48) Mas, saya harap Mas Rendra pulang ke rumah.

2.9K 870 323
                                    

Dari kemarin, Nara gak semangat sekolah. Bangku di depannya yang biasa diisi sama Narendra, sekarang kosong. Lelaki itu mendadak menghilang dan gak bisa dikabari. Nara udah rutin kirim pesan buat nanyain Mas Rendra, tapi gak dibaca apalagi dibalas.

Mami sakit setelah ditinggal Narendra tanpa pamit. Rumah yang biasanya heboh karena ulahnya, mendadak sepi. Semua jadi berasa asing buat Nara. Dia harus ngelakuin apa supaya suasana rumah Janitra bisa kaya dulu?

Nara yang malam ini duduk di kursi belajarnya sambil memeluk boneka beruang putih yang dibeli Narendra waktu itu, menatap kosong ke depan.

Mas Narendra lagi apa?
Mas Narendra tinggal di mana sekarang?
Mas Narendra udah makan atau belum?
Mas Narendra kira-kira ketemu meng di jalan dan bikin dia bersin-bersin gak ya?

Nara menghela napas, kemudian melipat kedua tangan ke atas meja dan menaruh dagu di atas boneka beruang putih yang masih dipeluknya.

Dia melirik ke arah ponsel yang dibelikan Narendra beberapa waktu lalu, bingung harus gimana lagi supaya dia bisa berinteraksi sama Narendra.

Narendra itu nyebelin, sebelas dua belas sama Yanto, tapi kalo dia gak ada ... rasanya ada yang kurang. Nara gak pernah ngerasain perasaan kehilangan waktu jauh dari mahluk bernama Yanto, tapi kalau Narendra beda.

Nara meraih ponselnya dan kembali mengirim pesan ke Narendra. Dia tau bakalan sia-sia, tapi siapa tau pesannya berbalas, kan?

Perempuan yang baru keluar dari chatroom-nya dengan Narendra, menatap layar ponsel yang menampakkan pesan Justin di bagian paling atas aplikasi chat. Gak tau kenapa, ngeliat nama Justin bikin duduknya kembali tegak dan dia kepikiran sesuatu.

Justin
Nar, Narendra belum balik?

Nara
Belum, Justin
Nara
Besok kamu ada kegiatan lain gak sepulang sekolah?

Justin
Gak sih, kenapa?

Nara
Mau gak kalau nemenin saya cari Mas Rendra? Saya khawatir dia kenapa-napa, gak bisa dihubungin udah tiga hari

Justin
Oke siap

Nara tadi sempat diam di kamar mami cukup lama sebelum papi datang. Mami baru mau makan setelah dibujuk Nara dan disuapin. Dia gak mau keluar kamar dan terus nangisin Mas Narendra.

Papi jadi gak bisa lama-lama di kantor karena kepikiran sama kondisi mami. Dia takut mami ngelakuin hal yang nggak-nggak kalau lagi kacau begini. Nara jadi orang yang paling sering nemenin mami walau gak lagi banyak ngobrol.

Perempuan berambut sebahu yang memakai piyama pink bergambar kelinci ini gak bisa tidur. Dia terus mikirin gimana caranya nemuin Mas Narendra yang menghilang. Nara berharap bisa cepat-cepat berganti hari supaya dia bisa nyari Narendra.

Dia mengubah posisi jadi duduk, kemudian bangkit berdiri dan berjalan keluar dari kamar. Niatnya Nara mau pergi ke dapur dan pergi ke rooftop walau tau ini udah hampir tengah malam. Rooftop bisa sedikit ngobatin rasa rindunya sama Narendra.

"Mami, mami mau ke mana?" tanya Nara saat mami berjalan melewati kamarnya.

"Mau ketemu Narendra," ucap mami.

Nara mengikuti mami yang masuk ke dalam kamar Narendra, kemudian memanggil-manggil nama anaknya. Kamar Narendra kosong, karena pemiliknya pergi sejak tiga hari lalu.

"Mas Rendra belum pulang, Mami," lirih Nara yang berjalan di belakang mami. Dia takut kalau salah omong dan buat mami tersinggung.

Mami duduk di ranjang Narendra, kemudian nangis lagi. Nara duduk di sebelah mami dan memeluk wanita itu. Mami membalas pelukan Nara, tangisnya makin menjadi. Tubuhnya masih panas karena demam.

Mas Narendra✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang