"Tuan."Telinga Saint berdengung. Telinganya tidak mampu
mencerna suara-suara di sekitarnya lagi. la mengikuti Perth, tidak untuk mendapatkan kenyataan yang menyakitkan seperti ini."Tuan!" seru Yatch lebih keras dari sebelumnya untuk mendapatkan respon dari Saint yang tengah melamun, parahnya kini Jira tengah menyerang Perth lagi tanpa perlawanan. la harus bantu, kalau tidak tuannya akan habis. la sungguh tidak mengerti, kenapa Tuannya tidak balas menyerang? Di balas pun ia yakin tuannya bisa menang. Setidaknya seimbang.
"Tuan, sadarlah!"
Meski perlahan, Saint menolehkan kepalanya kearah Yatch,
"Tuan baik-baik saja?"
Saint terdiam, menatap Yatch dengan pandangan terluka.
"Apa yang dia katakan benar?"
Yatch mengulum bibirnya kedalam, ia bingung mau
mengatakan apa? berkata iya menambah luka yang ada pada diri Saint menjadi lebih parah."Jadi itu benar. Kalian membawaku kesini untuk
menghindari pemberitaan itu ya." lirih Saint, bukan
pertanyaan yang ia katakan melainkan pernyataan yang nyata."Tuan."
Saint menyandarkan tubuhnya pada sudut dinding
pagar, sedikit jauh dari gerbang masuk meski begitu dari sini ia bisa melihat dan mendengar dengan jelas kejadian yang ada di teras rumah tersebut.Dan cinta, ini untuk kedua kalinya ia mendengar Perth mengatakan jika mencintainya. Antara percaya dan tidak percaya. Mungkinkah cinta itu ada atau hanya kamuflase saja agar Perth bisa mengurungnya seperti tahanan tapi apa gunanya? Tanpa kata cinta pun Perth sudah menjeratnya terlalu jauh.
Menyentuh letak jantungnya, Saint merasa debaran itu tetap sama. Debaran yang sama kala ia mengingat dan berdua dengan Perth. Bahkan ada rasa sesak, ketika ia melihat ketidakberdayaan pria itu karena ulah Om nya.
Apakah ini yang orang-orang rasakan saat mereka
mencintai? Jatuh cinta kah dirinya pada pria itu setelah semua sakit yang ia terima karenanya?"Tuan saya harus membantu Tuan Perth, Tuan
tunggu disini." izin Yatch saat Saint asik dengan lamunannya sendiri.Sayangnya, ketika Yatch akan beranjak menuju Perth, dari arah berlawanan ia didahului dua orang yang sangat ia kenal. Dua orang yang dikenalnya sebagai sahabat Perth dan asisten pribadinya.
"Tuan Tharn akhirnya kembali ke negara ini."
"Perth!" Tharn meraih tubuh Perth, sementara
asistens pribadinya, Mark menarik Jira agar menyingkir dari atas tubuh Perth. Memegangi pria paruh baya itu supaya tidak lagi menyerang."Maaf, Tuan Jira. Anda tidak bisa main hakim sendiri," lugas Tharn.
"Aku bisa melakukan apapun untuk orang yang seenak jidatnya mengahancurkan keluargaku.!" bentak Jira seraya menyentak tangan Mark, pria itu berusaha mencegah Jira memukuli Perth lagi.
Tharn melepaskan bantuannya pada Perth, ia
melangkah tepat dihadapan Jira. Sejenak ia memandang Rose yang menangis dalam pelukan Nuk yang sedang menangis juga."Kalau begitu tidak hanya Perth yang pantas mendapatkan itu, Saya juga. Saya telah menggagahi
adik Anda.."Menutup kedua matanya, Tharn siap apapun yang terjadi pada dirinya nanti,
"Rose.." sambungnya.
"Tidak Phi, itu tidak benar," bantah Rose, ia sendiri
tidak menyangka Tharn seberani itu untuk Jujur pada kakak nya. Menghapus airmata nya, Rose menghampiri Jira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Father (END)
FanfictionSi bapa tiri yang tertarik dengan anak tirinya yg imut 🏆 #24 perth 🏆#38 stepfather 🏆#56 saint 🏆#14 pinson 🏆#42 Ibc 🏆#12 saintsuppapong 🏆#10 perthtanapon 🏆#476 perthsaint