Part 30

99 9 15
                                    

Hye Ra tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa kejadian kemarin benar-benar mengusiknya. Ia merasa tidak enak pada Min Gyu yang harus melihat fotonya dengan Tae Hyung di layar ponselnya. Ia belum terbiasa dengan wallpaper-nya sehingga tidak berhati-hati saat di luar.

Hubungan yang terbentang antara dirinya dan Min Gyu mulai memudar sejak perasaan Min Gyu terungkap. Meski Hye Ra dengan tekun memberi tahu dirinya sendiri bahwa mereka hanya berteman, ia tidak bisa berbohong bahwa sejak ia mengetahui perasaan Min Gyu, ia mulai melihat Min Gyu dengan cara yang berbeda. Tentunya bukan rasa suka. Sebab perasaan sukanya telah ia berikan pada Tae Hyung.

Tiba-tiba keningnya berkerut karena ada keraguan yang bergelayut dalam dadanya. Ia jadi bertanya-tanya dalam hati, apakah perasaan suka itu ada bermacam-macam jenisnya. Ia memikirkan itu dalam-dalam, namun segera menepisnya jauh-jauh karena itu adalah pemikiran yang konyol. Perasaan suka itu hanya ada satu dan itu adalah perasaan yang ia berikan pada pacarnya, yaitu Tae Hyung. Jantungnya selalu berdebar saat ditatap oleh Tae Hyung dan pipinya terasa terbakar tiap kali mendengar laki-laki itu bicara dengan suara basnya. Sementara pada Min Gyu, ia tidak pernah merasakannya.

Hye Ra sudah memutuskan seperti itu adanya. Jika pun tidak, ia akan membuatnya menjadi seperti itu. Ia merogoh ponselnya yang ada dalam saku blazer, mencari kontak Tae Hyung sebelum mengirimkan pesan pada laki-laki itu, dimana?

Ia menunggu adanya balasan, tak lama kemudian ponselnya bergetar karena ada notifikasi baru yang masuk. Saat ia memeriksa, ternyata itu balasan dari Tae Hyung. Aula, katanya.

Hye Ra berdiri dengan antusias dan itu membuat teman di sebelahnya terkejut. "Kau mau kemana?" tanya Min Hee yang saat itu sedang mengerjakan PR, bukan PR untuk hari ini melainkan PR untuk minggu depan. Teman yang aneh memang, pikir Hye Ra.

"Menyadarkan diri." Hye Ra menjawab pertanyaan Min Hee dengan nada yang serius. Ia kemudian meninggalkan Min Hee dan kelasnya menuju aula, tempat biasa laki-laki itu latihan basket.

Perjalanannya terasa ringan dan mudah saat melewati koridor sekolah di lantai dua. Angin sepoi bermain di sekitarnya dan itu memberikan kesan segar pada dirinya yang beberapa waktu lalu sempat merasa kalut oleh sesuatu. Ia juga bisa melihat bunga Maehwa yang berwarna merah muda sedang menari-nari di atas udara di luar gerbang sekolah. Indah sekali, pikirnya.

Saat ia sedang menikmati semua itu dengan hati yang berdebar-debar, angin tiba-tiba berhenti dari pekerjaannya, udara terasa mencekik seolah ada sesuatu yang sedang terjadi di sana. Saat ia mencari sesuatu itu, ia melihat sosok Jung Kook yang sedang berjalan ke arahnya.

"Min Hee masih di kelasnya?" tanya laki-laki itu, terlihat tergesa-gesa.

Benar-benar mengganggu suasana, pikir Hye Ra. "Hm," jawabnya malas. Setelah mendapatkan jawaban itu, Jung Kook segera pergi dengan sedikit berlari menuju kelas mereka. Hye Ra hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak bisa mencerna tingkah laku Jung Kook. Menurutnya Jung Kook seperti planet yang bergerak mengelilingi matahari, dan matahari itu adalah Min Hee. Jung Kook pernah meninggalkan orbitnya dan itu adalah kesalahan yang fatal. Sepertinya laki-laki itu sedang berusaha memperbaikinya.

Hye Ra melanjutkan perjalanannya. Saat sudah mencapai pintu aula yang lebar, ia tidak sengaja berpapasan dengan Won Woo. Ia tidak punya rencana menyapanya tapi dilihat dari cara bagaimana Won Woo menatapnya, tampaknya laki-laki itu hendak mengajaknya bicara. Lagi.

"Er..." Won Woo menimang apa yang akan ia katakan dan Hye Ra menunggu dengan kebingungan. Tapi Hye Ra segera menebaknya, pasti sesuatu yang berhubungan dengan Min Hee. Ia sudah tahu bagaimana perasaan Won Woo, terlepas apakah itu bohong atau tidak, Won Woo pasti hendak bertanya tentang Min Hee.

Season 1 (Spring) : Whisper Sweet Nothings || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang