Dafina sedang makan malam bersama keluarga Devano dirumah keluarga Devano. Tante Iis meminta Dafina untuk makan malam di rumahnya dan kebetulan malam ini tidak ada acara apapun.
"Lo mau makan apa, Fin? Biar gue ambilin," tanya Devano kepada Dafina.
"Gak usah Kak. Gue bisa sendiri kok, lagian gak enak kalau seperti itu." Dafina menolak Devano dengan halus.
"Sekarang gini, kakak mau makan apa? Biar gue ambilin."
"Gue ngikut lo aja."
Dafina bangun dari tempat duduknya, lalu ia menyiapkan makanan untuk Devano dan dirinya.
Setelah itu mereka semua makan malam dengan hening, tidak ada satu pun yang bicara. Namun sebuah pertanyaan yang diberikan oleh Tante Iis memecahkan keheningan tersebut.
"Jadi kapan kalian berdua menikah?"
"Uhuk uhuk." Dafina dan Devano menepuk dada mereka masing-masing. Mereka berdua sangat terkejut dengan pertanyaan yang diberikan oleh Mamanya Devano.
"Ma, kenapa nanya kaya gitu sih," protes Devano.
"Emang salah Mama nanya begitu, Kak? Kalian memangnya berpacaran sudah berapa lama emangnya?"
"Sekitar delapan bulan, Ma."
"Nah sudah delapan bulan, waktu yang cukup lama untuk saling nyaman dan memahami serta mengerti satu sama lain. Gak baik pacaran lama-lama, mendingan langsung ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan."
"Mama gak mau ya, pacaran sama siapa tapi nikah sama siapa," lanjut Tante Iis.
"Lagian juga ya Ma, Dafina baru aja di masa puncak kejayaannya. Dia masih harus mengejar cita-citanya," ujar Devano.
"Iya Mama tau, tapi kan Dafina masih bisa bekerja saat menikah dengan mu, Kak."
Dafina hanya diam menyimak pembicaraan antara Mama dan Putranya. Ia sendiri bingung harus merespon apa, terlebih lagi masalah Joy dan Kefas belum selesai.
"Ma, sekarang lagi makan, lebih baik kita makan dulu. Nanti Devano dan Dafina akan mempertimbangkan permintaan Mama," ujar Devano.
"Beneran ya??"
"Iya Mama."
________________
Dafina sedang menunggu Devano di sebuah taman. Hari ini ia sedang tidak ada acara apa pun. Dafina melihat ke arah jam tangannya yang menunjukkan pukul 10.00 WIB.
Tidak lama kemudian, sebuah mobil terparkir di dekat taman dan seorang cowok turun dari mobil itu. Dafina tersenyum saat melihat Devano yang turun dari mobil tersebut.
"Terima kasih, Kak sudah mau datang."
"Gak usah begitu, Finfin. Kaya sama siapa aja haha."
"Kak, ada yang harus gue ceritain."
Devano hanya mengangkat alisnya sebagai responnya.
"Tapi ini tentang masa lalu gue, Kak. Gue mau menceritakan semuanya tanpa ada yang disembunyikan. Gue gak mau karna masa lalu, hubungan kita hancur," lirih Dafina.
"Kalau lo udah siap untuk cerita, gue bakal dengerin kok." Devano membawa Dafina dalam dekapannya sambil mengelus rambut gadisnya itu.
Dafina langsung menceritakan semuanya kepada Devano tentang masa lalunya. Ia menceritakan tentang masa SMP, SMK, dan kuliahnya. Dia menceritakan juga tentang semua pria yang pernah singgah di hidupnya.
"Maaf, jangan marah kak."
"Gue gak marah kok sama lo, Fin. Tapi gue senang sekaligus bangga sama lo karena lo udah terbuka sama gue tentang masa lalu lo."
Devano mengecup kening kekasihnya. Dafina memejamkan matanya saat merasakan keningnya di kecup.
"Ya sudah, ayo kita pulang. Gue yang nganter lo balik," ujar Devano.
"Kok cepat banget sih, Kak."
Devano terkekeh saat melihat wajah kekasihnya yang cemberut.
"Kapan-kapan kita ngabisin waktu di taman, tapi untuk saat ini tidak bisa karena ada janji."
"Janji?"
"Janji sayang."
Devano membukakan pintu mobil untuk Dafina. Setelah gadisnya itu masuk ke dalam, Devano masuk ke mobil lewat pintu satunya lagi. Sepanjang perjalan, jari mereka saling bertautan satu sama lain.
________________
Seharian ini Dafina hanya berdiam diri di rumahnya. Tidak ada jadwal shooting atau pemotretan apa pun. Bosan. Itu yang dirasakannya sekarang. Sedari tadi, dirinya hanya membaca cerita atau tidak menonton film saja. Sudah dua Minggu lebih Devano tidak berada di Jakarta karena ia sedang di Makassar dengan keluarganya.
Sedang apa ya, laki-laki itu di sana?
Apa dia merindukannya? Apa dia memikirkan tentang dirinya juga?
Apa Devano merindukan dirinya?
Mendadak Dafina ingin tahu apa yang di rasakan serta dilakukan oleh kekasihnya itu. Sudah 8 bulan hubungan dirinya dengan Devano berjalan.
Tring
Sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dengan segera, Dafina langsung melihat pesan tersebut. Senyuman mengembang di wajahnya saat mengetahui siapa pengirimnya.
DEVDEV
Gimana kabar lo, Fin? Udah makan belum? Pasti lagi mikirin gue ya wkwk. Jangan dipikirin terus gue-nya, nanti yang ada lo sakit kalau mikirin gue terus.Gue ada kabar buat lo, besok gue balik ke Jakarta sama keluarga. Jadi jangan mikirin gue lagi ya sayang ♥️
Dafina tersenyum membaca pesan yang dikirim oleh Devano. Pria itu akan mengomelinya jika dirinya jika makan atau minum terutama terlalu memikirkan sesuatu yang membuat kondisinya down.
________________
PINPIN
Siyapppp sayangggg, gue gak bakal mikirin lo lagi tapi lo janji besok balik ya 😠 Soalnya gue bosan :(Devano tersenyum saat membaca balasan yang diberikan oleh Dafina. Lalu Devano langsung membalasnya lagi.
PINPIN
Pokoknya besok saat gue balik, gue gak mau liat lo kurus atau pun sakit! TIDAK BOLEH!Devano segera meletakkan ponselnya kembali setelah membalas pesan tersebut. Dia tidak sabar untuk bertemu dengan kekasihnya yang sudah ia tinggalkan selama dua minggu ini. Dia merindukan Dafina-nya.
________________
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR ME ✓
Teen Fiction"Takdir itu di kejar bukan takdir yang mengejar kita." Setiap orang mempunyai cita-cita, keinginan, dan keharapan bukan? Tetapi apakah salah jika memiliki keinginan dan cita-cita yang luar biasa? Bisa dibilang susah di raih. Apakah menginginkan sepe...