SF 21

2.2K 110 4
                                    





Gelabah bukanlah dirinya. Perth memerintahkan
semua bawahannya untuk mencari Saint di luaran sana.

Sementara dirinya berada diruang pengawas CCTV yang ada dikantornya. Setidaknya melalui CCTV akan ada sedikit jejak untuk menemukan Saint.

Firasatnya mengatakan jika ia harus segera menemukan Saint sekarang kalau tidak ingin Saint celaka. Entah, ini sekedar firasat atau petunjuk yang pasti ia merasa takut.

Takut akan kehilangan lagi karena firasat ini sama sebelum ia kehilangan kedua orang tuanya. semoga tidak. Dirinya belum sip untuk kehilangan kesekian kalinya.

"Tuan, sepertinya Tuan Muda Saint tidak menaiki kendaraan satu pun. CCTV depan kantor melihatnya berlari ke utara."

Suara petugas pemantau CCTV menyadarkan Perth
dari lamunannya, Perth menatap pria itu.

"Jalan raya depan kantor terpasang CCTV dibeberapa tempat, anda bisa mengeceknya di kantor pusat pemantauan lalu lintas dan meminta rekaman CCTV di mulai dari pukul 12.45 menit karna diwaktu tersebut jejak Tuan muda Saint sudah tak terlihat lagi di CCTV kantor kita."

Perth mengangguk paham, ia pun keluar dari ruang
pemantau tersebut, menuju parkiran mobil. Tangannya mengetikkan sesuatu di ponsel, kemudian memasuki mobilnya lalu menjalankannya menuju tempat kantor pusat pemantauan lalu lintas berada. Kebetulan ia tahu tempat itu jadi tidak terlalu susah mencari.

Cukup jauh dari kantornya, memang ada kantor pusat pemantauan lalu lintas. Butuh sekitaran waktu 20 menit dengan mengendarai mobil. Untuk itu, ia meminta bawahannya yang berada disekitaran sana untuk mencari informasi lebih dulu ke sana.

Mata Perth menyipit, melirik kearah spion mobilnya. Sebuah sepeda motor yang telah dimodifikasi berada tepat tak jauh dibelakangnya. Awalnya tidak ada kecurigaan.

Tetapi terasa aneh saja ketika pengendara tersebut terus memperhatikan mobilnya, mencari celah untuk menyalip. Terlalu malas, mengurusi orang yang menurutnya tidak penting itu. Perth memelankan laju mobilnya. Membiarkan sang pengendara tersebut mendahului dirinya.

Dugaannya benar,orang yang tidak jelas tersebut dengan helm di kepalanya. Melemparkan sebuah botol kaca berwarna hijau dan melemparnya di kaca depan mobil begitu telah mendahuluinya sebelum melaju cepat dengan kendaraannya. Spontan Perth menepikan mobilnya.

Kaca didepan mobilnya sedikit retak dan botol kaca
tersebut pecah, Perth bisa saja melajukan mobilnya,
mengejar pengendara tersebut. Tapi sebuah kertas hitam yang dikelilingi pecahan dari botol tadi menarik perhatiannya. Perth turun dari mobilnya dan meraih kertas tersebut.

'SELAMAT DATANG DI KEHANCURAN MU'

Rahang Perth mengeras, ia meremas kuat kertas
tersebut di masing-masing sisi. Mendapatkan sebuah teror seperti ini, ia merasa firasatnya benar. Tidak ada waktu lagi, ia harus segera menemukan Saint.

Perth mengendarai mobilnya kembali dengan kecepatan di atas rata-rata. Kali ini ia harus cepat.
Begitu sampai di kantor pusat pemantauan lalu lintas.

Perth turun dari mobil bertepatan Yatch salah satu
bawahannya keluar dari kantor tersebut dan menghampiri dirinya.

"Tidak ada hasil. Kami juga sudah meminta rekaman CCTV dari beberapa toko, kafe dan minimarket sekitaran jalan kantor anda Tuan Perth tapi tidak ada satu pun yang menangkap gambar Tuan Muda Saint di sana dan juga tidak ada tanda-tanda jika Tuan Muda Saint diculik, Tuan Perth."

Perth mendesah frustasi, ia mengusap wajahnya kasar sebelum kembali menatap Yatch.

"Ada satu petuniuk. Aku tidak yakin Saint diculik. Tapi aku yakin jika saat ini ia berada ditempat yang salah."

Step Father (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang