SF 16

3K 150 4
                                    


Sepasang manusia terlelap dengan nyamannya di atas kasur empuk dan selimut tebal. Saling memeluk dan mendekap erat. Seolah kebisingan dunia luar tak mampu mengusik kenyamanan mereka.

Si wanita menggeliat dari tidurnya. Matanya perlahan terbuka, saat menyadari sebuah beban bertengger nyaman di pinggangnya.

Begitu terbuka sepenuhnya, raut kejut jelas terlihat.
Spontan ia bangun dari tidurnya seraya menggelengkan kepala dan bergumam kata 'tidak mungkin'.

Dengan tangan bergetar, ia membuka selimut yang sedari tadi ia pegang erat.

Matanya memanas usai selimut tersibak. Diri bertelanjang dan ada pria bertelanjang juga disampingnya, baju berserakan dilantai, dan keadaan kamar yang berantakan. Itu sudah cukup jadi bukti telah terjadi sesuatu terlarang. la telah mengkhianati suaminya.

Suara isak tangis membangunkan pria yang masih
bergelung dibawa selimut. Pria itu terkejut begitu
membuka mata menyaksikan wanita yang telah melewati adegan panas bersamanya tengah menangis seraya memakai kembali pakaiannya.

"Rose." Pria itu terbangun, meraih celananya di lantai kemudian memakainya.

"Stop! Jangan mendekat. Jangan mendekat Tharn!"

Tharn panik, ia takut Rose melakukan tindakan bodoh yang mampu menyakiti dirinya sendiri.

"Tenanglah, Rose. Kita bisa bicarakan ini secara baik-baik."

"Tidak! Aku membencimu, Tharn. Sungguh. Aku tak
habis pikir yang kau lakukan, aku ini istri sahabatmu. Teganya kau!"

"Kau tidak bisa sepenuhnya menyalakan ku. Kita sama- sama mau, Rose. Kau bahkan lebih dulu mencium ku."

Tharn tidak sepenuhnya berbohong. Tetapi juga tidak sepenuhnya jujur. Nyatanya, memang ia yang membawa Rose dalam keadaan seperti ini.

Kesadaran seolah menampar Rose. la kini merasa jijik dengan dirinya sendiri. Kilasan kejadian itu samar diputar oleh otaknya. la dalam keadaan setengah sadar.

"Cih." Rose mengepalkan kedua tangannya. la
memalingkan muka dari tubuh atletis Tharn yang memiliki banyak bercak merah di sana. la merasa sama persis layaknya seorang jalang atau bahkan lebih buruk. Wanita yang tidak ada puasnya, padahal telah bersuami kaya, mampu menghidupinya lahir dan batin. la benar-benar masih mencari kepuasan lain. Tapi bagaimana bisa?

'"Jangan pernah temui ku lagi, anggap hal bodoh ini tak pernah terjadi."

Rose mengusap air matanya kasar, lalu berlalu pergi.
Tidak mempedulikan Tharn yang terus memanggil namanya. Sampai suara Tharn hilang dibalik pintu lift yang tertutup. Bersandar di dinding lift. Rose merutuki semua kebodohonnya. la mengingat pernikahannya, kebahagiaan pernikahan ia dapatkan meski karena perjodohan. Namun ia cinta.

Ujian rumah tangga ia hadapi sampai dimana untuk
pertama kali Perth menyentuhnya tadi malam. Puncak dimana ia bersemangat membuat Perth menjadi miliknya utuh. Tidak hanya status tapi juga hatinya.

Lalu sekarang apa?

Baru tadi malam ia melewati malam panas bersama sang suami, kini malah melakukan dengan laki-laki lain. Wanita macam apa dirinya.

Kacau.

Satu kata yang bisa menggambarkan keadaan
Rose saat ini. Wanita itu mengacak rambutnya kemudian jatuh terduduk,

"Arrgghhh, kau bodoh, Rose.!" teriak Rose, ia
menyalahkan diri sendiri tanpa tahu ia sedang dipermainkan oleh keadaan. Tanpa tahu ia meminum obat yang mampu memanipulasi pikirannya. Membuatnya berhalunasi telah melewati malam panas bersama Perth yang nyatanya bukan.

Step Father (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang