SF 1

24.7K 459 18
                                    



Suasana dewan perkahwinan terlihat sangat meriah walaupun hanya orang orang yang terdekat menghadirinya.

Saat majlis berjalan. Saint tidak sengaja mengotori jas Daddy nya dengan kek.

"Maafkan Saint. Daddy.." Saint memohon maaf.
Andai saja dia tidak ceroboh, mungkin semua ini tidak terjadi. Jari lentiknya dengan lihai membersihkan tetapi tuan empunya hanya mampu memandang saja ke arah Saint.

" Tidak apa apa Baby." ujar Perth lembut.

" Sunguh aku minta maaf Daddy. Jas Daddy malah semakin kotor. Sekali lagi maaf." ujar Saint menunduk tanpa menatap ke arah Perth.

"Pandang Daddy."

Saint mendengar suara tegas dari Perth merasa semakin takut. Perlahan Saint mengangkat kepalanya dan menatap Perth.

"Kau takut padaku."

" Tidak." Saint menggelengkan kepalanya.

Perth menatap Saint dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Hm..."

Mata hitam Perth tidak pernah meninggalkan mata coklat madu milik Saint. Tatapan yang entah mengandung maksud apa dan itu cukup membuat seorang Saint merasa sangat gugup.

"Kalian di sini."  suara seseorang memecah keterdiaman Saint dan si Daddy.

"Rose mencarimu dari tadi. Waktunya sesi foto. Ayo, naik keatas panggung," ajak Nuk, ibu saudara Saint.

"Hm.." gumam Perth.

"Ayo, Saint."

Mereka bertiga berjalan menuju panggung, setelah
sebelumnya seorang petugas Wedding Organizer
menghampiri Perth dan memberi pria itu jas ganti.

Hal tersebut menerbitkan senyum di wajah Saint, ia merasa lega. Tidak membuat Dadddy malu di hari
pernikahannya sendiri.


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖



Acara resepsi pun berakhir. Keluarga besar Saint
sudah pulang ke rumah masing-masing termasuk pengantin barunya.

Karena rumah Rose dan Saint lebih dekat dari gedung resepsi dan mau tidak mau Perth,sang suami harus tinggal sementara di rumah istrinya. Hanya semalam saja karena waktu sudah hampir tengah malam.

Perth tidak memiliki keluarga lagi. Kedua orang
tuanya lebih dulu meninggalkannya. Kerabat pun tak punya. Meski begitu, dia bisa berdiri dengan kedua kakinya sendiri.

Dan sekarang ia sudah menjadi pebisnis yang sukses meneruskan bisnis orang tuanya yang sempat bangkrut.

Sesampai di rumah, mereka semua berkumpul diruang tamu. Sejenak melepas lelah dan sedikit bercengkerama

"Rose, bagaimana dengan Saint? Apa dia akan ikut tinggal bersamamu atau Saint ingin tinggal bersama Tante dan Om aja.??" Si kepala keluarga, Tuan Jira, ayah saudara Saint  memulai obrolan.

"..Mengingat aku dan istriku, kami berdua harus menetap di London untuk urusan bisnis di sana. Dan itu butuh waktu yang lama. Kita hanya tidak ingin, Saint merasa kesepian tinggal sendiri di sini."

"Tidak Om, aku bisa tinggal sendiri di sini. Lagipula
banyak pelayan juga. Aku tidak akan kesepian," tolak Saint.

la hanya merasa tidak enak untuk ikut tinggal bersama Mommy nya. Takut mengganggu pengantin baru.

"Kenapa kau menolak, Saint? Ini demi kebaikanmu." ujar Tui.

"lya, Saint. Lagipula kau anak mommy dan mommy
tidak perlu khawatir kalo kau tinggal. Benarkan, Perth?" Rose meminta pendapat suaminya.

Step Father (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang