Part 9

180 26 2
                                    

Min Hee berjalan keluar dari kelas bersama Hye Ra sambil memeluk buku-bukunya. Itu hal biasa yang sering terjadi, tapi atmosfer sore itu berbeda dari biasanya, bisa dikatakan sangat aneh; pekat dan sesak. Ia merasa segan pada Hye Ra yang sedari tadi pagi diam dan mengabaikannya, entah karena apa.

“Hari ini kau sangat pendiam, Hye Ra.” Min Hee mengomentari dengan hati-hati.

Hye Ra hanya melirik sebentar ke arahnya kemudian melamun lagi. Saat itu, Min Hee pun mulai memberanikan diri untuk melihat-lihat raut wajah temannya yang terus ditekuk. Ia melihat samar-samar sebuah lingkaran hitam di sekitar mata Hye Ra, menunjukkan bahwa gadis itu tidak bisa tidur semalam. Karenanya, ia jadi semakin yakin bahwa ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiran Hye Ra saat ini. “Kau kenapa?” tanya Min Hee agak khawatir. "Apa ada masalah? Atau kau sakit?" Ia menambah daftar pertanyaannya.

Hye Ra adalah tipe orang yang harus dipancing terlebih dahulu untuk sampai bercerita, jadi Min Hee harus sabar, ia harus menemukan kata kuncinya dengan cara terus bertanya sambil memperhatikan perubahan kecil di wajah temannya tiap kali mendapat pertanyaan.

"Apa kau bertengkar lagi dengan ibumu?" tanya Min Hee masih berupaya. Tapi kata-kata dalam kalimat itu tidak mempengaruhi air muka gadis itu.

Dari arah berlawanan, Min Gyu dan Won Woo datang menghampiri, membatalkan interogasi berkelanjutan yang dilakukan Min Hee. Pada saat yang bersamaan, Min Hee tidak sengaja melihat gerak-gerik Hye Ra yang mulai gelisah di tempatnya. Ia hendak bertanya lagi, tapi Won Woo segera mengalihkan atensinya.

Won Woo bertanya padanya. “Kau siap?” Setelah pertemuan mereka yang ketiga, yaitu di perpustakaan, Won Woo menjadi lebih akrab dan ramah. Laki-laki itu bahkan menyapa dan bertanya lebih dulu.

Mim Hee mengangguk. “Ya, aku siap,” jawabnya yang mengerti arah pembicaraan Won Woo.

Sepertinya dialog tersebut terkesan terlalu ambigu untuk temannya. “Apa?” tanya Hye Ra yang tidak mengerti sedikit pun.

Min Hee merespons dan menjelaskan. “Hari ini aku dan Won Woo harus mengikuti kelas khusus untuk persiapan olimpiade, jadi aku tidak bisa pulang bersama kalian. Maaf, ya," katanya penuh sesal.

Hye Ra tampak terkejut mendengar hal itu. Pupilnya yang membesar menoleh ke arah Min Gyu sekilas. Pada saat itu, Min Gyu membuka suara dan memberi tahu Hye Ra bahwa laki-laki itu juga tidak bisa pulang bersama hari ini. “Aku harus latihan basket,” katanya memberi tahu.

“Ooh...” Hye Ra jadi kikuk di tempatnya. “Kalau begitu, aku akan pulang lebih dulu.” Gadis itu pun pergi membawa semua jawaban yang ingin Min Hee ketahui. Min Hee yang tahu bahwa temannya itu selalu baik-baik saja meski pulang sendiri merasakan ada sesuatu yang aneh sore itu. Ia merasa bersalah dan khawatir begitu saja. “Ayo!” Won Woo membuyarkan lamunannya.

"Kalau begitu, kita berpisah di sini." Min Gyu bersuara lagi. Laki-laki itu pun membawa kaki-kakinya pergi ke arah yang berbeda dengan mereka.

"Apa kau merasa ada sesuatu yang aneh pada mereka berdua?" Min Hee mencoba menyeruakan terkaannya. Berharap Won Woo mengetahui sesuatu dan mau memberi tahunya.

Won Woo merespons perkataan Min Hee barusan. "Mereka pasti akan baik-baik saja," jawab laki-laki itu.

Min Hee mengerutkan kening karena merasa ada yang mengganjal dari kalimat tersebut, seolah-olah Won Woo mengetahui sesuatu. "Kau terdengar seperti tahu sesuatu." Ia tambah curiga.

"Kenapa tidak kau tanyakan langsung pada orangnya?" Won Woo membalas dengan santai.

Min Hee merengut. Ia tahu bahwa itu ide terbaik yang bisa ia lakukan. Itulah kenapa ia terus bertanya pada Hye Ra tadi, tapi gadis itu tidak mengatakan apa-apa. Mungkin seharusnya ia bertanya pada Min Gyu saja, pikirnya.

Season 1 (Spring) : Whisper Sweet Nothings || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang