SF 29

1.7K 99 6
                                    




Perth tahu, Jira tidak akan semudah itu memberinya restu. Menaklukkan tiga klien bukan masalah untuknya. Tapi ia yakin, ada sesuatu di balik permintaan ini selain tantangan untuk mendapat restu.

Yang entah apa itu?

Satu minggu waktu yang diberikan terkesan singkat.
Banyak hal yang perlu di persiapkan terutama mencari ide menarik agar dapat menjalin kerjasama, mengemas ide itu dalam sebuah proposal yang akan di presentasikan.

Dan dirinya beruntung memiliki Yatch, pria dengan kecakapan dan komunikasi yang tidak bisa di ragukan lagi. Hari ini sudah hari keempat. Hari kemarin ia sudah menaklukkan dua orang klien.

Sudah empat hari juga dirinya tidak bertemu Saint. Tidak ada komunikasi atau apapun itu. Saint masih belum punya ponsel di pertemuan terakhir mereka. Tidak ada acara tukar nomor.

Jira terlebih dulu memintanya pergi tanpa di jamu. Saat itu, ia jadi merasakan bagaimana rasanya harga diri di injak.

Hal yang dulu sering ia lakukan terhadap orang-orang yang ingin bekerja sama dengan dirinya namun ia tolak mentah-mentah.

Kala rindu menyerang ia hanya bisa menatap foto di
ponselnya. Memandangi foto Saint yang diam-diam ia ambil ketika kekasihnya itu tertidur dalam dekapannya.

Ya, mereka tidak bisa bertemu lagi sebelum Perth menyelesaikan tugas satu minggunya.

"Tuan, ini klien terakhir. Tuan Rafi ada di sana."
Yatch menghampirinya dan menunjuk pria paruh baya yang sedang bermain golf. Rata-rata tiga klien yang Jira berikan padanya, tidak ia kenali, semuanya terlihat sudah berumur dengan perut buncit kecuali klien yang ia temui kali ini.

"Langsung kesana saja, Tuan. Beliau sudah menunggu anda."

"Tuan Rafi." sapa Perth dengan wajah kaku tanpa
senyum tentu saja.

"Ah, anda pasti Tuan Tanapon. Anda masih muda
ternyata."

Perth menganggukkan kepalanya.

"Jadi mau bermain dulu? Sepuluh kali pukulan, dihitung dari banyaknya bola yang masuk. Mudah bukan? Jika saya kalah anda bisa presentasikan kerja sama yang anda tawarkan kepada perusahaan saya."

Tidak seperti dua klien sebelumnya. Kliennya kali ini
tidak mempertanyakan dirinya membawa wanita seksi atau tidak, atau bahkan menawarkan wanita seksi padanya. Sama sekali tidak. Hanya mengajaknya bermain golf.

Kalian salah jika Perth tengah memakai kemeja dan Jas. Tenang, ia tidak salah kostum sekarang karena di awal sekretaris Tuan Rafi telah memberitahu Yatch.

Hasil akhir 4-3. Perth berhasil memasukkan empat
bola sedangkan Rafi berhasil memasukkan tiga bola.
Perth menjadi pemenangnya.

Setelah mengambil istirahat sebentar. Rafi mengajak Perth ke salah satu ruangan untuk menepati janji.

"Ide yang bagus. Sejak kita bertemu tadi saya tahu
anda bukan orang biasa." Rafi meletakkannya berkas di meja.

"Tapi saya belum bisa menandatangi nya. Semua kerjasama yang saya lakukan harus sesuai dengan persetujuan cucu saya."

Kesabaran Perth benar-benar di uji.

"Di mana cucu anda?" tanyanya langsung dengan nada tak bersahabat.

"Tenang Tuan Tanapon, sebentar lagi cucu saya
datang."

Tidak takut pria paruh baya itu malah mengumbar
senyum.

"Grandpa!" Seorang bocah laki-laki berusia enam
tahun menghampiri Tuan Rafi dan keduanya
berpelukan.

"Siapa mereka, Grandpa?" tunjuk bocah itu pada
Perth dan Yatch.

Step Father (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang