Part 35

129 11 4
                                    

Sepanjang hari, Hye Ra menutup telinganya dari gunjingan penghuni sekolah yang saling berbisik membicarakan tentang kejadian kemarin, saat ia dan Se Na terlibat perkelahian yang cukup brutal. Meski ia curiga bahwa mereka sebenarnya tidak berniat membicarakannya diam-diam, mereka ingin Hye Ra mendengarnya, sebab ia selalu berhasil menangkap gelombang suara yang menyebut namanya dalam dialog mereka.

Min Hee dan Jung Kook selalu berusaha menguasai perhatiannya, tapi mereka berdua terlalu mudah untuk ditebak. Hye Ra pura-pura tidak tahu dan terus menarik bibirnya seperti orang bodoh yang bahagia agar tidak membuat mereka khawatir.

Sejauh ini tampaknya Tae Hyung juga belum tahu apapun tentang masalah yang menimpanya, laki-laki itu terlalu sibuk dengan studinya. Tadi pagi saja, saat mereka berangkat sekolah bersama, Tae Hyung lebih banyak berbicara tentang simulasi ujian yang akan diadakan hari ini dan hanya membahas sedikit tentang rencana kencan mereka di akhir pekan nanti. Dan Hye Ra tidak sempat bertemu dengan pacarnya saat jam istirahat tadi. Pacaran macam apa ini, pikirnya menahan rasa kesal campur kecewa.

Terlintas sebuah pemikiran gila dalam kepalanya. Seharusnya mereka tidak melangkah terlalu jauh. Seharusnya ia berusaha menolak gagasan konyol Tae Hyung yang mengajaknya berkencan. Ia pasti akan terhindar dari segala macam ketidaknyamanan ini.

Keputusan untuk berkencan dengan Tae Hyung memang tidak pernah ada dalam daftar rencananya. Itu terjadi begitu saja. Ia tidak memiliki pilihan lain, bahkan nyaris terpaksa. Hye Ra tidak pernah diberi kesempatan untuk memikirkannya barang satu malam pun, bahwa memacari seorang murid kelas tiga yang populer bukanlah hal menyenangkan.

Terlanjur tenggelam dalam lamunan, Hye Ra menerka-nerka apa yang akan terjadi jika Tae Hyung sudah lulus nanti, apakah mereka akan semakin sulit bertemu atau hubungan mereka justru akan berakhir begitu saja saat pertemuan sudah tidak memungkinkan. Walau bagaimanapun, lambat laun jarak yang terlalu jauh dan waktu yang tidak pernah pas akan menumbuhkan keraguan, mungkin takdir memang tidak pernah merestui.

Hye Ra tidak percaya sampai ia merasakan sendiri, bahwa hati manusia itu rumit, sangat rumit, bahkan terlalu rumit. Ia nyaris tidak tahu apapun mengenai perasaan cinta, hubungan dan laki-laki. Ia pikir ia bisa belajar dengan cepat saat mencoba menjalin hubungan dengan Tae Hyung, nyatanya ia hanyalah seorang amatiran polos yang bersedia berkorban untuk mencintai.

Belum lagi masalah dirinya dengan Min Gyu. Apa yang terlihat di luar memang menunjukkan bahwa hubungan mereka sudah kembali normal seperti sedia kala, tapi Hye Ra pribadi ia hanya sedang bersandiwara saja. Tiap kali bertemu dengan Min Gyu, ia masih merasa canggung bahkan tidak nyaman.

Tepat pada saat benaknya sedang menyuarakan nama Min Gyu, bak sihir laki-laki jangkung itu tiba-tiba muncul di bingkai pintu kelas, menatap ke arahnya seperti laser pemotong. Laki-laki itu masuk ke dalam kelas dan berdiri di depan bangkunya, tampak penting. "Kau punya waktu?" tanyanya.

"Ada masalah apa?" Hye Ra kebingungan. Dan yang paling parah, ia mulai mendeteksi rasa takut dan khawatir akan berita yang dibawa laki-laki itu dalam kerongkongannya.

"Sebaiknya kita bicara di luar," kata Min Gyu tampak risih dengan pandangan orang-orang yang berusaha menguping pembicaraan mereka. Hye Ra juga tidak mengerti kenapa orang-orang jadi semakin tidak sopan dengan privasinya belakangan hari ini.

Hye Ra mengikuti jejak Min Gyu di belakangnya. Perawakan Min Gyu yang kokoh nan besar membuat ulu hatinya berdebar dan tidak berdaya tatkala punggung itu bergerak dengan konstan. Ia masih ingat pertemuan pertama mereka, saat itu tinggi mereka tidak jauh berbeda, sekarang ia tidak lebih dari bahu laki-laki itu. Waktu benar-benar merubah segalanya.

Min Gyu menuntunnya sampai ke area taman yang ada paling utara bangunan sekolah, di sana ada bangku kosong untuk tempat duduk dan yang paling penting tidak begitu banyak orang yang berlalu lalang. Laki-laki itu duduk di salah satu sisi, menunggu Hye Ra untuk duduk di sebelahnya.

Season 1 (Spring) : Whisper Sweet Nothings || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang