SF 27

1.9K 124 8
                                    




Aku tau mencintainya termasuk sebuah kesalahan, karena itu aku memilih jalan ini. Tapi takdir berkata lain. Dia kembali bersamaku di sini.

Perth mendorong kursi rodanya melewati Saint, ia
menutup pintu kemudian menguncinya dengan kunci yang tergantung di luar pintu lalu membuangnya ke arah jendela berteralis besi.

"Ke-kenapa di buang?" gugup Saint, ia tidak sempat
mencegah yang dilakukan Perth. Namun tidak ada satu jawaban pun yang keluar dari bibir Perth.

"Akting yang bagus."

Bukan jawaban yang Saint terima, melainkan satu hal mengejutkan yang tak ia duga sama sekali.

Perth memutar kursi rodanya menghadap Saint,
perlahan pria itu bangkit dan mampu berdiri kokoh dengan kedua kakinya sendiri. Melihatnya, kepala Saint terasa pening.

"Bukankah aktingku juga bagus."

Menggelengkan kepala, Saint tak mengerti.

"Aku tidak tahu apa maksudmu. Aku akan memanggil Yatch untuk membuka pintu in."

Tidak ingin larut dalam pembicaraan yang menurutnya aneh, Saint berjalan melewati Perth menuju pintu, sedikit menggeser kursi roda milk Perth.

Perth sendiri hanya memperhatikan, bohong kalau ia tidak melihat ketakutan di setiap gerakan yang Saint buat dan juga di setiap perkataan pria itu.

"Kau itu membuang kuncinya keluar jendela. Kau pikir ini rumahmu. Pria aneh, bisa berjalan kok pakai kursi roda."

"Yatch ..... Yatch.... kau dengar aku? Bisa kau buka
pintu ini, aku terkunci!"

Tak ada jawaban.

"Yatch, cepat kau buka pintu ini!" teriak Saint lagi, tapi hasilnya tetap sama. Saint menendang pintu itu, ia kesal.

"Yatch ke mana sih, rumah ini tidak besar kenapa dia--"

Rasa hangat, beban berat di bahu kanannya dan
lingkaran diperutnya mampu menghentikan ucapan Saint. Tubuhnya tersentak dan ia terkejut.

"Akhiri semua ini, Siant. Aku sudah tidak tahan lagi."

Menggerakkan tubuhnya liar, Saint berusaha berontak. Lepas dari dekapan Perth.

"Kau dari tadi bicara apa aku tidak mengerti. Tolong lepaskan aku, jangan kurang ajar!"

"Cukup tiga bulan, aku tidak bisa menahannya lebih
dari ini." Perth mempererat dekapannya, ia menghirup lamat-lamat aroma yang ia rindukan.

"Lepaskan aku!"

"Tidak."

Perth membalik tubuh Saint agar menghadapnya
kemudian menarik pinggang pria itu secara kasar.

"Aku tidak bodoh, Saint," tekan Perth seraya meremas pinggang Saint.

"Aku tidak sebodoh itu untuk tidak tahu permintaan konyol mu pada dokter dan kau merasa keberuntungan ada di pihak mu, nyatanya kau salah."

Spontan, Saint berhenti memberontak. la menatap
Perth yang juga menatap kedua matanya tanpa menyadari ekspresi terkejut yang ia tampilkan, dianggap sebuah pembenaran oleh Perth.

Membuat pria itu tahu, Saint mengerti maksud dari perkataannya.

"Awalnya aku pikir melepas mu bukanlah satu hal
berat untukku. Sayangnya aku salah. Kau selalu hadir dalam mimpiku, mengacaukan semua usahaku untuk melupakanmu. Aku pikir Tuhan tengah menyiksaku, membuatku tidak bisa berhenti memikirkan mu. Mungkin balasan karena aku telah menyakitimu hingga bayangmu tak semudah itu lepas."

Step Father (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang