Episode 18 : Part II

1.6K 236 92
                                    

Irene terkejut bukan tentang keberadaan Jennie di sini. Ia terkejut karena ....











"Jennie, sayapmu ... memudar."

Jennie dan juga yang lain serempak melihat sayapnya.

Mata Jennie membulat, tangannya hendak menyentuh sayap hitamnya. Benar kata Irene, sayap Jennie perlahan memudar menjadi titik-tiitik hitam kecil yang beterbangan.

"Mengapa-" Jennie menutup mulutnya tak percaya. Ia menoleh ke samping kanan dan kiri untuk melihat dua sayapnya.

Jennie menatap mereka dengan raut bingung, namun hatinya tak bisa berbohong bahwa ia senang juga.

Mereka terlalu fokus pada Jennie, sampai lupa ada Jisoo yang masih dipeluk erat oleh Seokjin. Pelukan yang sebenarnya hangat, namun penuh oleh tekanan dan kecemasan.

Seokjin tetap mendekapnya dengan erat agar Jisoo tak bisa berontak. Namun justru ia melupakan sesuatu, semuanya melupakan bahwa Jisoo memegang panahan dengan anak panahnya.

Panahan di tangan Jisoo terjatuh ketika Seokjin langsung memeluknya tadi, tetapi anak panahnya masih ia genggam. Tangan Jisoo bergerak ke arah punggun Seokjin. Ia memanfaatkan ketidak-sadaran semua orang.

Jisoo memegang anak panah itu kuat-kuat, ujung anak panah yang tajam ia arahkan pada punggung Seokjin. Meski Jisoo tak melihat jelas karena Seokjin lebih tinggi darinya, Jisoo bisa memperkirakan titik mana yang akan ia tusuk.

Sebentar lagi ... Jisoo akan mengakhiri kutukannya, sebentar lagi. Juga, mengakhiri cinta dan hubungannya yang sedari munculnya ia sebagai sosok black swan mungkin sudah kandas.

Jisoo menarik nafasnya dalam-dalam sebelum mempersiapkan tangannya kembali untuk menusuk Seokjin.

Tangannya sudah mundur seperti mengambil kuda-kuda, namun ... Jisoo keliru....

"Jika kau ingin membunuhku sekalipun ... but, i still love you." Tanpa diduga Seokjin berbisik demikian, yang membuat tangan Jisoo tetap menggantung di udara.

Bisikan itu tampaknya berpengaruh bagi Jisoo. Karena sayapnya yang tak membentang itu mengerjap berubah warna. Warna yang kadang putih dan kadang hitam. Seolah warna-warna itu berebut mana yang akan timbul.

"Seokjin!" Irene menutup mulutnya ketika sadar dan melihat tangan Jisoo yang hendak menusuknya menggunakan anak panah itu.

Namun, Seokjin semakin memeluknya hingga Jisoo sedikit mundur dan anak panah Jisoo terjatuh.

Perhatian mereka tentu teralih oleh suara Irene tadi, dan Hoseok juga Yoongi bersiap melawan Jisoo, namun gerakan Seokjin tadi seolah memberi tahu mereka bahwa Seokjin tidak apa-apa. Jangan menghiraukannya. Karena itu mereka semua diam, namun tetap waspada.

Yoongi dan Hoseok juga pindah ke belakang Seokjin meski tidak terlalu dekat.

"Jichu-ya~ Bagaimanpun ... kau tidak bisa hilang begitu saja di sini." Seokjin berkata dengan bergetar, menahan liquid bening yang membuat matanya memerah.

Tiba-tiba perubahan sayap Jisoo berhenti, dan yang timbul sekadang adalah warna putih. Yang mana mereka semua tahu, bahwa sikap Jisoo pasti akan berubah.

Semuanya menghela nafas lega ketika Jisoo mulai menangis dan membalas pelukan Seokjin dengan sama eratnya. Bahkan tangisan Jisoo terdengar pilu, sangat menyedihkan dan mereka ikut merasakan sakit.

"Seokjin-ah, mianhae... mianhae Seokjin-ah...."

Mereka ingin ikut menangis juga rasanya, menyaksikan dua insan yang seolah dipermainkan oleh takdir mereka.

Who Is The Black Swan? [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang