Part 19

130 8 4
                                    

Jam istirahat sudah berakhir, bel sekolah menggiring anak-anak yang ada di luar kembali ke kelas masing-masing, termasuk Hye Ra dan Jung Kook yang sekarang sedang menaiki anak tangga.

Sejak percakapan terakhir mereka di kantin, Hye Ra terus mendesak Jung Kook untuk memberi tahu apa yang ada dalam pikiran laki-laki itu, karena meskipun ia tahu Jung Kook adalah anak yang baik, ia tetap khawatir Jung Kook akan melakukan hal-hal nekat demi mendapatkan Min Hee kembali.

"Jung Kook-ah, kau tidak akan melakukan hal-hal aneh, kan?" Hye Ra meminta Jung Kook untuk meresponsnya dengan meraih pergelangan laki-laki itu. "Bicara denganku! Kita bisa mencari cara lain untuk membuat Min Hee suka lagi padamu."

"Kau ini kenapa, sih?" Jung Kook tampak risih dengan tingkah Hye Ra yang berlebihan, padahal dirinya tidak mengatakan apapun sedari tadi.

"Kita akui saja, kau ini memang orang yang nekat, kan?" kata Hye Ra. "Aku yakin setidaknya ada satu atau dua ide dalam kepalamu untuk mendapatkan hati Min Hee lagi dengan cara menyingkirkan Won Woo. Iya, kan?"

"Oh, jadi namanya Won Woo." Jung Kook tersenyum sinis.

"Jung Kook-ah, poin utama yang harus kau perhatikan bukanlah Won Woo melainkan Min Hee. Aku tidak mau kau berbuat yang tidak-tidak pada Won Woo..."

"Apa-apaan ini? Kau sedang melindunginya di depanku?" Jung Kook memotong kalimat Hye Ra bak sebilah pisau tajam.

"Kau tahu kan, bukan itu maksudku." Hye Ra membela diri. "Jika kau berbuat sesukamu, apalagi pada Won Woo yang tidak bersalah, Min Hee mungkin akan semakin kecewa padamu. Jadi lebih baik..."

"Oke, aku tidak akan melakukan apapun tanpa seizinmu. Puas?" Jung Kook merasa kesal karena Hye Ra jadi rewel sekali, padahal biasanya selalu tidak acuh.

"Berjanjilah!"

"Tidak perlu."

Hye Ra mengacungkan jari kelingkingnya yang mungil di depan Jung Kook yang keheranan. "Berjanjilah padaku!" katanya. "Kalau kau tidak akan..." Untuk yang ke sekian kalinya, Hye Ra tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena Jung Kook.

"Itu hanya jari, Hye Ra. Kau ini ada-ada saja." Jung Kook menggelengkan kepala melihat tingkah temannya yang sama seperti dulu.

Mereka telah sampai di lantai dua, dimana kelas mereka berada. Hye Ra yang masih kesal dengan Jung Kook mendorong punggung laki-laki itu sekuat tenaga, Jung Kook hampir jatuh terjerembap karena ulahnya. "Park Hye Ra!" teriak Jung Kook.

Hye Ra mengangkat dagunya puas dan mengancam laki-laki yang sedang meringis di depannya dengan kata-kata tajam. "Awas saja kalau kau berani melakukan hal-hal..." Dan sekali lagi, kalimat Hye Ra terhenti karena seseorang bicara begitu saja. Tapi kali ini bukan Jung Kook pelakunya, melainkan laki-laki jangkung bernama Kim Min Gyu yang sedang lewat bersama temannya, Jeon Won Woo.

"Kalian berdua sedang apa?" tanya Min Gyu yang terlihat bingung dan sedikit canggung.

Hye Ra menoleh dan menelan salivanya tegang, sebagian dirinya merasa malu karena bertingkah kekanakan di depan laki-laki itu. "Annyeong." Ia menyapa dengan kaku.

Min Gyu tidak segera membalasnya dan hal itu membuat Hye Ra semakin kikuk, tidak tahu harus bagaimana. Sepertinya Min Gyu masih menjaga jarak, pikir Hye Ra. Ia mencoba memahami, tapi tetap saja ia merasa sedih karena hubungannya dengan Min Gyu tidak bisa benar-benar kembali seperti sedia kala. Saat ia menatap Min Gyu kembali, ia melihat sebuah lengkungan di bibir Min Gyu untuknya. "Dia membuatmu kesal lagi?" tanya laki-laki itu terdengar sangat akrab.

Hye Ra memberikan anggukan sebagai jawaban. "Kau tahu sendiri kan, dia memang menyebalkan."

"Aku tahu betul." Min Gyu pun menyapa Jung Kook, tapi tidak sama seperti yang pernah dilakukannya dulu.

Hye Ra merenungkan kondisi pertemanannya yang berubah drastis, mereka berempat terlihat seperti tidak pernah memiliki sejarah indah bersama, seolah hanya saling mengenal saja.

Min Gyu kembali menoleh pada Hye Ra. "O iya, sekarang Min Hee sedang istirahat di UKS karena sakit. Jadi sepertinya dia tidak bisa mengikuti kelas berikutnya, tolong sampaikan pada gurumu..."

"Sakit apa?" Jung Kook tampak terkejut mendengar berita itu, kekhawatiran juga mulai terlihat memenuhi air mukanya.

"Hanya pusing, tapi dokter sudah menanganinya. Kau tenang saja." Min Gyu mencoba tetap tenang agar semua tidak panik.

"Hye Ra-ya," panggil Jung Kook. "Kau bisa tunjukkan ruang UKS padaku? Aku ingin melihat kondisinya."

Sebelum Hye Ra memberikan tanggapan, suara bas Won Woo mendahuluinya. "Min Hee butuh istirahat saat ini," katanya, yang secara halus melarang Jung Kook untuk menemui dan mengganggu Min Hee.

Tanpa aba-aba Jung Kook meraih kerah Won Woo dan mendorongnya ke dinding. "Memangnya kau siapa berani melarangku menemui Min Hee?" Jung Kook mengatakannya dengan gigi atas dan bawah saling menekan satu sama lain karena menahan amarah.

Min Gyu mencoba melepaskan cengkeraman tangan Jung Kook pada seragam Won Woo. "Jung Kook-ah, apa yang kau pikir sedang kau lakukan?" Min Gyu tidak tahu saja bahwa Jung Kook memang sudah gatal sekali ingin melakukan hal ini pada Won Woo sejak di kantin tadi, atau mungkin sejak kemarin malam.

"Jung Kook-ah!" Hye Ra membantu Min Gyu untuk melerai perkelahian itu. "Lepaskan tanganmu darinya!" pintanya.

Jung Kook mengabaikan perkataan teman-temannya dan tetap menekan tubuh Won Woo ke dinding. "Asal kau tahu saja, dia milikku." Setelahnya, ia menghempaskan tubuh Won Woo sampai berbenturan dengan dinding di belakangnya.

Jung Kook pun berjalan ke arah Min Gyu datang sebelumnya, merasa yakin bahwa entah dimana tapi lewat jalan ini ia bisa menemukan ruang UKS.

Hye Ra yang masih di tempatnya berdiri meminta maaf atas nama Jung Kook pada Won Woo. "Jangan kau pedulikan dia! Dia memang begitu." Sebelum mengejar ketertinggalan dari Jung Kook, ia menoleh pada Min Gyu dan berkata sekali lagi. "Aku pergi dulu."

Hye Ra pun berlari mengejar Jung Kook. Setelah mereka berjalan beriringan kembali, ia memukul lengan atas Jung Kook keras sekali. "Kau pasti sudah gila."

"Aku tidak mengerti apa yang Min Hee suka darinya." Jung Kook tetap berjalan dengan langkah yang besar-besar, sampai Hye Ra kewalahan untuk mengimbanginya.

"Jika Min Hee tahu, dia pasti akan sangat marah padamu," kata Hye Ra. "Kau harus mengendalikan emosimu. Sekarang kau fokus saja pada Min Hee, kondisi kesehatannya dan perasaannya. Jangan bawa nama Won Woo lagi! Sudah kubilang dia tidak ada hubungannya denganmu."

"Terus saja membela laki-laki brengsek itu."

"Harus kuakui kau lebih brengsek." Mereka akhirnya sampai di ruang UKS. Hye Ra menahan Jung Kook untuk memutar knop pintu karena masih ada hal yang ingin ia sampaikan. "Aku..." katanya dengan serius. "Aku ingin kita seperti dulu. Itu artinya aku ada di pihakmu. Percayalah!"

"Kau tidak mengerti betapa takutnya aku kehilangan Min Hee dan betapa tidak sanggupnya aku jika harus melihat wanita yang kucintai bersama laki-laki lain." Jung Kook menatap mata cokelat Hye Ra lekat-lekat.

Hye Ra melepaskan pegangannya di knop pintu dengan perlahan. "Kalau begitu, apa kau mengerti betapa takutnya aku kehilangan kalian semua?" Saking takutnya, aku sampai menolak cinta Min Gyu dan melukai perasaannya.

"Jika kau terus menuruti emosimu, kau benar-benar akan kehilangan Min Hee. Dan aku..." Hye Ra menelan salivanya. "Aku terpaksa harus memilih salah satu di antara kalian."

"Aku tulus mencintai Min Hee."

"Kau tidak perlu membuktikannya pada orang lain, kau hanya perlu membuktikannya pada Min Hee." Hye Ra berusaha menyemangati Jung Kook lagi. "Kau pasti bisa."

Jung Kook pun menarik tangannya dari knop pintu. "Kau benar."

"Sekarang kita kembali ke kelas, nanti pulang sekolah kita jemput Min Hee di sini dan kita pulang bersama." Meski sedikit terpaksa, mereka pun benar-benar kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran berikutnya.

Sebenarnya Hye Ra sendiri tidak yakin kepastian apa yang baru saja ia tawarkan pada Jung Kook, tapi yang jelas ia memang berharap bahwa Jung Kook dapat menemukan jalannya lagi untuk bersama dengan Min Hee.

***

TBC

Season 1 (Spring) : Whisper Sweet Nothings || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang