Part 28

94 9 2
                                    

Min Hee dan anak-anak kembali ke tempat yang diperintahkan guru mereka sekitar jam tiga kurang lima belas menit. Tepat pada saat mereka baru saja kembali panitia memanggil dan memberikan instruksi agar setiap peserta memasuki ruangan sebelumnya yang mereka gunakan.

Dengan tertib dan arahan dari panitia, Min Hee terpaksa harus berpisah lagi dengan teman-teman sekolahnya. Saat masuk Min Hee melihat ruangan itu sudah ditata lagi. Meja-meja dan kursi-kuri chitose dilipat dan disusun rapi di belakang ruangan, sementara di bagian depan diisi oleh podium kemenangan dari satu sampai tiga.

Min Hee memperhatikan meja yang berisi sertifikat dan medali. Ia juga mendengar pidato ketua panitia yang menjelaskan bahwa hanya ada tiga peserta terbaik yang akan mendapatkan hadiah. Min Hee harap ia salah satunya, meski ia bukan satu-satunya yang berpikir demikian. Orang-orang mulai berbisik dan berharap bahwa nama mereka akan dipanggil ke depan.

Setelah bicara ini itu, panitia pun bersiap untuk memanggil para pemenang. Pemenang akan dipanggil dari urutan ketiga, yang jatuh pada seorang laki-laki gemuk berkulit putih yang menggunakan kacamata bulat sempurna. Anak itu maju ke depan dan meniki podium ketiga. Pemenang kedua diraih oleh sekolah tetangga yang diwakili oleh seorang murid perempuan berambut hitam legam bergelombang yang saat tersenyum akan memperlihatkan kawat giginya. Dan pemenang pertama jatuh pada seorang murid perempuan berambut sebahu yang memiliki eyes smile yang menggemaskan.

Min Hee menyaksikan pemberian hadiah sampai akhir, sampai panitia lain menempelkan perolehan skor terakhir di beberapa sudut ruangan agar bisa dilihat semua orang. Ia dan yang lain berkerumun mendekati kertas hasil. Ia menemukan namanya di urutan kelima, hanya selisih tiga angka dengan pemenenag ketiga.

Min Hee sangat menyayangkan hal itu. Saat mengerjakan soal ia benar-benar sulit untuk fokus karena pikirannya terus terbagi-bagi, ia juga tipe orang yang mudah kaget setiap mendengar bunyi-bunyian nyaring di sekitarnya. Tadi itu pengalaman yang paling sukar untuk dijelaskan dalam hidupnya.

Ia mencoba berpikiran positif mengingat ia mendapat perolehan skor di atas empat puluh tiga peserta lainnya. Itu tidak terlalu buruk meski juara kelima tidak akan diingat oleh siapapun. Ia pun berjalan keluar ruangan dan mencari gurunya di tempat mereka selalu berkumpul.

Ia mendekati Guru Bae kemudian menggeleng lemah sebagai tanda kekalahan, bahwa ia tidak berhasil memenangkan apapun. Guru Bae yang biasa tegas itu begitu perhatian dan menghibur Min Hee dengan suara yang lembut. "Tidak apa-apa. Lagi pula tidak ada lagi anak yang lebih baik dari dirimu untuk mewakili olimpiade kimia di sekolah. Kau tahu sendiri kan, kimia bukanlah pelajaran yang mudah."

Min Hee tersenyum mendengar penuturan dari Guru Bae. Itu sangat berarti untuknya yang saat ini memang membutuhkan dukungan. "Terima kasih, Seonsaengnim."

"Apa kau sempat melihat skor terakhirnya sebelum keluar?" tanya Guru Bae. "Kelima." Min Hee langsung menjawab apa yang dimaksud gurunya itu.

"Itu cukup bagus, Min Hee-ya. Itu artinya kau mengalahkan empat puluh tiga peserta lainnya." Guru itu melayangkan senyum, tampak ada rasa bangga dalam sorot kedua matanya. "O iya, aku dengar Hye Ra dihukum karena ketahuan berciuman di sekolah oleh Guru Choi. Kau tahu?"

Min Hee bingung saat nama Hye Ra tiba-tiba muncul di tengah percakapan mereka, apalagi saat tahu bahwa berita itu sudah menyebar sampai ke telinga guru-guru. "Er... sebenarnya Hye Ra jarang sekali menceritakan perihal hubungannya," kata Min Hee cari aman. Rasanya bukan tempatnya bagi dirinya untuk membicarakan Hye Ra di belakang.

"Tidak, bukan itu. Aku dengar dia pacaran dengan Tae Hyung, anak dari kepala sekolah terdahulu." Min Hee tidak pernah menahu soal itu. Hye Ra juga tidak bercerita apa-apa padanya. "Setahuku ayahnya itu benar-benar tegas dalam mendidik anak. Dan setahuku Tae Hyung tidak diizinkan pacaran oleh ayahnya. Aneh saja, ternyata sekarang Tae Hyung pacaran, saat kelas tiga yang mana seharusnya fokus pada ujian nanti, dan bukan dengan siapapun tapi dengan Hye Ra."

Season 1 (Spring) : Whisper Sweet Nothings || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang