12) Mas, jalanan masih lega lho!

3.5K 1K 417
                                    

"Hai, Nara."

Jam sembilan lewat sepuluh menit di kantin sekolah, Justin datang menghampiri dia bersama gerombolannya.

Nara, Bayu, Tasya, dan Rendra yang lagi menunggu makanan mereka ... sekarang sama-sama menjadikan Justin pusat perhatian.

"Hai," sahut Nara sambil mendongakkan wajah, menatap Justin yang berdiri di sampingnya. "Kenapa ya manggil saya?"

"Lo suka acara teater, gak?"

Narendra kini menatap Justin dengan rahang mengeras.

"Suka, kenapa?" ucap Nara sambil mengangguk.

"Kebetulan banget, gue mau undang kalian buat ngehadirin acara teater gue," kata Justin. "Jal, kasih tiketnya ke Nara!" perintah salah satu cowok ganteng Janitra yang suka menindas orang lemah itu.

Laki-laki yang dipanggil Jal ini, memberikan tiket ke Nara.

"Makasih, Justin," kata Nara yang dibalas anggukannya. Nara melihat tiket yang diberikan temannya Justin, kemudian kembali menatap lelaki itu. "Mm, omong-omong cuma saya aja yang dikasih? Bayu, Tasya, sama Mas Rendra enggak?"

"Oh, Jal! Kasih tiketnya buat temen-temen Nara. Kecuali Rendra," ucap Justin penuh penekanan saat mengucap nama Rendra.

Narendra yang duduk di hadapan Nara, memerhatikannya dengan sinis.

"Kok gitu? Kenapa beda-bedain temen?" Nara protes. "Bayu sama Tasya dikasih, Mas Rendra enggak."

"Narendra gak suka acara teater," sahut Justin yang buat Nara mengangguk paham. Bayu dan Tasya ngucapin makasih dan keliatan ikut happy karena dapet tiket gratis dari Justin. Ini kejadian langka. "Oke, jangan lupa kalian dateng. Gue pergi dulu." Justin sempat mengacak rambut pendek Nara dan membuat mata Rendra melebar, kemudian pergi bersama teman-temannya menuju bangku yang lain.

"WOAAHHH, GILA-GILA, GEMETER BANGET. DAPET TIKET GRATIS DARI KAK JUSTIN. MIMPI APA GUE?" Tasya heboh. "LUCKY BANGET GUE JADI TEMEN LO, NAR. THANK YOU!" Tasya meraih tangan Nara yang duduk di sebelahnya dan bertingkah kaya cacing kepanasan. "AYAM COPOT! COPOT AYAM LO."

Nara dan Bayu yang juga sama-sama kaget karena Rendra menggebrak mejanya tiba-tiba, menahan tawa karena dengar Tasya yang mendadak latah.

"BISA GAK LO SEMUA DIEM? HAH?"

Ruangan kantin mendadak hening. Nara memerhatikan sekeliling, seolah dunia berhenti dalam satu detik setelah dengar Mas Narendra marah.

"Mas? Mas kenapa?" tanya Nara sambil menatap manik mata Rendra. "Marah sama Justin gara-gara gak dapet tiket teater juga?" ucapnya pelan. Malu karena mereka jadi pusat perhatian. Untungnya gak bertahan lama karena setelah itu mereka fokus sama aktivitasnya lagi masing-masing.

Narendra mendengus sebal. "Ngapain gue marah? Acara teater dia gak penting!"

"Terus?" Nara menaikkan satu alis ke atas.

"Gue gak mau lo dateng ke sana, ngerti?" desis Narendra sambil menunjuk tiket yang ada di dekat Nara. "Kalau lo masih mau dateng, pulang sekolah nanti lo balik sama Tama dan Pak Joko!"

***

"Gila, lo beneran disuruh balik sama supir dan adiknya dia? Wah bener-bener gak waras tuh Narendra," nyinyir Tasya saat tau Narendra serius sama ucapannya.

Pulang sekolah ini, Bayu dan Tasya jalan sama Nara di lapangan menuju depan sekolah. Tasya merangkul bahu Nara, dan Bayu berjalan di sebelah kedua perempuan yang jadi temannya.

"He'em, tapi ya gak apa-apa. Pulang sama dia atau pulang sama Tama gak ada beda kok."

"Gue rasa Narendra suka sama lo, iya kan, Bay?" Tasya minta persetujuan Bayu, dan dibalas anggukan cowok tambun itu.

Mas Narendra✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang