Dua Tahun kemudian,"Mama, Papa, buka pintunya, ini Son!"
"Mama, Papa!"
Bocah kecil itu merengut seraya bersendekap. la kesal, Mama Papa nya tidak menghiraukannya.
"Mama, Papa! Son datang sama kakek! Biar Son suruh Kakek buka pintu ya!"
"Ja-jangan, sayang!"
Son mendengar suara mamanya di sana. Meski begitu dahinya tetap menciptakan kerutan. la mendengar suara aneh dan mamanya tak kunjung
membuka pintu."Mama sedang apa sih?!"
Tak berapa lama kemudian, pintu di buka.
Menunjukkan wajah merah Saint dan bulir-bulir keringat di dahinya serta pakaian rumahan yang tidak dipakai dengan benar."Mama kok lama?"
Son berkacak pinggang menatap Mamanya.
"Son nunggunya lama tahu."
Saint meringis, wajahnya menunjukkan penyesalan.
"Maafin mama, Son."
"Jangan marahi mama mu Son. Mama mu habis olahraga tadi."
Mata Saint melotot begitu mendengar suara suaminya. Pria itu berdiri tepat di belakangnya.
"Olahraga kok terus! Son mau ke sini bilangnya
olahraga. Son capek.""Mama sama Papa enggak capek. Kan olahraga enak. Aduh!"
Terpaksa Saint mencubit pinggang Perth. Bagi Saint
ucapan tanpa ekspresi dan tanpa sadar alias ceplas-ceplos dari Perth itu menyebalkan."Kita ke bawah yuk sayang. Jangan peduliin Papamu."
Son berjalan mundur, tidak ingin Saint meraih tangannya.
"Son marah sama Mama, Papa," ujar Son kemudian memilih turun dari tangga lebih dulu di banding orang tuanya.
"Salah kamu, sayang."
Saint membalikkan tubuhnya, menghadap Perth dengan berkacak pinggang. Persis seperti Son tadi.
"Hmm. Kan enak. Ah, aku jadi ingat saat malam pertama kita situasi seperti ini." jawab Perth ambigu. Perth teringat saat malam pertamanya Son juga menganggu mereka, bahkan tidur sekali dengan.
Tuk
Tentunya Saint tahu maksud dari itu. Dan langsung Saint memberi sebuah pukulan pada Perth.
"Kok Son gak dikejar sih!"
Son dipertengahan anak tangga protes. Bayangannya ketika ia marah dan pergi, dua orang yang sudah ia anggap orang tuanya itu akan mengejarnya.
Ternyata enggak.
Malah saling tatap.
Inilah namanya ekspektasi tidak sesuai realita.
Matanya berlinang, ia merasa tidak di.."Huaaa, kakek... Mama sama Papa enggak sayang Son lagi!" Son menuruni tangga sembari berlari.
"Sayang, tunggu!"
Suara Saint terdengar memanggil anaknya, ia bergegas menuruni tangga.
"Hei, hati-hati," peringat Perth.
Baru sampai di lantai bawah, Saint menghentikan
larinya. la memegangi perutnya, rasanya sakit tak terhingga seolah tengah di remas-remas."Sayang kenapa?" Tanya Perth begitu ada di sisi
istrinya."Sa-sakit."
"Kita ke rumah sakit."
Saint memegang tangan Perth, ia menggelengkan
kepalanya. Menolak pergi ke rumah sakit."Aku tidak meminta persetujuan."
Tanpa aba-aba, Perth langsung menggendong istrinya. Mengambil kunci mobil di atas lemari mini di ruang tamu. Kemudian keluar.
"Papa, Mama."
Sekilas ia melihat Son dan Yatch melihat ke arah
mereka. Bukannya tidak peduli tapi ia harus bergegas ke rumah sakit. la tidak tega melihat kesakitan Saint. Istrinya itu terus saja merintih. Sedang kondisi ini entah mengapa mendebarkan hatinya. Mengingat masa lalu yang seolah terulang. Perasaan ini sama. Apa mungkin?***
Perth memperhatikan Saint, istrinya itu terbaring
lemah di rumah sakit. Setidaknya menghabiskan nutrisi dari infus sebelum diperbolehkan pulang.Mata Saint mengerjab dan perlahan terbuka. Perth mendekatkan dirinya ke tempat sang istri.
Membelai pipi tersebut elan sembari mengukir senyum tipis."Rumah sakit ya?"
"Ya," singkat Perth.
"Aku tidak suka sini. Apa hal buruk terjadi padaku?"
Lirih Saint. Ada ketakutan sendiri dalam dirinya. Terakhir ada di rumah sakit ia kecelakaan dan lebih parah dari itu, yang masih selalu membayanginya sampai detik ini, ia kehilangan calon buah hatinya."Iya dan tidak."
"A-pa?"
"Biar dokter yang menjelaskan padamu."
Perth memalingkan muka, tepat ke arah pintu yang mulai terbuka. Son di sana, masih bersama kakeknya.
"Son."
"Papa, Son mau duduk di dekat Mama. Tolong," pinta Son, ia merentangkan kedua tangannya. Meminta untuk didudukkan di dekat mamanya.
Menghembuskan nafas, Perth menuruti kemauan Son. Setidaknya ia bisa lepas dari ketakutan sesaatnya. Namun, kehadiran dokter membuatnya seolah kehilangan oksigen. la tidak dapat berkata atau pun berpikir sekarang, perhatiannya tertuju pada sang dokter yang tengah memeriksa istrinya tersebut. Percaya lah, jantungnya juga ikut berdebar semakin cepat. la takut ..
"Saya kenapa dok?"
Dokter itu tersenyum mendengar pertanyaan
pasiennya. la kembali berdiri tegap setelah memeriksa kondisi si pasien dengan wajah penasaran di depannya ini."Ya, Tuan Saint. Karena kondisi anda saat ini, tolong hubungan intimnya dikurangi ya. Tidak bagus untuk janin dalam kandungan anda."
"Janin? Sa-saya hamil dok."
"Iya. Sekali lagi tolong jangan keseringan olahraga ya. Keguguran sebelumnya membuat rahim anda lemah. Butuh banyak istirahat, makan-makanan yang bergizi dan jangan lupa konsumsi vitaminnya."
"Papa dan Mama sering olahraga sampai lupain Son." Son bersendekap lucu.
"Janin itu apa pak dokter?"
Dokter tersebut mengusap puncak kepala Son.
"Kamu akan punya adik bayi. Kamu senang?"
Mendengar kata adik bayi, mata Son berbinar. la
senang sekali."Yeay, Son punya adik bayi. Son mau pamer
uncle Tharn nanti.""Kalau begitu saya permisi, Tuan-tuan. Setelah infus
habis, tuan sudah diperbolehkan pulang ya. Dan Tuan Perth tahan dulu aktivitas olahraganya ya, setidaknya sampai janin dalam kandungan Tuan Saint kuat."Perth dalam hati mengutuk ucapan dokter itu,
kentara sekali mengejek dirinya, inilah tidak yang ia maksud duka dirinya harus menahan diri dan iya kebahagiaan untuk kehamilan saint . Tapi lebih buruk dari itu, aura tidak enak di ruangan ini. Di tatapnya sang istri dan dugaannya benar."Kita pisah ranjang!"
"Ta--"
"Pisah rumah sekalian!"
"Say-,,"
"Aku lebih sayang anakku, daripada kebutuhan liarmu!"
"Say-."
"Keputusanku tidak bisa diganggu gugat!"
Lihat...
Yang ia takutkan benar terjadi. Hidup tanpa mengenjot lubang... sepertinya sangat mustahil.END
HADIAH BUAT KALIAN. TERIMA KASIH PADA YANG MEMBACA FF AKU.
THANK YOU
🍀
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Father (END)
FanfictionSi bapa tiri yang tertarik dengan anak tirinya yg imut 🏆 #24 perth 🏆#38 stepfather 🏆#56 saint 🏆#14 pinson 🏆#42 Ibc 🏆#12 saintsuppapong 🏆#10 perthtanapon 🏆#476 perthsaint