SF 18

2.7K 147 5
                                    




Rose menatap kepergian suami beserta anaknya dalam diam. Bahkan ia masih di tempat ketika mobil itu telah jauh dari pandangannya.

Hatinya selalu menyuarakan tanya, tentang seseorang yang dimaksud suaminya tadi.

Haruskah ia mencari tahu?

"Usaha yang gagal, bukan begitu Rose.?"

Mendengar suara yang mencapai gendang telinga, Rose mengepalkan kedua tangannya. Dulu ia pikir pria ini sebaik senyum ramahnya tapi nyatanya dibalik senyum ramah yang selalu ditebarkan ada sifat busuk di sana.

"Aku sudah pernah bilang, Perth akan jauh lebih
mendengarkan ku daripada dirimu. Lihat, baru tentang ini saja dia memihak ku. Bagaimana kalau kau mengadu tentang surga dunia yang kita raih sama-sama, mungkin dia menuduh mu tidak lebih dari seorang wanita pemuas hasrat pria."

"Berengsek! Tutup mulutmu!" Rose membalikkan
badannya begitu mendengar ia dituduh sebagai
wanita murahan padahal nyatanya tidak seperti itu.

"Kau menjebak ku! Dari awal jika aku tahu sifat aslimu seperti ini, aku tidak akan sudi menge--mmpphht."

Belum sempat Rose menyelesaikan ucapannya Tharn lebih dulu menawan bibir Rose kemudian melumatnya secara kasar.

"Le-pas," ucap Rose disela ciuman paksa dari Tharn,
yang sama sekali tak dihiraukan oleh Tharn sendiri.

Bukannya berhenti Tharn malah menekan tengkuk Rose agar dapat mencium lebih dalam.

Tharn menyudahi ciumannya walau ia enggan, tapi ia sadar partnernya butuh pasokan udara.

"Kau akan mendapatkan hukuman lebih dari ini jika
kau berani berkata kasar padaku dan menentang ku, Rose. Ingat itu,;" peringat Tharn pada Rose, ia memegang dagu Rose agar menatapnya. Jarak mereka tidak begitu jauh, hanya beberapa mili saja.

"Sekarang masuk mobilku, aku akan mengantarmu."

Tharn melepas dagu Rose dan berjalan menuju mobilnya, merasa orang yang ia pinta tidak mengikutinya Tharn menoleh kebelakang sembari menyeringai lebar.

"Kau tidak mau menurutiku? Baiklah, tapi perlu kau
tahu. Di dalam apartemenku ada CCTV termasuk di
kamarku. Kau mengerti maksudku bukan?"

Rose cukup terkejut, ia menatap kesal Tharn kemudian mendahului Tharn menuju mobil pria itu seraya menghentakkan kaki.

Rose tahu, ancaman Tharn bukanlah main-main. Seperti hari ini. Pria itu benar menjadi bayangan
untuk dirinya. Sial. la harus mencari cara agar lepas dari pria ini. (tapi menurut ku baik tidak usah Rose, sekalian kau jadikan Tharn sebagai Daddy baru untuk Saint.)

***

Perth menghentikan mobilnya di depan kampus Saint. Tapi anehnya, sedari tadi pria-nya tidak bergeming sama sekali.

"Kau kenapa?"

Saint menggelengkan kepalanya sebagai jawaban untuk Perth.

"Sungguh?"

Saint diam. la menggigit bibir bawahnya. Ragu mau
bilang perihal yang ia pikirkan.

"Saint."

"Apa sebaiknya Daddy tidak perlu mengantarku ke
kampus, aku takut monny curiga pada kita.?"

Kini giliran Perth yang diam. la menoleh menatap
Saint yang tengah memalingkan muka darinya.

Perth menarik tangan Saint supaya mendekat
kearahnya setelahnya menarik kaki Saint dan
memposisikan Saint duduk di atas pangkuannya.

"Mommy mu tidak akan mencurigai kita. Kau tenang saja. Mommy mu tidak mungkin mencurigai mu. Dia sangat percaya padamu," ucap Perth, ia melingkarkan tangannya erat di pinggang Saint, satunya lagi membelai wajah cantik milik Saint.
Mata Saint berubah lebih sendu dari sebelumya.

Step Father (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang