40) Mas, maaf ... saya gak sengaja nguping.

3.3K 876 452
                                    

"Besok lo berangkat jam berapa, Nar?" tanya Narendra saat mereka bersiap pulang. Perempuan berambut sebahu yang pakai kardigan hitam untuk jadi luaran baju yang dikenakan, menatap Rendra dari spion.

"Setengah sepuluh, Mas."

"Katanya buka jam sepuluh?"

"Iya, kan mau rapi-rapi dulu sebelum buka."

"Oh." Narendra mengangguk dan mulai menyalakan sepeda motornya. "Besok berarti kita belajar buat lombanya sore. Kalo lo udah balik."

"Boleh, Mas. Sama Justin juga?"

"NGAPAIN NGAJAK JUSTIN?"

"Ih, Mas Rendraaa ... kaget saya!" Nara yang awalnya cukup ngantuk, sekarang matanya mendadak segar lagi. Dia memukul bahu lelaki yang pakai helm di depannya. 

"Lagian lo ngapain punya ide begitu? Gue gak suka diganggu!"

"Tapi kita kan satu kelompok."

"Kalo gue bilang gue gak mau diganggu, berarti gak! LO KENAPA SUKA BIKIN GUE KESEL, SIH?"

"Saya kan cuma tanya, Mas aja marah-marah melulu. Nanti saya aduin mami suruh Pak Jatmiko ke rumah lagi. Siapa tau kali ini darahnya Mas beneran naik!"

"Terserah lo deh, Nar."

Saat udah ada di area dekat rumah, hujan turun. Emang cuaca mendung malam ini. Narendra mendadak ngebut dan bikin Nara memegang erat bagian samping kanan dan kiri jaket yang dikenakan lelaki itu.

"BABY BOY BABY GIRL, SINI-SINI SAYANG! YA AMPUN ANAK MAMI BASAH BEGINI KAYA MOUSE KECEBUR."

Mami nunggu anak-anak pulang di teras setelah liat jendela kalau di luar hujan. Dia duduk di kursi depan sambil memegang dua handuk baru yang diambilnya di lemari.

Mami memberikan satu handuk pada Narendra, dan satu handuk lagi dia gunakan untuk menutupi kepala Nara dan menggosok-gosokkan handuk ke rambut basahnya. "Yuk baby girl, masuk! Mami bikinin teh hangat," katanya sambil merangkul Nara dan membawanya masuk ke dalam.

Narendra diam, memerhatikan mami yang lebih mengkhawatirkan Nara dibanding dia. Lelaki itu memilih untuk langsung pergi ke kamar dibanding bersuara karena takut nyakitin Nara lagi.

"Mami, Mas Narendra mana?" Nara yang baru aja sampai dapur bersama mami, menoleh ke belakang dan gak mendapati anak sulung Janitra di sana.

"Oh, iya. Ke mana dia?" Mami malah tanya balik. "Ya udah gak apa-apa. Kamu duduk dulu, Sayang. Nanti Mami bikinin kamu sama Narendra teh. Mungkin baby boy lagi ganti baju."

Ditunggu sampai jam sebelas, Narendra gak kunjung datang. Nara berinisiatif buat membawakan secangkir teh yang udah dingin ke kamar lelaki itu.

Dia mengetuk pintu kamar Narendra, gak lama kemudian Narendra buka pintu dan nanya ada apa. Mami benar, dia udah ganti baju sekarang.

"Mau kasih ini, Mas. Tadi ditungguin sama mami malah gak keluar-luar," ucap Nara sambil menyodorkan cangkir berisi teh manis pada Narendra.

Narendra melirik cangkir itu, kemudian berucap, "Gue gak mau minum teh."

"Terus Mas Rendra mau apa?"

Dia menggeleng, kemudian menutup pintu kamarnya lagi tanpa ngomong apa pun.

Nara menggeleng sambil menatap pintu kamar Narendra. Dia kenapa lagi?

***

Sore harinya ketika sampai di rumah, di sana ada Putri yang duduk di ruang tamu sama Mami Nesya. Mereka lagi ngobrol sesuatu sambil makan brownies. Saat Nara dan Narendra datang sepulang dari kedai, mami menyuruh mereka untuk bergabung.

Mas Narendra✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang