Part 8

193 25 5
                                    

Sebelum meninggal karena sakit, Ayah Hye Ra adalah seorang sutradara yang sukses. Ia pernah merampungkan beberapa judul film yang menjuarai box office Korea Selatan selama tahun penayangannya, dan salah satu pencapaiannya yang paling tinggi adalah ketika dirinya menyutradarai sebuah film biografi sejarah yang berhasil memikat hati seluruh rakyat Korea. Film tersebut bahkan mendapatkan banyak sekali penghargaan dan menjadi ikonik tersendiri sampai sekarang.

Tumbuh bersama ayah yang sangat menyukai dunia perfilman membuat Hye Ra tidak begitu asing dengan gambar, cerita dan hal-hal yang berhubungan dengan itu. Sejak kecil, Hye Ra sudah jatuh cinta dengan gambar. Setiap kali ia menggambar, ia akan menceritakan sebuah cerita di balik isi gambar tersebut. Dan ayahnya selalu menjadi pendengar yang baik untuknya, setidaknya sampai ayahnya meninggal.

Selain itu, di ulang tahunnya yang ke-8, Hye Ra mendapatkan hadiah berupa handycamp pertamanya dari ayahnya. Namun sepertinya ia tidak mewarisi bakat sutradara dari ayahnya, sebab setiap kali mengambil momen, hasilnya tidak akan lebih dari sebuah film dokumenter amatir yang isinya sangat random.

Di ulang tahunnya yang ke-10, ayahnya yang masih mencoba peruntungan untuk mencari minat-bakat dari putri semata wayangnya menghadiahkan Hye Ra sebuah kamera. Saat itu Hye Ra jauh lebih tertarik untuk mengambil foto dibanding video. Menurutnya sebuah foto bisa menceritakan lebih banyak dalam kebisuan dibanding gambar bergerak yang bising.

Hampir setiap akhir pekan, entah ayahnya sedang sibuk atau tidak, atau bisa datang atau tidak, Hye Ra akan pergi ke taman terdekat untuk mencari objek. Objek favoritnya adalah flora dan fauna. Dan teknik foto favoritnya adalah fotografi makro. Ia baru menyadari hal itu ketika usianya menginjak 12 tahun.

Tapi sayangnya minatnya itu tidak begitu ditekuni lagi semenjak ayahnya meninggal. Ada beberapa faktor pendukung yang membuatnya seperti itu. Pertama, keuangannya sekarang tidak memungkinkannya untuk membeli kamera keluaran terbaru yang lebih canggih, apalagi teknik pengambilan makro termasuk teknik pengambilan foto yang sulit jika diambil dengan kamera biasa. Kedua, entah itu di Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas, tidak ada klub yang menampung minatnya tersebut. Sampai akhirnya, ia menjadikan fotografi hanya sebagai aktivitas di waktu senggang saja, seperti sekarang. Saat ini ia sedang berada di perjalanan menuju rumah Min Gyu untuk meminjam kamera mahalnya, seperti biasa.

Rumah Min Gyu sangat besar, hampir menyerupai istana. Kesuksesan orang tuanya di bidang medis membuat Min Gyu menjadi anak yang terlahir dengan sendok emas, tapi Min Gyu tumbuh menjadi pribadi yang baik, entah itu sebagai anak maupun teman.

Hye Ra membunyikan bel yang ada di gerbang utama luar rumah, karena ia sudah menghubungi Min Gyu sebelumnya, ia yakin laki-laki itu sudah siap menyambut kedatangannya. Tapi tanggapan dari dalam membutuhkan cukup banyak waktu, mengingat betapa besarnya rumah itu!

Setelah beberapa saat menunggu, suara Min Gyu pun keluar dari alat pengeras suara. "Siapa?" Suara laki-laki itu begitu sopan dan hangat.

"Ini aku. Hye Ra," jawab Hye Ra. Satu detik kemudian gerbang terbuka secara otomatis dan suara Min Gyu menuntunnya untuk masuk.

Halaman rumah Min Gyu cukup luas sehingga Hye Ra harus mau berjalan beberapa langkah untuk sampai ke depan pintu rumah itu. Ia mengetuk sekali dan Min Gyu segera muncul di balik pintu. "Masuklah!"

"Aku kemari untuk meminjam kameramu lagi." Hye Ra menatap teman laki-lakinya itu dengan wajah binar, agar mendapatkan izin.

Mereka masuk ke dalam rumah sambil bicara. "Kau menemukan tempat yang bagus?" tanya Min Gyu.

Hye Ra mengikuti langkah Min Gyu dari belakang sambil melihat-lihat. Ini bukan kali pertamanya ia menginjakkan kaki di rumah temannya itu, tapi setiap kali ia datang, ia masih selalu dibuat terpukau oleh kemegahannya. "Ini kan awal musim semi. Ada banyak yang bisa kupotret, aku hanya perlu menengok ke kiri dan kanan," jawab Hye Ra sambil mempraktikan.

Season 1 (Spring) : Whisper Sweet Nothings || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang