Episode 12 : Part II

1.7K 287 413
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dulu^^

Episode ini mungkin akan panjang, jadi ... jangan bosen ya?

JANGAN LUPA KOMEN BANYAK BIAR AKU SEMANGAT LANJUTNYAA!!! \^O^/

JANGAN SPOILER! Okay??

-happy reading-

Entah kenapa dia tiba-tiba seperti ini, Jimin merasa tidak enak pada Rose, tapi juga ingin di sini dengan Seulgi. Hati dan otaknya seakan penuh bisikan yang saling bertentangan.

Dan Jimin mengalah pada salah satu ... dengan bersama Seulgi di sini. Di ruang belakang, tempat dulu ditemukan banyak makanan dan juga ada cahaya yang masih sampai sekarang. Rumput-rumputnya juga masih ada, bahkan bunga mawar putih itu tidak layu sama sekali-padahal sepertinya tidak pernah ada yang menyiramnya.

Seulgi juga awalnya ragu hanya di sini berduaan dengan Jimin, tapi jika dipikirkan lagi, tidak apa-apa. Toh mereka berdua hanya akan mengobrol, tidak lebih.

Pikirannya seperti itu, tapi entah kenapa ia memastikan tidak ada yang melihat mereka dan Seulgi menutup pintu namun tidak tertutup sempurna. Hanya agar tidak terlalu terbuka lebar.

Agak canggung memang, namun ia mencoba biasa saja.

Seulgi menghampiri Jimin yang sedang memandang bunga mawar putih.

Ia berjongkok, tepat di hadapan bunga itu. "Bunga mawar putih ini seolah bisa tumbuh sendiri, dan merawat dirinya sendiri, di sela-sela celah kecil."

Jimin tersenyum, baru saja ia memikirkan akan memulai pembicaraan dimana, tapi Seulgi lebih dahulu berbicara.

"Sangat cantik," ucap Jimin. "Aku selalu suka bunga mawar, warna apa pun."

Balasan Jimin membuat Seulgi meliriknya. Ia tersenyum, Jimin memang berbicara biasa saja sepertinya, tidak ada arti tertentu-mungkin. Namun Seulgi merasa sedikit sesak mendengar dia sangat menyukai bunga mawar apa pun.

Karena ... bunga mawar itu mengingatkannya pada Rose. Bukankah Rose itu adalah bunga mawar?

Seulgi mematahkan tangkai bunga mawar itu secara tiba-tiba dengan cepat tanpa berbicara dahulu, dan melupakan bahwa bunga mawar itu berduri.

"Aw!" Setelah berhasil tercabut malah ia lepaskan, karena duri mawar itu tertancap di jari manisnya.

Jimin segera memegang tangan Seulgi. Benar, ternyata ada duri yang menancap pada jari manis Seulgi.

"Cantik memang, tapi jangan lupakan jika mawar itu berduri." Dengan hati-hati, Jimin mencabut duri itu perlahan dan lembut.

Jantung Seulgi sangat berdetak dengan cepat karena sedekat ini dengan Jimin.

Apalagi ketika duri itu berhasil tercabut, Jimin segera menyeka darahnya dengan tisu yang sedari tadi memang ada di genggamannya. Kemudian meniupnya dengan lembut.
"Kau membawa tisu sejak tadi, Jimin?" tanya Seulgi kemudian, tangannya masih dicekal oleh Jimin.

"Tak sengaja. Tadinya akan ku buang, tapi malah terbawa sampai sekarang."

Seulgi hanya ber-oh ria, namun kemudian ia merasakan perih di belakang kepalanya. Seulgi meringis kecil, namun tertangkap oleh Jimin.

Who Is The Black Swan? [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang