54) Mas, jangan percaya Yanto!

4K 889 606
                                    

Libur sekolah semester satu, Nara udah sempet bilang ke mami kalau dia mau pulang kampung karena kangen sama almarhum ibu dan bapak. Nara ijin pulang sebentar ke sana buat nengok makam dan juga rumahnya yang udah ditinggal lama. Selama ini paling dibersihin sama tantenya dan itu pun gak setiap hari---karena tantenya sibuk juga sama keluarga dan jaga toko.

Pihak keluarga beberapa menyuruh Nara menjual rumah itu aja karena udah jarang ditempati, tapi Nara gak mau. Cuma rumah sederhana itu satu-satunya peninggalan bapak dan ibu, kalau dijual ... Nara gak punya lagi tempat buat pulang. Meski saudara-saudaranya di kampung sebelah bilang Nara bisa tinggal sama mereka, rasanya tetap lebih nyaman ada di rumah sendiri.

"Sayang, yuk siap-siap!" kata mami saat Nara tengah duduk di sofa sambil main ponsel. Dia lagi chat-an sama temen-temennya di kampung, Siti dan Rohmah, punya grup sendiri. Mereka berdua seneng pas denger kabar Nara mau pulang dan ajak Narendra.

Coba kirim foto kamu sama Mas Narendra, dong!

Tau nih Nara, udah hidup di kota malah gak pernah update, kita tuh kepo sama hidup kamu di sana tau!

Nara emang jarang bikin status di sosial media soal kehidupan pribadinya. Selain karena dia gak terlalu suka aktif di sosmed, dia takut nanti malah disebut pamer kalo terlalu umbar hidupnya setelah dibawa ke Jakarta sama keluarga Janitra.

Cuma pas pertama masuk aja dia kirim foto sekolah Janitra dan dirinya yang selfie pakai seragam. Dikirim ke grup chat yang isinya Siti dan Rohmah, juga dikirim ke tante dan beberapa saudara di kampung buat kasih kabar kalau dia beneran diurus sama keluarga Janitra.

Nara scroll isi galerinya, baru sadar kalau dia gak punya banyak foto berdua sama Narendra. Foto berdua yang Nara punya cuma pas ulang tahun Kak Putri. Itu difotoin Justin gara-gara Narendra iri.

Dia mengirim satu foto yang menurutnya paling bagus dan mengirimkan itu ke Siti sama Rohmah.

Wihhh, makin cantik kamu, Nar

Udah jadi orang kota asli sekarang, mainannya ke tempat mewah.

Omong-omong Masmu beneran ganteng kaya artis, iri banget pengen dirangkul jugaaaa

Pacarku yang paling ganteng di sekolah aja kalah sama Masnya Nara

Nara tersenyum saat melihat balasan keduanya. Padahal Siti sama Rohmah gak tau di hari itu juga Nara hampir kehilangan nyawa karena didorong Putri ke kolam.

Mereka cuma taunya Nara itu pacar Rendra, padahal sampe sekarang mereka deket tapi belum pacaran.

Narendra sempet tanya sama Nara, apa yang bisa dia lakuin biar Nara suka balik sama dia dan gak ngatain dia duplikat Yanto terus. Nara bilang, dia gak mau Narendra kaya Yanto yang suka ngejek dan ngata-ngatain Nara. Terus Nara juga gak suka kalo Mas Rendra udah marah karena dia gak bisa kontrol ucapannya, bikin orang sakit hati.

Laki-laki itu perlahan berubah sih. Udah ada kali satu setengah bulan dia gak lagi marah-marah ke Nara. Tapi kalo ketemu Justin, ya gitu. Masih suka kumat adu mulutnya. Justin iseng, suka ngeledekin Narendra. Narendranya sendiri juga selalu ngeladenin Justin. Dia suka narik-narik Nara dan gak ngebiarin Nara ada di deket Justin.

"Iya, Mam. Tama sama Mas Rendra mana?" Nara yang sore ini pakai dress selutut warna biru muda dengan pita biru tua, berdiri dan menghampiri wanita yang ada di dekatnya.

Gak lama kemudian, dua nama yang disebut muncul. Nara menahan senyum saat melihat Narendra dengan kaos putih polos dan jaket denimnya keliatan ganteng.

"BI NUNI, MBAK YU LASMI, SAYA SAMA ANAK-ANAK PERGI DULU!" pamit mami kaya biasa, sedikit meninggi suaranya karena dua wanita yang bekerja di keluarga Janitra ada di dapur.

Mas Narendra✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang