SF 31 (END)

3.3K 130 5
                                    

:
:
:

Perth hampir jatuh akibat pukulan yang ia terima dari arah belakang. Untungnya ia bisa seimbangkan tubuhnya sendiri.

Perth berbalik dan terkejut mendapati orang yang ia
duga telah memukulnya tadi, Jira. Om Saint.

"Aku yang melakukannya. Kau mau balas?" Perth
tidak menyahuti.

"Ayo balas. Lawan aku!" Lanjut Jira, terdengar menantang Perth.

"Apa maksudnya semua ini?"

"Aku ingin sekali menghabisi mu!" Jira berjalan lebih dekat kearah Perth. Satu pukulan Jira layangkan tetapi Perth dapat menahannya. la tahan tangan Jira di udara kemudian ia hempas kan.

"Saya tidak ingin memukul Anda."

"Kenapa? Karena aku satu-satunya om dan wali Saint. Kau takut keponakanku membencimu?"

Perth menggelengkan kepalanya. Situasi ini. Sial, ia
tidak menginginkannya.

"Kau takut dia menjauhi mu? Jawab aku berengsek!"

Mata Jira memerah, amarah dalam dirinya kentara sekali dalam pancaran matanya. Namun, yang Perth terkejut bukan karena itu. Ada kesedihan di sana. Kesedihan yang Om Saint coba sembunyikan.

"Aku membencimu. Aku juga membenci pria yang
menghamili adik ku!"

Jira menunjuk Perth.

"Kalian ... tidak pantas untuk kesayanganku.!"

Bug..
Bug..

Secepat kilat, Jira menuju arah Perth. Memukul pipi
kanan pria itu. Lalu menendang perut Perth hingga Perth terdorong ke belakang menabrak tembok.

Wajar seseorang akan marah seperti ini jika orang yang dia sayang diperlakukan buruk oleh seorang laki-laki. Andai dirinya berada di tempat Jira, ia juga akan perlakukan sama, pasti ia juga tidak akan
bisa terima. Sebagai pria berengsek, Perth masih cukup mengerti tentang hal itu.

Jira terengah-engah. la menundukkan kepalanya kebawah. Sementara kedua tangannya. Mengepal erat.

"Aku yang mereka anggap penyelamat mereka."

Jira kembali melangkah maju. Menjulang tinggi
didepan Perth yang tengah terduduk sembari memegang dagu. Pukulan Jira cukup kuat hingga membuat ujung bibir Perth berdarah.

Jira menarik kerah depan Perth dengan kedua
tangannya.

"Aku memintamu untuk menjaga mereka. Bukan mempermainkan mereka!" Jira kembali memberi
pukulan lagi.

Bug
Bug
Bug

Dua pukulan di pipi dan satu lagi dengan mengunakan lutut menghantam perut Perth kembali. Masih dengan amarah yang menggebu-gebu Jira menendangi kaki Perth dengan kakinya.

"Bangun kau! Bangun!"

"Setelah menyakiti mereka, segini kekuatan mu, hah?!" Kembali Jira menendang kaki Perth.

"Bangun!"

Dengan berpegangan dinding Perth bangkit. Bukan
untuk membalas. la membiarkan Jira memukulinya
sesuka hati. la biarkan Jira melampiaskan amarah
sebagai seorang kakak dan ayah saudara melihat adik dan keponakkan yang disayanginya disakiti.

"Kenapa kau diam?!" Jira mencengkram kedua
pundak Perth.

"Ayo pukul aku! Balas aku! berengsek!" la goyangkan tubuh Perth.

"Cepat pukul, pukul, pukul!"

"Ti. dak."

Perth menurunkan kedua tangan Jira. Pria paruh
baya itu berjalan mundur. Selanjutnya dia berjongkok dengan lutut dan kedua tangannya sebagai penopang tubuhnya.

Step Father (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang