Part 49

100 9 4
                                    

Hati manusia adalah hal yang paling sulit untuk dipahami. Seseorang bisa begitu marah pada orang yang mereka cintai dan seseorang bisa begitu sayang pada orang yang telah menyakiti mereka. Begitulah yang Hye Ra rasakan saat melihat Jung Kook dan Min Hee sekarang!

Di lain hal, Hye Ra juga mengalami dilema yang tidak kalah hebat dari kedua sahabatnya. Berdiri di antara dua orang yang sedang bertengkar bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi jika kedua orang itu sama-sama berharga. Ini tidak seperti keadaan saat harus memilih permen atau cokelat. Tidak juga seperti boneka atau bunga. Ini lebih rumit dari itu. Saat ini keadaan seolah menempatkannya pada pilihan antara seorang sahabat atau... sahabat.

Jika ia memilih salah satu seorang sahabat, maka ia harus mau kehilangan salah satu sahabatnya yang lain di waktu yang bersamaan. Ia tidak bisa melakukannya. Mungkin itulah kenapa, ia tidak bisa benar-benar marah pada Min Hee, sebab ia tahu bahwa gadis itu pasti mengalami kesulitan saat harus memilih antara Jung Kook dan Won Woo. Ia hanya bisa membantu untuk meminimalisir kekhawatiran Min Hee dan rasa sakit Jung Kook, meski hanya sedikit saja.

Saat ini Hye Ra masih mengikuti Jung Kook. Ia ingin memanggil nama laki-laki itu, tapi ia masih belum tahu hal apa yang harus dikatakannya nanti jika laki-laki itu menengok karena panggilannya.

Ia memperhatikan Jung Kook dari belakang. Punggung laki-laki itu terlihat bungkuk karena kepala yang terus ditekuk, langkahnya tegas tapi ganjil, dan sesekali ia bisa mendengar dengusan dari depan. Jung Kook tidak pernah sekesal ini sebelumnya, pikir Hye Ra.

Tiba-tiba saja Jung Kook berhenti melangkah. Hye Ra ikut berhenti secara otomatis. Ia merasa was-was di tempatnya berdiri, sambil menerka-nerka alasan kenapa Jung Kook berhenti.

Beberapa detik kemudian, Hye Ra tahu jawabannya saat Jung Kook tiba-tiba menengok ke belakang, ke arahnya. Mata mereka bertemu. Jung Kook tidak terlihat marah karena diikuti tapi tidak begitu senang juga karena laki-laki itu menghela napas berat sebelum membuka dialog. "Min Hee yang menyuruhmu mengikutiku?" tanya laki-laki itu.

Hye Ra tidak langsung menjawab. Ia mendekati Jung Kook terlebih dahulu, sampai jarak terasa lebih nyaman untuk bicara. "Aku juga khawatir padamu. Itu saja tidak tahu!" ucapnya, agak malu dan jijik. Suaranya terdengar seperti seseorang yang sedang kumur-kumur, tidak begitu jelas. Mungkin sebagian dari dirinya tidak berharap Jung Kook benar-benar mendengar jawabannya.

Jung Kook pun mengomentari. "Ini tidak seperti aku akan meloncat ke arah mobil yang melaju," katanya.

"Setidaknya kau benar berpikir tentang hal itu." Hye Ra membalas. Kekhawatirannya sangat wajar, mengingat Jung Kook adalah tipe orang yang nekat. Hye Ra tidak pernah berpikir tentang meloncat ataupun mobil melaju, tapi laki-laki itu memikirkannya, meski pikiran buruk itu berakhir menjadi guyonan semata.

Jung Kook diam untuk beberapa saat, menatap dirinya dengan intens. Sepertinya ada sesuatu yang mengusik laki-laki itu. "Kau... sudah tahu?" Jung Kook sedang membicarakan perihal hubungan Min Hee dan Won Woo sekarang. Laki-laki itu tampak berharap jawabannya tidak. Hye Ra bisa membacanya dari ekspresi wajah laki-laki itu.

Hye Ra tidak tega jika harus mengatakan yang sebenarnya, bahwa dia sudah tahu lebih dulu, bahwa dirinya juga bagian dari sandiwara itu. Tapi Jung Kook sudah lebih dari cukup mendapat kebohongan akhir-akhir ini, maka Hye Ra memutuskan untuk mengiyakan. "Hm," gumamnya sembari menganggukkan kepala. Ia menundukkan wajahnya karena merasa bersalah. Selain itu ia juga tidak tahan jika harus melihat wajah kecewa Jung Kook untuk yang kedua kalinya.

"Kenapa kau tidak memberi tahuku?" Jung Kook bertanya dengan nada yang begitu serius. Hye Ra nyaris kabur dari sana saking takutnya dengan tatapan Jung Kook yang tajam. "Bukan hakku," jawabnya.

Season 1 (Spring) : Whisper Sweet Nothings || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang