19) Mas, masih nyimpen pemberian saya?

3.5K 983 518
                                    

"Mami bilang apa kemarin, kalian tuh gak pada dengerin maminya kalo diomongin. Mami tuh kalo ngomong pasti bener! Liat kan sekarang, hiks, papiiiii ... papi ngomong juga dong, belain mami! Anak-anak bikin khawatir pake segala ngelawan begal. Kalau mereka ikut kenapa-napa gimana? Kalian mau bikin Mami gila, hah?"

"Mami, udah, Mam. Jangan banyak marah-marah. Tenang." Papi menenangkan dan membawa istri cantik tapi cerewetnya itu dalam pelukan.

Malam ini di ruang keluarga Janitra, kelima anggota inti Janitra berkumpul di sana. Termasuk Nara. Papi langsung pulang ke rumah setelah dengar kabar dari sang istri kalau anak-anak dibegal. Pikirannya kalut, untung saat dia sampai rumah, Pak Joko kasih tau yang sebenarnya kalau anak-anak gak dibegal, tapi bantuin Justin ngelawan begal.

Dari tadi, mami nangis gak berhenti. Seolah-olah anaknya sekarat. Udah banyak tisu yang digunakan, padahal Narendra udah jelasin kalau dia gak luka parah, cuma kena pukulan di beberapa bagian wajah ... itu juga udah diobati Nara. Nara juga baik-baik aja karena tadi ngelawan begal yang gak bawa senjata. Darah yang ada di seragamnya itu darah Justin.

"Tapi lebih nyesel lagi kalau kita gak ngelakuin apa pun buat nolong Justin, Mam. Gimana pun Justin temen kita," ucap perempuan berambut sebahu yang duduk di sebelah Narendra. Narendra mengangguk. Seandainya mereka gak lewat sana, mungkin besok akan ada kabar buruk di berita yang menampilkan mengenai Justin.

"Apa pun alasannya, besok-besok lagi Mami gak mau denger kalian kaya gini, ngerti? Baby boy, pulang lewat jalur biasa! Gak apa macet, yang penting selamat sampai rumah. Kalo kamu gak nurut, jangan salahin Mami kalau Mami sewa sepuluh bodyguard buat jagain kalian."

"Hm," sahut Rendra singkat. Dia juga udah bahas ini tadi. Rendra tetap gak mau pakai bodyguard buat ngikutin mereka ke mana-mana. Mama awalnya keukeuh, tapi karena papi bantu anak-anak buat bujuk istrinya ... Mami mutusin buat gak mendesak soal ini lagi.

"Iya, Mam. Maafin Nara sama Mas Rendra, ya. Udah bikin Mami nangis. Nara ngerasa bersalah banget lho ini," imbuh Nara yang buat mami memasang wajah lucu.

"Uh, my baby girl so cute. Narendra bahkan hampir gak pernah minta maaf setiap kali dia buat salah," ucapnya sambil terisak.

"Mami jangan nangis lagi, Nara takut almarhumah ibu marah kalau bikin Mami begini. Nara udah janji sama ibu, gak akan nakal di sini."

"Gak, Sayang. Mami bukan nangis gara-gara kalian nakal, tapi karena khawatir kalian kenapa-napa. Mami sama papi tuh maunya kalian bisa tumbuh baik-baik aja dan sehat selalu gitu, lho," ucap mami sambil natap anak-anaknya. Cukup sekali dia merasa kehilangan, dia gak mau kehilangan lagi.

***

"Lapor Nyonya, Tuan, itu di depan banyak wartawan. Mau meliput berita soal Narendra sama Nara yang nolong Justin dibegal kemarin."

Mereka yang lagi mengunyah sarapannya, refleks menjadikan Bi Lasmi---yang bertugas membersihkan rumah---pusat perhatian. Tadi Bi Lasmi mau nyiram tanaman di kebun depan rumah, tapi dia lihat banyak orang yang udah nunggu buat dapat info terkini soal Justin si calon aktor baru yang namanya mulai naik.

Di berita pagi udah ramai berita penemuan rekaman CCTV di mana Justin diserang empat orang yang mengenakan dua sepeda motor di pertigaan sepi yang jarang dilalui orang. Di sana juga terlihat dua orang yang datang membantunya dan setelah dicari tau ternyata mereka bagian dari keluarga Janitra. Keempat begal itu udah ditangkap, keluarga Justin gak diam gitu aja. Anaknya terluka, mereka bertindak cepat untuk proses masalah ini.

"Biar nanti itu jadi urusan saya," kata mami.

"Baik, Nyonya." Setelahnya, Bi Lasmi menjauh dari mereka.

Mas Narendra✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang