PART 2

13 2 0
                                    

P.O.V DAFINA

Duh, jujur saat ini aku merasa sangat lelah. Gimana tidak lelah coba, dari pagi diriku ini mengantri untuk di casting. Sudah sekitar 5 jam berdiri sampai kedua kaki ku terasa tidak menampak ke tanah lagi.

"Anjir dah lama bat antriannya," gerutu Anatasia.

"Ho'oh bener yang lu bilang," sahut Anatasya sambil mengibaskan telapak tangannya ke wajah.

Aku hanya melihat gerutuan dari teman seperjuangan ku. Aku tidak mau comment apa pun apalagi memberi solusi karena kondisi ku saat ini sama seperti mereka juga.

Aku hanya diam menatap ke depan sambil mengkhayal menjadi bintang yang bersinar. Tetapi khayalan ku seketika bubar saat ayah ku datang kepada ku memberikan minuman dan makanan ringan.

"Nih kak minuman dan makanan ringannya," ucap ayah ku kepada ku. Aku langsung mengambilnya setelah mengucapkan terima kasih.

"Bagi dong, Fin," kata Anatasia kepada ku.

Aku langsung kasih minuman dan makanan ringan ku kepada mereka. Jujur saja aku merasa kasian juga kepada mereka yang panas-panasan. Kapan antrian ini selesai?

________________

Saat ini aku dan kedua teman ku serta ada beberapa orang lagi berada di dalam tenda putih untuk masuk ke ruangan yang di sana. Akhirnya setelah delapan mengantri, saatnya aku menunjukkan kemampuan ku. Tuhan Yang Maha Esa tolong bantu aku melewati ujian ini.

"Ayo sekarang kamu sampai kamu masuk ke ruangan satu," ujar seorang staff menunjuk orang yang duduk di bangku awal sampai Anatasia.

"Dan kamu sampai kamu silahkan masuk ke ruangan tiga," ucap staff itu lagi sambil menunjuk dari Anatasya sampai empat orang di belakangnya.

"Dan terakhir kamu sampai kamu masuk ke ruangan dua dan sisanya tunggu giliran," ujar staff itu lagi seraya menunjuk ke arah ku dan empat orang di belakang ku.

Aku langsung bangun dari tempat duduk ku dan berjalan ke ruangan dua. Jujur saja walaupun ini bukan yang pertama atau kedua kalinya tetapi aku masih saja gugup. Ya Rabb!

________________

"Hai guys gimana casting kalian?" Tanyaku kepada Anatasia dan Anatasya saat sudah di luar.

"Gue gugup banget anjir, gue takut gak lolos," ucap Anatasia.

"Tapi kalian udah nunjukkin semampu kalian kan?" tanya ku sambil menatap mereka.

"Tentu saja sudah."

"Kalau begitu tidak usah takut bagaimana hasilnya yang terpenting kita sudah menunjukkan kemampuan kita," ucapku menyemangati mereka. Jujur saja diriku pun sama seperti mereka tetapi aku tidak boleh menunjukkannya ke mereka yang ada bukan semangat malah down duluan.

Ah tadi di ruangan ku hanya ada satu juri dan kami disuruh menangis lalu bahagia. Tapi kali ini jurinya tidak memberitahu lulus apa tidak kepada kami. Dan itu membuat kami semua sangat gelisah. Menyebalkan!

________________

Sudah tiga hari dari hari casting ku dan sampai sekarang tidak ada pemberitahuan untuk ku lulus apa tidaknya. Aku menghembuskan nafas lalu membuangnya, tidak apa-apa mungkin ini belum rezeki ku. Aku menyemangati diri ku.

Tok tok tok

Seperti suara ketukan di pintu. Tapi aku malas bangun dari tempat tidur ku, biarkan Mama atau adek yang membukanya. Jangan salahkan aku, salahkan kemageran ku ini. Aisshhh...

Aku melanjutkan rebahan ku sambil mendengar lagu di handphone ku. Dan bagaimana caranya aku terlelap di sebuah imajinasi ku. Aku yang lagi asik-asik berimajinasi diganggu oleh sebuah tepukan di pundak ku. Aku langsung menengok siapa yang menepuk ku.

"Mama?" kataku saat melihat orang yang ada di sebelah ku.

"Ka, ayo ke depan ada orang yang nyariin kakak," kata Mama.

Wait! Ada yang mencari ku? Tapi siapa? Teman kuliah kah? Ah tidak mungkin sepertinya.

"Siapa, Ma?" tanyaku.

"Mama gak tau, kakak liat aja sendiri."

"Baiklah suruh tunggu sebentar, kakak mau bersiap dulu."

________________

Setelah bersiap-siap, aku langsung menghampiri Mama di depan. Saat tiba di depan, aku melihat seorang wanita sedang berbincang dengan Mama ku.

"Maaf saya kelamaan," ucapku sopan.

"Gak papa, Kak, ayo duduk," kata Mama kepada ku.

Aku pun duduk di samping Mama ku sambil menatap wanita yang berada di seberang sana.

"Ma, ada apa?" Bisik ku kepada Mama.

"Maaf sebelumnya, benar ini Dafina?" tanya wanita tersebut kepada ku. Aku mengangguk menandakan benar.

"Perkenalkan saya salah satu staff dari entertainment yang kemarin kamu ikutin castingnya. Dan saya ditugaskan ke sini untuk menjemput kamu," ucap wanita itu kepada ku.

"Dijemput? Untuk apa ya?" tanyaku, jujur saja aku belum mengerti apa pun.

"Kamu lolos casting kemarin dan saya harus membawa kamu selama seminggu untuk di karantina mempersiapkan perfomance dua minggu lagi," jawab wanita tersebut menatap ku.

Aku menatap kepada wanita itu dengan tatapan antara bahagia dengan tidak percaya. Aku lolos casting? Serius?

"Saya lolos, Mba? Mba lagi tidak bercanda kan?" tanyaku untuk memastikan.

"Saya sedang tidak bercanda."

Aku menatap Mama ku karena semua jawaban dan keputusan ada di dirinya.

"Ma, bagaimana? Apa kakak boleh ikut?" tanyaku kepada Mama.

Mama menatap ku sambil berucap, "Ini yang kamu inginkan dari lama. Jadi Mama izinkan dan doakan yang terbaik untuk mu."

Sungguh aku terharu. Aku langsung memeluk Mama sambil mengucapkan terima kasih.

________________

DEAR ME ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang