Part 57

88 8 8
                                    

Mengingat Tae Hyung yang akan melanjutkan studi di luar negeri, itu artinya Tae Hyung tidak akan mengikuti Suneung (Ujian Masuk Perguruan Tinggi di Korea) pada bulan November mendatang. Sebagai gantinya, laki-laki itu harus menghadapi SAT (Sholastic Assessment Test) sebagai salah satu syarat untuk mendaftar kuliah S1 di luar negeri yang telah dilaksanakan hari kemarin.

Hye Ra tidak bisa mengantar Tae Hyung ke tempat pelaksanaan ujian, sebab Tae Hyung sudah pasti diantar dengan mobil pribadi dan dikawal secara ketat oleh asisten keluarganya. Meski begitu, Hye Ra tetap memberikan dukungannya lewat pesan. Ia yang biasa menjawab pesan Tae Hyung, untuk yang pertama kalinya mengirim pesan panjang lebar kepada pacarnya itu sebagai tanda semangat darinya.

Hari ini, setelah masa ujian terlewati, seperti bagaimana yang sudah dijanjikan, ia akan mengakhiri hubungan mereka. Ini jelas bukan hadiah yang ingin diberikan Hye Ra untuk menyambut keberhasilan dari kerja keras Tae Hyung selama ini. Dan ini juga mungkin bukan hadiah yang diharapkan atau bahkan terbayangkan oleh Tae Hyung darinya.

Sebelum bertemu Tae Hyung, Hye Ra menyempatkan diri membeli satu ikat karangan bunga untuk pacarnya. Ia ingin mengapresiasi perjalanan sekolah pacarnya selama tiga tahun terakhir ini, yang mana sekarang sudah berakhir.

Hye Ra masih menyusun rancangan putusnya dengan Tae Hyung dalam kepalanya. Ia bahkan memikirkan bagaimana sebaiknya ia menyampaikan kata-kata putus itu agar tidak begitu menyakitkan. Maksudnya, momen putus ini pasti akan tetap menyakiti mereka walau bagaimanapun juga. Ia hanya berharap ada sedikit keringanan dari dampak yang bisa saja ditimbulkan setelahnya.

Ia juga membayangkan detail kejadiannya, bagaimana kira-kira reaksi Tae Hyung sesaat setelah mendengar ajakan berpisah. Ada beberapa kemungkinan. Tae Hyung mungkin menerima ajakan putus itu secara baik-baik dan pasrah terhadap keadaan yang tidak merestui hubungan mereka. Atau mungkin, Tae Hyung akan memohon dan meminta untuk mempertimbangkannya lagi dan mencoba menjalani hubungan jarak jauh dengan kepercayaan penuh. Atau... Tae Hyung mungkin akan marah-marah karena merasa tidak adil.

Hye Ra tidak bisa menjelaskan bagaimana bisa ia setegar ini menghadapi pukulan takdir untuk perjalanan cinta masa mudanya yang menyedihkan. Sejujurnya, ia memang merasa sedikit gelisah. Tapi tidak cukup membuatnya menangis. Saat ini ia hanya merasa tidak berdaya untuk meluapkan emosi dalam dirinya.

Barulah saat ia bertatapan langsung dengan Tae Hyung, ia dapat merasakan gemuruh dalam dadanya, seakan sedang meronta-ronta meminta ampunan. Pandangannya sedikit mengabur. Ia ingin menangis tersedu sedan meratapi nasib hubungannya, tapi sesuatu menahannya.

Mungkin, semuanya akan jauh lebih mudah jika Tae Hyung selingkuh saja darinya. Ia memang tetap akan merasakan sakit, tapi yang jelas tidak sesakit ini. Dengan begitu mudahnya ia dapat merelakan laki-laki brengsek itu menjauh dari hidupnya. Sayangnya, Tae Hyung adalah laki-laki yang baik, terlampau sangat baik malahan.

Meski begitu... meski Tae Hyung tidak jadi pergi pun, hubungan mereka tidak akan terselamatkan. Ayah Tae Hyung tidak akan pernah merestui anak laki-laki yang paling dibanggakannya bersama dengan seseorang seperti Hye Ra, seorang Park Hye Ra. Jadi apapun yang terjadi, perpisahan adalah hal mutlak yang ada di depan mereka.

Hye Ra menarik napas dalam-dalam, menarik luapan kesedihan agar kembali ke tempat persembunyian dalam dirinya. Kemudian ia menghelanya secara perlahan. Ia tersenyum, menyibak cairan bening di permukaan kornea matanya. "Selamat untukmu, Seonbae." Ia memberikan karangan bunga itu pada Tae Hyung yang baru saja sampai.

"Nilainya bahkan belum keluar," kata Tae Hyung tersipu malu. Ia menerima karangan  bunga itu dengan binar mata yang memberatkan gadis di depannya.

Hye Ra berkata dengan penuh percaya diri. "Kau pasti lolos, aku yakin."

Season 1 (Spring) : Whisper Sweet Nothings || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang