Part 25

89 8 11
                                    

Hye Ra malas sekali saat menemukan Guru Choi yang begitu rajin menjaga gerbang sekolah. Ia bahkan curiga bahwa guru olahraga itu bukannya ingin mendisiplinkan murid-murid, tapi memang hobi sekali marah-marah.

Tampaknya Tae Hyung yang memergoki wajah masam Hye Ra langsung bertanya. "Kau kenapa?" Hye Ra menatap lurus Guru Choi dengan tatapan tajam untuk menjawab pertanyaan pacarnya. Tae Hyung mengikuti arah pandang Hye Ra dan menemukan objek seorang guru laki-laki yang memakai training sedang menunjuk-nunjuk wajah seorang murid laki-laki yang ketahuan membawa rokok ke sekolah.

"Kenapa? Kau juga merokok?" Hye Ra memicingkan mata hendak marah. Ia tidak bisa membedakan apakah itu pertanyaan polos dari Tae Hyung atau hanya sekadar gurauannya saja, tapi yang jelas ia benar-benar dibuat kesal. "Bukan. Hanya saja Guru Choi pasti akan memanggil namaku kencang-kencang, aku takut kau merasa tidak nyaman."

Tae Hyung tersenyum. "Aku tidak apa-apa. Ayo!" Laki-laki itu malah tampak bersemangat menanti teriakan Guru Choi. Sebelumnya ia tidak pernah diteriaki oleh seorang guru, jadi ini akan menjadi salah satu pengalaman yang mendebarkan.

Saat mereka hendak melewati Guru Choi, guru laki-laki yang memiliki suara keras itu memanggil nama Tae Hyung dengan ramah dan akrab. "Tae Hyung-ah."

Hye Ra yang awalnya takut jadi merasa aneh, dan sedikit was-was. Guru itu berjalan mendekat yang membuat Hye Ra dan Tae Hyung membungkuk sopan secara otomatis. "Annyeonghaseyo." Sapaan mereka terdengar seperti sebuah harmonisasi dalam paduan suara mengingat karakter suara mereka yang sangat jauh berbeda.

"Bagaimana kabar ayahmu?" Guru Choi mengajak bicara Tae Hyung saja. Hye Ra hanya menonton sambil menebak-nebak, bagaimana Guru Choi bisa mengenal ayah Tae Hyung. Dan... senyuman itu! Ia belum pernah melihat guru itu tersenyum selama ia bersekolah di sini, tapi ia sedang melihatnya saat ini, senyuman Guru Choi yang ditujukan pada Tae Hyung.

"Ayahku baik, Seonsaengnim." Tae Hyung menjawab dengan sopan, sopan sekali sampai Hye Ra ikut tersenyum di sebelahnya.

"Tolong sampaikan salamku padanya, ya! Dia sudah jarang sekali datang ke sini," kata Guru Choi. "Baik." Tae Hyung masih merespons dengan cepat dan sopan.

"O iya." Guru Choi tampak lebih serius dan berhati-hati. "Apa ayahmu tahu kalau kau sudah punya pacar?" Guru itu sekilas melirik Hye Ra yang tidak tahu apa-apa.

Air muka Tae Hyung tiba-tiba berubah. Hye Ra tidak bisa menjelaskan apa arti dari ekspresi itu, tapi jika ia harus mendeskripsikannya dengan satu kata, ia akan memilih gugup. Ia tidak mengerti kenapa pacarnya itu jadi gugup saat Guru Choi membicarakan hubungan mereka.

Atmosfer terasa mencekik bagi Hye Ra yang sama sekali tidak mendapatkan petunjuk apa yang sedang terjadi. Saat ini Guru Choi bisa bertanya apa saja seperti Tae Hyung yang bisa menjawab apa saja. Mereka seperti sedang perang lewat senyuman penuh kesopanan, dan Hye Ra adalah penonton baru yang ketinggalan beberapa episode sebelumnya.

Tae Hyung tersenyum lagi, sudah bisa menguasai dirinya kembali. "Ayahku sangat sibuk akhir-akhir ini, tapi aku memang berencana memberi tahunya, cepat atau lambat." Tae Hyung terlihat percaya diri sekali saat mengatakannya. "Kalau begitu kami pamit." Laki-laki itu meraih tangan Hye Ra dan menariknya pergi.

Setelah beberapa langkah, Hye Ra akhirnya berani bertanya. "Bagaimana Guru Choi bisa mengenal ayahmu?" tanyanya. Tae Hyung menoleh, raut wajahnya masih menunjukan ketegangan. "Ayahku pernah jadi ketua komite di sekolah ini, dulu sekali, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk mengambil alih bisnis keluarga," jelas Tae Hyung.

"Hye Ra-ya." Laki-laki itu terlihat hendak mengatakan sesuatu yang penting, sehingga Hye Ra menjadi waspada di tempatnya. "Maaf karena aku belum memberi tahu hubungan kita pada ayahku."

Season 1 (Spring) : Whisper Sweet Nothings || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang