yang tak jauh dari tempat tidur pria itu. Diam-diam tanpa sepengetahuan Devano, Dafina mengambil salah satu Insta Story pria itu.
________________
Dafina datang ke rumah Devano pada siang hari karena dirinya ada shooting di pagi hari. Sesampai di rumah Devano, dirinya langsung disuruh masuk ke kamar pria itu oleh Kak Luthfi. Sudah sehari sejak Devano di pulangkan dari rumah sakit, namun dokter menganjurkan untuk pria itu istirahat selama seminggu full.
Dafina mendengus kesal saat memasuki kamar kekasihnya yang sangat berantakan dan semakin kesal saat melihat pria itu masih tertidur di atas kasur. Jika ada yang bilang atau membuat artikel bahwa Devano menyukai kebersihan serta kerapihan nyatanya salah besar. Ini jauh dari kata itu.
Dafina mulai berjalan dan membersihkan kamar Devano yang terlihat seperti kandang pecah. Dafina membuang bekas makanan dan minuman di tempat sampah yang tersedia di kamar tersebut. Dafina baru mengetahui bahwa kekasihnya itu saat sedang sakit sangat manja dan pemalas, buktinya bekas makanan, minuman, dan pakaian kotor berserakan di kamar ini.
"Kak, Bangun! Devano ayo bangun udah siang banget ini." Dafina menggoyangkan tubuh Devano untuk membangunkan pria itu dari tidur panjangnya.
"Nanti sayang, gue masih ngantuk nih. Kamu ke Mama aja sana." Dafina tidak sakit hati terhadap pengusiran pria itu, dirinya sudah biasa. Devano sama seperti dirinya–susah dibangunin jika sedang tidur atau rebahan.
"Bangun, Kak Devano, jangan malas ah mentang-mentang sakit. Ayo bersihin badannya tuh lalu ke bawah makan siang."
Devano masih tidak bergeming dari tempat tidurnya. Rasanya ingin sekali ia mencabik-cabik pria yang ada di depannya saat ini. Dafina mengusap dadanya sambil bilang 'Sabar Daf, sabar!'
Dafina mengambil ponselnya lalu menyalakan lagu dengan nada keras yang di arahkan ke telinga Devano. Benar saja, tak lama pria itu terbangun dari tidurnya.
"Berisik banget anjir tuh lagu. Matiin, Fin!" Devano menggeram kesal karena tidurnya terganggu oleh kekasihnya.
________________
Jangan lupa klik tanda bintang nya kk
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR ME ✓
Dla nastolatków"Takdir itu di kejar bukan takdir yang mengejar kita." Setiap orang mempunyai cita-cita, keinginan, dan keharapan bukan? Tetapi apakah salah jika memiliki keinginan dan cita-cita yang luar biasa? Bisa dibilang susah di raih. Apakah menginginkan sepe...