3) Mas, boleh pinjem ponselnya, gak?

4.2K 1.1K 373
                                    

"Morning baby boy and baby girl-nya Mami, yuk sarapan dulu sebelum ke sekolah biar gak lapar," ucap Mami yang pagi ini udah tampil cantik dan wangi. Rasanya kaya bukan ibu beranak dua. Dia menyuruh Bi Nuni dan pekerja yang lain untuk sarapan di dapur, sementara Mami menyiapkan makanan untuk dia juga anak-anak di meja makan.

 Dia menyuruh Bi Nuni dan pekerja yang lain untuk sarapan di dapur, sementara Mami menyiapkan makanan untuk dia juga anak-anak di meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Om ke mana, Mami?" tanya Nara yang udah pakai seragam lengkap, warnanya kelihatan beda sendiri ... masih putih bersih karena baru dipakai. Seragamnya wangi karena sebelumnya udah dicuci dan disetrika sama asisten rumah tangga di rumah ini.

"Om? Panggil papi, Sayang," ralatnya.

"Oh, iya maksud Nara ... P-papi." Masih agak susah buat dia beradaptasi di keluarga ini.

"Papi masih ada di luar kota, besok baru pulang katanya." Dia menuangkan susu kotak ke dalam tiga gelas untuk anak-anaknya, kemudian mendekatkan gelas-gelas itu ke mereka. "Jangan lupa diminum susunya sebelum berangkat, ya? Biar kuat."

"Kuat menghadapi cobaan hidup," celetuk Narendra yang tengah mengunyah roti bakarnya dan bikin alis Mami bertaut.

"Ngomong apa kamu, Mas? Coba ulang?"

"Hah? Ngo-ngomong ... today is a good day. Yeah, is a good day hahaha. Cuacanya cerah. Tuh, keliatan dari sini."

Mami sempat menatap si sulung sebentar, sebelum akhirnya mengangguk. "Nanti kamu berangkat sama Nara, Mas. Mulai sekarang kalian pergi dan pulang sekolah bareng."

"WHAT? GAK, GAK ADA!"

"Emang kenapa sih? Sekalian, Mas, sama-sama ke sekolah kok." Mami sekarang duduk di tempatnya yang berhadapan dengan Tama.

"Biar dia dianterin sama Pak Joko bareng Tama. Kenapa sih harus sama Rendra melulu?"

"Mami maunya Nara sama kamu," ucap Mami yang gak mau dibantah. "Kalau kamu gak mau, biar nanti mami bilang ke Pak Joko kalian bertiga pulang dan pergi dijemput sama dia pake mobil bareng-bareng sampe lulus."

Narendra menghela napas lelah. Sejak Nara datang, Rendra merasa kesal karena sering diancam mamanya sendiri. Apa spesialnya Nara, sih?

"Narendra? Mami butuh kepastian, jangan digantungin gini dong! Jadi deal atau gak?"

"Emangnya Rendra bisa nolak mau Mami?" jawabnya ketus. Sekeras apa pun dia menentang maunya, Mami sebagai Nyonya Besar di rumah akan selalu menang.

"Good, kamu emang penurut my baby boy. Mami loves you."

"Hm."

"Kamu gak sayang Mami juga?" Mami menatap Narendra dengan tatapan sedih.

"I love you too, Mam."

"Aw, sweet."

Di sebelahnya, Narendra dengar Tama menertawakan dia. Entahlah, Narendra gak paham kenapa Mami memperlakukan dia dan Tama yang udah tumbuh remaja ini kaya masih umur tiga tahun.

Mas Narendra✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang