34) Mas, saya takut banget.

3.2K 963 612
                                    

"Baby Boy, kamu udah beli hadiah buat Putri?"

Narendra yang tengah makan malam sama keluarganya, melambatkan kunyahan dalam mulut. Nara yang duduk di sebelah mami, ikut menatapnya.

"Belum," sahut Rendra, gak berminat.

"Kamu itu gimana sih, Sayang? Besok malem lho ultahnya."

"Suruh aja Pak Joko yang beli!" ucapnya ngegas. "Lagian Narendra gak mau dateng."

"Eh? Gimana sih? Kemaren Putri udah diajak jalan, besok malah gak mau dateng. Kasian lho, dia udah bela-belain ke rumah ngundang kamu baik-baik," oceh mami yang buat Nara mengangguk.

"Betul, Mas. Datang aja ke sana. Nanti saya temenin Mas Rendra beli kado buat Kak Putri ... itu kalau Mas mau, sih."

"Oke, selesai makan kita pergi."

Mata Nara membulat, gak nyangka kalau bakalan dadakan begini. Nara pikir, belinya besok pagi atau gimana gitu.

Mami yang duduk di sebelah Nara dan tengah mengunyah makanannya, kini mesam-mesem sambil melirik ke arah sang suami. Papi pura-pura terbatuk dan langsung minum ketika istrinya mengedipkan sebelah mata ke arah dia.

"Kenapa gak sekalian tadi belinya? Lo itu cukup ribet, ya, Mas?" dumel Tama yang dari tadi nyimak.

"Gak apa-apa, Baby Boy. Masmu itu mau sekalian nge-date sama Nara, mumpung malem minggu," ucap mami sambil terkekeh dan bikin Nara menelan makanan yang belum halus dikunyahnya.

"Ngomong apa sih, Mam?" Rendra menyahut sambil menatap mami dengan sinis.

Setelah makan, mami nyuruh Nara buat langsung balik ke kamar dan ganti piama dengan baju lain dulu karena mau keluar. Nara mengiyakan. Dia minta waktu lima menit ke Rendra karena harus menyiapkan diri.

Malam ini, Nara keluar dengan kaos oblong warna lilac yang oversize dan celana jeans. Dia menggendong tas selempang kecil berwarna hitam, kemudian berjalan mendekat ke arah Narendra yang udah menunggunya di sofa.

Lelaki yang memakai jaket hitam dan celana jeans warna senada, tersenyum tipis melihat tampilan perempuan di hadapannya.

"CIEEEEE, HATI-HATI KALIAN BABY-BABY-NYA MAMI," kata mami yang lagi nonton televisi di ruang keluarga sama papi. Tama ada di sofa sebrang dan kaya biasa fokus sama game.

"Iya, Mam. Nara sama Mas Rendra pergi dulu." Nara mendekat, menyalami tangan mami dan papi. "Tam, aku pergi dulu," lanjut Nara sambil melambaikan tangan ke arah anak bungsu Janitra. Tama mengangguk dan tersenyum lebar ke arah perempuan itu.

"Mas mau cari kado ke mana?"

"Mal yang tadi aja," kata Narendra sambil pakai helm. Nara juga pakai helm, soalnya mal ada di dekat kantor polisi.

"Kira-kira mau beliin apa, Mas?" tanya Nara yang memegang pundak Narendra, naik dan duduk di bagian belakang.

"Gak tau."

Sampai di sana, Nara tanya ke Rendra apa yang kira-kira Putri suka. Karena Nara tau, Rendra suka sama Putri. Pasti dia bisa kasih rekomendasi barang buat jadi hadiah.

"Dia suka ngumpulin stuff-stuff lucu, boneka, sepatu," Rendra menyebutkan beberapa hal sambil memikirkan apa lagi hal lain yang Putri suka. "Tapi tadi dia udah beli stuff yang berhubungan sama kuliahnya."

"Kalo gitu beli boneka atau sepatu aja, Mas!" kata Nara yang jalan di samping laki-laki itu. "Eh, tapi, kan ... Kak Putri udah kuliah sekarang. Kayanya sepatu lebih berguna gak sih?" Dia menoleh ke arah Rendra, minta pendapat. "Kalau boneka cuma jadi pajangan aja."

Mas Narendra✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang