Part 43

89 7 3
                                    

Hye Ra menunggu dan menunggu, sebuah jawaban yang entah kapan akan datang. Ia menghabiskan akhir pekannya sambil merajut pertanyaan yang akan ia ajukan jika bertemu dengan Tae Hyung nanti. Ia menunggu sampai Hari Senin tiba. Ia yang sedang turun dari bus berharap ada Tae Hyung yang sedang menunggunya di tempat pemberhentian, seperti biasanya. Tapi tidak ada laki-laki itu di sana, sama sekali. Pacarnya itu seolah ditelan bumi, tidak ada dimanapun.

Pikirannya dipenuhi dengan nama Tae Hyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pikirannya dipenuhi dengan nama Tae Hyung. Apakah ia harus pergi menemui laki-laki itu di kelasnya, di lantai atas, pikirnya. Ia sedih, karena meskipun ia ingin pergi ke sana, saat ini wilayah senior menjadi area paling sensitif di sekolah. 

Ia berjalan dengan perasaan hampa menuju kelasnya. Saat sampai, ternyata sudah ada Min Hee dan Jung Kook yang sedang membicarakan sesuatu, entah apa.

Jung Kook sepertinya mewanti-wanti Min Hee untuk tidak banyak bertanya hari ini, sebab Min Hee hanya menyapa singkat dengan sorot mata penuh pertanyaan dan kekhawatiran. Ia juga melihat Jung Kook yang terus mencuri pandang ke arahnya, tampak bingung harus bersikap bagaimana.

"Bersikaplah seperti biasanya!" kata Hye Ra, tak bersemangat.

Di antara kedua temannya, Jung Kook yang pertama bertanya. "Kau sudah mendapat kabar darinya?" tanya laki-laki itu dengan hati-hati. Saat itu Hye Ra hanya bisa menggeleng, tidak sama sekali.

"Mungkin sibuk." Min Hee bersuara di sebelahnya. "Kesibukan murid kelas tiga kan sudah menjadi rahasia umum," tambahnya lagi, bermaksud menghibur. Tapi sayangnya Hye Ra tidak mengindahkan hiburan itu. "Seharusnya dia tidak menjanjikan apapun dari awal," jawabnya ketus. Min Hee tidak salah apa-apa, tapi gadis itu memilih kata yang tidak tepat untuk dikatakan pada Hye Ra yang saat ini sedang menahan luapan amarah.

Hye Ra yang tahu bahwa ia marah pada orang yang salah segera melemaskan pundaknya dan hanya menghela napas berat, merasa lelah begitu saja.

Jung Kook menyadari kekeruhan mulai mengudara ke atmosfer di sekeliling mereka, ia pun mencoba menengahi dan menenangkan amarah temannya. "Terkadang laki-laki memang seperti itu, maklumilah!" katanya.

Kau pintar bicara, Jeon Jung Kook. Hye Ra tersenyum tipis, tapi tetap merasa tidak berdaya. "Aku minta maaf, Min Hee." Ia menyentuh tangan temannya yang tergeletak di meja dan meminta maaf dengan tulus.

"Tidak, aku mengerti," kata Min Hee sambil menumpuk tangannya yang  lain di atas tangan Hye Ra. Gadis itu menambahkan senyuman di akhir kalimatnya. "Aku harap kau bisa segera mendapatkan penjelasan dari Tae Hyung Seonbae."

"Terima kasih," balas Hye Ra.

Mereka lama berbincang tentang ini dan itu, menjauh dari topik persoalan yang sedang mereka hadapi. Tidak lama setelahnya guru yang mengajar di jam pertama masuk memberi materi, setelah itu mereka dibebaskan dari mata pelajaran terakhir agar bisa menjadi suporter bagi perwakilan olimpiade olah raga cabang basket.

Season 1 (Spring) : Whisper Sweet Nothings || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang